HAKIKAT SYUKUR MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.

 


HAKIKAT SYUKUR MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.
Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dalam pandangan ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Sang Pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut diri-Nya sebagai “Yang Maha Mensyukuri” (Asy-Syakur) dalam erti yang meluas. Maksudnya, Dia akan membalas para hamba atas syukur mereka. Membalas syukur juga disebut sebagai syukur.
Ada pula ahli hakikat yang mengatakan bahawa hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (al-muhsin) dengan mengingat-ingat kebaikannya. Syukur hamba kepada Allah bererti memuji-Nya dengan mengingat-ingat kebaikan yang Allah berikan. Sedangkan syukur Allah kepada para hamba adalah pujian-Nya atas si hamba dengan menyanjung kebaikannya.
Keebaikan budi pekerti seorang hamba adalah ketaatannya kepada Allah, dan kebaikan Allah adalah kemurahan-Nya memberi nikmat kepada hamba-Nya. Syukur hamba yang sebenarnya itu pengakuan lisan dan ketetapan hati akan nikmat yang diberikan Tuhan.
Syukur terbahagi beberapa bahagian:
1. Syukur dengan lisan, yakni mengakui nikmat yang diberikan dengan aktualisasi ketundukan.
2. Syukur dengan anggota tubuh, yakni aktualisasi dengan komitmen pemenuhan hak dan kewajiban, serta pengabdian.
3. Syukur dengan hati, yakni bersimpuh di atas permaidani syuhud (penyaksian Allah) dengan mengekalkan penjagaan kesucian (kehormatan). Contohnya, bentuk syukur mata adalah dengan menutupi aib yang engkau lihat pada diri temanmu. Syukur telinga adalah menutupi aib yang kau dengar darinya. Syukur orang yang alim terwujud dalam keseluruhan ucapannya. Syukur ahli ibadah terwujud dalam perbuatannya. Syukur kaum ahli makrifat terwujud dengan sikap istiqomah mereka di jalan Allah dalam banyak keadaan (ahwal) mereka.
Keyakinan mereka bahwa semua kebaikan yang mereka jalani, ketaatan, penghambaan, serta dzikir yang mereka jalankan, semuanya berkat taufik, nikmat, pertolongan, dan daya upaya Allah. Pengakuan tentang kelemahan, kehinaan, kebodohan, kemiskinan dan kefakiran mereka di depan Allah juga merupakan bentuk syukur para ahli makrifat.
Abu Bakar Al-Warraq juga mengatakan, “Mensyukuri nikmat bererti menyaksikan dan menjaga kesucian-Nya."
Salam Santun Dan Salam Tauhid.
( Sumber dari Sukmadia Muhammad Dan Mawaddah Wahrahmah. )
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan