RAHASIA MAKRIFAT
RAHASIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH
Ada pun makrifat itu rahsianya ialah :- Mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah, oleh kerana itulah makrifat dimulakan :-
1. Makrifat diri yang zahir.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
APA GUNA MAKRIFAT ?
Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yg baharu sebagaimana kata:-
"AWALUDDIN MAKRIFATULLAH"
Awal ugama mengenal Allah
Awal ugama mengenal Allah
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baharu serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baharu,maka dapatlah membezakan diantara Tuhan dengan hamba.
BAITULLAH KALBU MUKMININ
Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi sehingga aqil baliq diibaratkan bunga yang sedang menguntum, tidak ada seekor ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya!
Apabila dewasa (aqil baliq) maka hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang, maka masuklah ulat dan kumbang menjelajah bunga itu!
Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti hati kanak-kanak yang suci-bersih!
Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik!
Sekiranya tutup itu tidak jaga dengan baik atau tutupnya sudah rosak, maka masuklah semut hitam yang sememangnya gula itu makanannya!
PEPERANGAN :-
Peperangan yang lebih besar dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah "Peperangan dalam diri sendiri (Hati)", setiap saat denyut jantung ku ini, aku akan terus berperang.
Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merosakkan anak Adam!
Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), nescaya aku pasti kecundang!
Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir!
6,666 sehari semalam nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia kecundang!
ASAL USUL MAKRIFAT
Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah.
Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan Basri.
Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.
Habib An Najmi mengajar kepada Daud Attaie.
Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.
Sirris Sakatari mengajar kepada Daud Assakatar.
Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi.
Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.
Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber iaitu:
1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan
● Makrifat Musyahadah.
● Makrifat Musyahadah.
2. Pancaran daripada sumber KHALUAT yang dinamakan
● Makrifat Insaniah.
● Makrifat Insaniah.
3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan
● ROHANI.
● ROHANI.
4. Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan
● JIRIM.
● JIRIM.
Maka dari sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit.
API - MA'RIFATULLAH
Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.
Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi.
(buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1)
(buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1)
Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya.
Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.
Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu, dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu “ ALLAH ”.
Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.
Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang Maha Esa itu bagi kita…?
Allah, Zat yang Maha Esa, berpesan :-
“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “
Maksudnya :- Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu satu.
Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.
Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja, yaitu Allah.
Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.
ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.
• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi,
Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.
Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya:-
Qul Huwallahu Ahad., Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah.
Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.
Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.
Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.
Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :-
Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).
Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.
Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan.
(Silahkan bertanya kepada ahlinya)
(Silahkan bertanya kepada ahlinya)
Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah).
Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.
Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.
Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).
Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi :-
A.I.U
Setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.
Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.
Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.
Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.
Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja
yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.
Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah).
Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu huruf Alif.
Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN,
Tidak ada huruf dan tiada suara,
Tidak ada huruf dan tiada suara,
Inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.
Tarku Mayiwallah
(meninggalkan selain Allah)
(meninggalkan selain Allah)
Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah
(tidak ada yang ada hanya Allah).
(tidak ada yang ada hanya Allah).
Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah....
Seandainya juga belum dapat dipahami maka { Tanyakanlah kepada akhlinya. }
Seandainya juga belum dapat dipahami maka { Tanyakanlah kepada akhlinya. }
( Sumber dari : RAHSIA MAKRIFAT / Mansor Bin Yaakob )
Makrifatullah adalah satu anugerah.
Makrifatullah adalah satu anugerah. Dia sendiri yang akan memperkenalkan Diri-Nya. Tiada siapa yg mampu mengenal-Nya tanpa keizinan-Nya.
Dia memberi kepada sesiapa yang dia kehendaki. Itu adalah hak mutlak Allah swt. Jangan melemahkan Diri-Nya dengan bersangka hanya golongan atau individu tertentu sahaja yang layak.
Dia Maha Mengetahui & Maha Bijaksana.
Al-Baqara (2:105)
مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَلَا ٱلْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu. Tetapi secara khusus Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah pemilik karunia yang besar.
Al-Baqara (2:269)
يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Al-Jumu'a (62:4)
ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.
Al-Ankaboot (29:21)
يُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَآءُ ۖ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ
Dia (Allah) mengazab siapa yang Dia kehendaki dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.
Jalan ke arah itu bukanlah mudah namun tidak mustahil. Seorang salik itu harus banyak muhasabah & mujahadah diri. Dalam kata lain berbanyaklah bertaubat & bersabar. Jangan sekali - kali menuduh Allah tidak adil kerana Dia lebih mengetahui apa yang Dia lakukan. Keikhlasan & pergantungan sepenuhnya kepada-Nya adalah kunci utama.
Namun ada juga hamba yang dikurniakan tanpa melakukan apa - apa. Di sini Dia hendak menunjukkan Dia boleh melakukan apa sahaja tanpa sebab. Sekali lagi jangan melemahkan Diri-Nya.
Al-Ankaboot (29:11)
وَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ
Dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang yang munafik.
Hanya Allah yang tahu sama ada kita layak atau tidak, kerana sebelum kurnia diberi pasti akan diuji dahulu untuk memantapkan tahap keimanan.
Al-Ankaboot (29:2)
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?
Al-Ankaboot (29:3)
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ
Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.
Oleh itu bersabarlah dan jangan ada sebesar zarah pun di hati mu selain Allah, Insya Allah, Dia akan menunaikan janji-Nya.
Al-Ankaboot (29:5)
مَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ ٱللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ لَءَاتٍ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱ�
MENDAPAT TAUFIK DAN HIDAYAH Sumber Al-hikmah datangnya daripada Allah Swt, Dia memberi kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya. Apabila seseorang berjaya mendapat Anugerah Al-hikmah, sesungguhnya dia telah mendapat Taufik ke arah penguasaan llmu bermanfaat dan Amal Soleh yang serasi dengan lmunya. Dengan itu, berbahagialah dia di dunia dan akhirat. Ayat itu juga memberikan pengertian Hikmah dengan lebih luas seterusnya memberikan bimbingan kepada Manusia supaya menggunakan Akal sebagai Kurniaan paling Mulia kepada mereka dengan cara yang benar. Siapa yang diberi lmu berguna oleh Allah Swt dan kemudian diberi petunjuk cara menggunakan Akal untuk menuju ke jalan yang benar sesungguhnya orang itu mendapat petunjuk serta kebaikan di Dunia dan Akhirat. Dia akan dapat menggunakan Amalan yang ada dalam Dirinya, seperti penglihatan, pendengaran, hati dan fikirannya ke jalan yang benar demi kesenangan sendiri seterusnya berserah diri kepada Allah Swt, Allah Penciptanya. Allah lah Asal dan sumber segala sesuatu dan kepada Allah lah semuanya akan berakhir. Manusia tidak akan menerima Bisikan Syaitan yang akan mengotori Diri Sendiri dengan berbuat Dosa. Dia percaya segala sesuatu berlaku menurut ketentuan dan takdir ALLAH SWT. Menerusi fikiran dan perasaan seperti ini, Hatinya menjadi lapang, perasaannya menjadi tenang sambil jiwanya dipenuhi dengan kedamaian untuk mengharung Malam serta Siang.
.Berjalan sendirian" atau "Kesendirian" itu bukanlah bermaksud sentiasa menjauhkan diri hingga tidak mau bercampur dengan orang lain. la bermaksud "Sentiasa berada didalam keasyikan DIRI", walau di manapun dia berada, sendirian ataupun dengan banyak orang. Orang seperti ini, sudah tidak terpengaruh dengan situasi atau permasalahan apapun, tetap tenang, asyik dan gembira didalam kesendiriannya. Para Nabi sendiri pun sering "Berkhalwat" atau berada didalam "Kesendirian" pada setiap detik, dalam situasi sendirian ataupun ketika berada didalam kumpulan orang yang banyak. Bila difahami, "Kesendirian" inilah pencapaian "Fana". Bila segalanya fana dan binasa, yang tinggal hanyalah "HAKIKAT DIRI YANG TIDAK BINASA" "Matikanlah diriMu dihadapan Allah, tiada yang Wujud selainNya" Sesungguhnya Allah itulah tujuan kita yang terakhir. Siapa yg selalu mendapati Allah bersamanya maka dia mendapatkan segala sesuatu Siapa yg kehilangan Allah maka dia kehilangan segalanya Siapa yg mendapati Allah bersamanya . Maka apa yg hilang darimu Siapa yg kehilangan Allah. Apa yg dia dapat .
( Sumber dari FB :Iwan Kecikh )
TAHAPAN TERTINGGI
Alasan Makrifat Menjadi Tahapan Tertinggi Rasulullah saw pernah menyebutkan bahwa Makrifat adalah Maqam tertinggi, kerana setelah mencapai tahapan Makrifat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah Saw barulah seseorang boleh menerapkan segala ibadah yang dianjurkan oleh Agama. Guru Mursyid mengatakan bahwa Makrifat mempunyai jangkauan yang Nilai kemanusiaan yang harus berhias akhlak Allah swt.
Pergaulan Orang Arif bila telah sampai ke tingkat ini bagaikan pergaulan dengan Allah swt. Bahkan isteri Nabi saw, Aisyah ketika ditanya tentang Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an yang tersirat Lalu mengapa Makrifat menjadi suatu Puncak tahapan dalam mencapai Nur Ilahi dan Mengenal Allah dengan Sempurna. Orang yang telah mencapai tahapan Makrifat setidaknya akan mengikuti Akhlak Rasulullah saw.
Menurut Guru Murshid ada tiga tanda orang Arif orang yang telah mencapai tahap Makrifat
● Cahaya Makrifat tidak memadamkan Cahaya kerendahan Hatinya.
● Tidak mengakui secara Batiniah, Ilmu yang bertentangan dengan Mentauhidkan Diri sendiri.
● Nikmat Allah swt yang banyak itu tidak mengiringnya untuk melanggar larangan Allah swt.
Kesimpulannya adalah bahwa Makrifatullah atau Mengenal Allah adalah Awal kita beragama yang Artinya tahapan Makrifat adalah tahapan yang tertinggi dari pada tahapan tahapan yang lain yang merupakan dasar tahapan. Dengan mencapai Makrifat maka segala Ibadah akan bermakna kerana kita Mengenal siapa yang kita Sembah. Jika Makrifatullah adalah Awal beragama, lalu apa Akhir dari Agama? Akhir dari berAgama juga Makrifatullah kerana Makrifatullah adalah RUH dari Agama..
( Sumber dari Hamin Tehupelasury ke
Dia memberi kepada sesiapa yang dia kehendaki. Itu adalah hak mutlak Allah swt. Jangan melemahkan Diri-Nya dengan bersangka hanya golongan atau individu tertentu sahaja yang layak.
Dia Maha Mengetahui & Maha Bijaksana.
Dia Maha Mengetahui & Maha Bijaksana.
Al-Baqara (2:105)
مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَلَا ٱلْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu. Tetapi secara khusus Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah pemilik karunia yang besar.
Al-Baqara (2:269)
يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Al-Jumu'a (62:4)
ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar.
Al-Ankaboot (29:21)
يُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَآءُ ۖ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ
Dia (Allah) mengazab siapa yang Dia kehendaki dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.
Jalan ke arah itu bukanlah mudah namun tidak mustahil. Seorang salik itu harus banyak muhasabah & mujahadah diri. Dalam kata lain berbanyaklah bertaubat & bersabar. Jangan sekali - kali menuduh Allah tidak adil kerana Dia lebih mengetahui apa yang Dia lakukan. Keikhlasan & pergantungan sepenuhnya kepada-Nya adalah kunci utama.
Namun ada juga hamba yang dikurniakan tanpa melakukan apa - apa. Di sini Dia hendak menunjukkan Dia boleh melakukan apa sahaja tanpa sebab. Sekali lagi jangan melemahkan Diri-Nya.
Namun ada juga hamba yang dikurniakan tanpa melakukan apa - apa. Di sini Dia hendak menunjukkan Dia boleh melakukan apa sahaja tanpa sebab. Sekali lagi jangan melemahkan Diri-Nya.
Al-Ankaboot (29:11)
وَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ
Dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang yang munafik.
Hanya Allah yang tahu sama ada kita layak atau tidak, kerana sebelum kurnia diberi pasti akan diuji dahulu untuk memantapkan tahap keimanan.
Al-Ankaboot (29:2)
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?
Al-Ankaboot (29:3)
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ
Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.
Oleh itu bersabarlah dan jangan ada sebesar zarah pun di hati mu selain Allah, Insya Allah, Dia akan menunaikan janji-Nya.
Al-Ankaboot (29:5)
مَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ ٱللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ لَءَاتٍ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱ�
MENDAPAT TAUFIK DAN HIDAYAH Sumber Al-hikmah datangnya daripada Allah Swt, Dia memberi kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya. Apabila seseorang berjaya mendapat Anugerah Al-hikmah, sesungguhnya dia telah mendapat Taufik ke arah penguasaan llmu bermanfaat dan Amal Soleh yang serasi dengan lmunya. Dengan itu, berbahagialah dia di dunia dan akhirat. Ayat itu juga memberikan pengertian Hikmah dengan lebih luas seterusnya memberikan bimbingan kepada Manusia supaya menggunakan Akal sebagai Kurniaan paling Mulia kepada mereka dengan cara yang benar. Siapa yang diberi lmu berguna oleh Allah Swt dan kemudian diberi petunjuk cara menggunakan Akal untuk menuju ke jalan yang benar sesungguhnya orang itu mendapat petunjuk serta kebaikan di Dunia dan Akhirat. Dia akan dapat menggunakan Amalan yang ada dalam Dirinya, seperti penglihatan, pendengaran, hati dan fikirannya ke jalan yang benar demi kesenangan sendiri seterusnya berserah diri kepada Allah Swt, Allah Penciptanya. Allah lah Asal dan sumber segala sesuatu dan kepada Allah lah semuanya akan berakhir. Manusia tidak akan menerima Bisikan Syaitan yang akan mengotori Diri Sendiri dengan berbuat Dosa. Dia percaya segala sesuatu berlaku menurut ketentuan dan takdir ALLAH SWT. Menerusi fikiran dan perasaan seperti ini, Hatinya menjadi lapang, perasaannya menjadi tenang sambil jiwanya dipenuhi dengan kedamaian untuk mengharung Malam serta Siang.
.Berjalan sendirian" atau "Kesendirian" itu bukanlah bermaksud sentiasa menjauhkan diri hingga tidak mau bercampur dengan orang lain. la bermaksud "Sentiasa berada didalam keasyikan DIRI", walau di manapun dia berada, sendirian ataupun dengan banyak orang. Orang seperti ini, sudah tidak terpengaruh dengan situasi atau permasalahan apapun, tetap tenang, asyik dan gembira didalam kesendiriannya. Para Nabi sendiri pun sering "Berkhalwat" atau berada didalam "Kesendirian" pada setiap detik, dalam situasi sendirian ataupun ketika berada didalam kumpulan orang yang banyak. Bila difahami, "Kesendirian" inilah pencapaian "Fana". Bila segalanya fana dan binasa, yang tinggal hanyalah "HAKIKAT DIRI YANG TIDAK BINASA" "Matikanlah diriMu dihadapan Allah, tiada yang Wujud selainNya" Sesungguhnya Allah itulah tujuan kita yang terakhir. Siapa yg selalu mendapati Allah bersamanya maka dia mendapatkan segala sesuatu Siapa yg kehilangan Allah maka dia kehilangan segalanya Siapa yg mendapati Allah bersamanya . Maka apa yg hilang darimu Siapa yg kehilangan Allah. Apa yg dia dapat .
( Sumber dari FB :Iwan Kecikh )
( Sumber dari Hamin Tehupelasury ke
TAHAPAN TERTINGGI
Alasan Makrifat Menjadi Tahapan Tertinggi Rasulullah saw pernah menyebutkan bahwa Makrifat adalah Maqam tertinggi, kerana setelah mencapai tahapan Makrifat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah Saw barulah seseorang boleh menerapkan segala ibadah yang dianjurkan oleh Agama. Guru Mursyid mengatakan bahwa Makrifat mempunyai jangkauan yang Nilai kemanusiaan yang harus berhias akhlak Allah swt.
Pergaulan Orang Arif bila telah sampai ke tingkat ini bagaikan pergaulan dengan Allah swt. Bahkan isteri Nabi saw, Aisyah ketika ditanya tentang Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an yang tersirat Lalu mengapa Makrifat menjadi suatu Puncak tahapan dalam mencapai Nur Ilahi dan Mengenal Allah dengan Sempurna. Orang yang telah mencapai tahapan Makrifat setidaknya akan mengikuti Akhlak Rasulullah saw.
Menurut Guru Murshid ada tiga tanda orang Arif orang yang telah mencapai tahap Makrifat
● Cahaya Makrifat tidak memadamkan Cahaya kerendahan Hatinya.
● Tidak mengakui secara Batiniah, Ilmu yang bertentangan dengan Mentauhidkan Diri sendiri.
● Nikmat Allah swt yang banyak itu tidak mengiringnya untuk melanggar larangan Allah swt.
Kesimpulannya adalah bahwa Makrifatullah atau Mengenal Allah adalah Awal kita beragama yang Artinya tahapan Makrifat adalah tahapan yang tertinggi dari pada tahapan tahapan yang lain yang merupakan dasar tahapan. Dengan mencapai Makrifat maka segala Ibadah akan bermakna kerana kita Mengenal siapa yang kita Sembah. Jika Makrifatullah adalah Awal beragama, lalu apa Akhir dari Agama? Akhir dari berAgama juga Makrifatullah kerana Makrifatullah adalah RUH dari Agama..
0 comments:
Catat Ulasan