Kenapa IMAM MAHDI afs di"ghaib"kan oleh Allah Swt

 



Kenapa IMAM MAHDI afs di"ghaib"kan oleh Allah Swt
"BELAJAR SEJARAH ISLAM, DEMI KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT". Bagian ke 3 . . .
Imam Muhammad bin Hasan AL-MAHDI afs, adalah Imam terakhir dari 12 Imam Ahlulbait Nabi saw. Beliau adalah Imam Akhir Zaman yang ditunggu-tunggu kemunculan nya oleh pengikut Syiah Ahlulbait Nabi saw dari ke"ghaib"an nya yang panjang.
Untuk mengetahui mengapa Allah Swt meng"ghaib"kan hujjah-Nya dari manusia, kita harus menelusuri mulai dari kehidupan ayahandanya yaitu Imam Hasan al-Asykari, Imam Ahlulbait ke 11.
Imam Ahlulbait ke 11, Imam Hasan bin Ali al-Asykari as wafat hari Jumat 8 Rabiul Awal 260 H, dalam usia 28 tahun. Beliau dimakamkan di rumahnya yang juga menjadi lokasi pemakaman ayahanda beliau Imam Ali bin Muhammad al-Hadi as (Imam Ahlulbait ke 10) di Samara, Irak.
Al Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat 15 Sya'ban tahun 255 H, di dalam kamar bawah tanah rumah mereka di Samara menurut riwayat yang masyhur. Ibunda beliau adalah Nargis. Yang mengurus kelahiran bayi Al-Mahdi as adalah adik Imam Hasan Asykari as, putri Imam Jawad as.
Imam Hasan Asykari as merahasia kan kelahiran dan perkara putranya ini karena tuntutan situasi dan kondisi sulit zaman itu, karena hebatnya upaya pihak penguasa Bani Abbasiyah mencari putranya untuk dibunuh, karena merasa terancam dengan kelahiran sang Juru Selamat Akhir Zaman.
Pihak penguasa Bani Abasiyyah melakukan upaya serius mencari putranya, dikarenakan informasi yang beredar di kalangan pengikut Syiah Imamiyah tentang putra Imam Hasan al-Asykari as yang ditunggu-tunggu mereka sebagai Imam Zaman.
Imam Hasan Asykari as tidak ingin putranya dikenal oleh masyarakat pada masa hayatnya, karena akan membahayakan jiwanya. Setelah kewafatan Imam Hasan al-Asykari as, orang banyakpun masih saja belum tahu tentang keberadaan putranya.
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa kelahiran Al-Mahdi putra Imam Hasan Asykari akan terjadi dengan tersembunyi dan penuh kerahasiaan. Sebagaimana kelahiran Nabi Musa as yang luput dari pengawasan Fir'aun. Kerahasia an kelahiran Imam Mahdi as adalah untuk menjaga beliau agar mampu menjalankan misinya di masa datang.
Riwayat yang disampaikan oleh Syekh Shaduq dalam kitab Kamaluddin (hal 315) dan dalam kitab Kifayat al-Atsar karya Khazaz (hal 317), yang disandarkan pada hadis Imam Hasan bin Ali as yang berkata :
"Tidakkah kalian mengetahui bahwa tidak seorangpun dari kami hidup kecuali leher kami diancam untuk berbaiat kepada penguasa zamannya, kecuali Al-Qaim (Al-Mahdi), yang Isa putra Maryam nanti akan shalat dibelakangnya ?"
"Sesungguhnya Allah Swt menyembunyikan kelahirannya dan meng"ghaib"kan dirinya agar tidak ada ancaman berbai'at pada lehernya saat muncul".
"Dia adalah keturunan yang ke 9 dari saudaraku Husain, putra pemimpin para wanita. Allah memanjangkan umurnya pada masa ke"ghaib"annya. Kemudian Allah memunculkannya dengan kekuasaan-Nya".
Syekh Saduq juga meriwayatkan hadis dari jalur Imam Ali as yang berkata :
"Sesungguhnya Al-Qaim dari keluarga kami, jika dia muncul tidak ada ancaman pada lehernya untuk berbai'at pada seorangpun. Oleh karena itu, kelahirannya dirahasia kan dan dirinya di"ghaib"kan". (Kitab Kamaluddin hal 303).
Hadis dari jalur Imam Husein as yang berkata :
"Terjadi pada putra (generasi) kesembilan dari keturunanku, peristiwa Nabi Yusuf, peristiwa Nabi Musa bin Imran, ia adalah Al-Qaim dari Ahlulbait. Allah mengatur urusannya dalam satu malam saja". (Kitab Kamaluddin hal 321-322).
Dalam Kitab Al-Kafi, Kulaini meriwayatkan hadis dengan sanad dari Imam Baqir as yang berkata :
"Perhatikanlah, seseorang yang kelahirannya disembunyikan dari pandangan mata manusia. Dialah pemimpin kalian. Sesungguhnya tidak seorangpun dari kami yang ditunjuk dengan jari dan disebut dengan lidah kecuali meninggal dengan kondisi diracun atau dibunuh". (Kitab Kamaluddin hal 316).
Kenapa kelahiran Imam Mahdi as dirahasiakan merupakan salah satu tanda yang amat jelas untuk membedakan sosok Imam Mahdi yang dijanjikan yang merupakan putra Fathimah yang diberitakan dalam hadis-hadis nabawiyah.
Hal ini merupakan salah satu tujuan penting untuk mengenalkan kepada umat Islam, salah satu tanda untuk menyingkap ketidak-benaran para peng"klaim" kemahdian sebagai mana banyak kita saksikan dalam sejarah Islam.
Tidak ada satupun dari hadis-hadis nabawiyah tersebut yang dapat diterapkan kepada para peng"klaim" karena tidak adanya tanda-tanda ini pada mereka.
Tidak ada seorang pun dari mereka para peng"klaim" ke"mahdi"an yang kelahirannya dirahasiakan sebagai mana yang ditetapkan dalam sejarah.(Dr. Muhammad Mahdi Khan, dalam kitabnya Bab al-Abwab).
Dari pembahasan di atas, kita bisa lihat adanya upaya-upaya keji yang terus dilakukan oleh para penguasa baik Bani Umayah ataupun penerusnya Bani Abbasiyah yang berupaya membunuh para Imam Ahlulbait as untuk memutus mata rantai "Imamah" demi mencegah muncul nya Imam Mahdi yang dijanjikan.
Upaya-upaya itu dilakukan sampai ke dalam lingkaran dalam keluarga Imam Hasan Asykari as dengan mengutus agen wanita mengawasi kelahiran Imam Mahdi as untuk membunuhnya.
Karena itu Imam Hasan Asykari tidak menikah secara resmi sebagaimana budaya yang berlaku pada masa itu.
Imam Hasan Asykari as berkata bahwa penguasa Bani Abbasiyah memenjarakan beliau dan berusaha menghabisinya beberapa kali sebagaimana yang mereka lakukan pada ayah-ayah beliau. (Kitab Hayat al-Imam Asykari karya Syekh Thabarsi hal 421-424).
Imam Hasan Asykari as menyebut kan sebab-sebab permusuhan yang ditujukan kepada para Imam as sebagaimana diriwayatkan dari beliau oleh seorang ulama yang hidup sezaman dengan beliau as yaitu Syekh Fadhl bin Syadzan, yang berkata, "Abdullah bin Husain bin Sa'ad al-Khatib meriwayatkan kepada kami, dia berkata, "Abu Muhammad al-Imam Hasan Askari berkata :
"Bani Umayah dan Bani Abbas meletakkan pedang-pedang mereka pada kami karena dua sebab :
Pertama, "Mereka mengetahui bahwa mereka tidak memiliki hak atas khilafah, maka mereka takut oleh pengakuan kami atas khilafah, dan takut kalau kekhalifahan tetap berada pada pusatnya".
Kedua, "Mereka mengetahui dari sumber-sumber mutawatir mengenai kehancuran kedzaliman dan kesewenang-wenangan melalui tangan Al-Qaim (Al-Mahdi) dari keluarga kami. Mereka tidak ragu bahwa sesungguhnya mereka termasuk orang-orang dzalim dan berbuat sewenang-wenang".
"Mereka berupaya membunuh Ahlulbait Rasulullah saw dan memutus garis keturunannya agar mereka dapat mencegah kelahiran Al-Qaim as atau membunuhnya. Maka Allah Swt enggan untuk menyingkap urusan pada salah seorang di antara mereka, kecuali Allah Swt menyempurnakannya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya".
(Itsbat al-Hudat karya Hurr al-Amini jil 3 hal 570, Muntakhab al-Atsar, Syekh Luthfullah Shafi bab 359 hadis ke 34 dari Kasyf al-Haqq karya Khatun Abadi, dll).
----------------------------------------------------------
"PERIODE KEHIDUPAN IMAM MAHDI AFS"
-----------------------------------
Periode pertama kehidupan Imam Mahdi as sejak kelahiran beliau tahun 255 H sampai dengan 260 H, berada dalam naungan ayahanda beliau, Imam Hasan Al-Asykari sampai wafatnya.
-----------------------------------
Periode kedua sejak kewafatan ayahanda beliau Imam Hasan Asykari tahun 260 H, hingga berakhirnya masa keghaiban pendek tahun 329 H, yang berlangsung selama 70 tahun.
-----------------------------------
Periode ketiga adalah masa keghaiban panjang, yang dimulai sejak berakhirnya keghaiban pendek, setelah meninggalnya wakil beliau yang keempat. Periode ini berlangsung sampai kemuncul an beliau yang akan membangun kondisi politik dan sosial yang baru.
-----------------------------------
Periode keempat, adalah periode kehidupan beliau mulai kemunculan beliau setelah berakhirnya ke"ghaib" an panjang dan ini adalah janji pemerintahan mahdawiyah yang mendunia, sebagaimana dikhabar kan dalam nash-nash al-Quran dan sunnah.
-----------------------------------
PERIODE PERTAMA :
Imam MAHDI afs dalam Naungan Ayahandanya :
Sebelum kelahiran Imam Mahdi afs, Ayahanda beliau, Imam Ahlulbait ke 11, Imam Hasan Asykari as sengaja menyembunyikan kelahiran putera nya dari masyarakat umum, karena kondisi sulit yang dihadapi akibat upaya penguasa Bani Abbasiyah yang berusaha untuk membunuh Imam Mahdi afs.
Berulangkali Imam as mengingat kan orang-orang terdekat dari kalangan keluarga dan pengikut setianya untuk merahasiakan hal itu.
Seperti contoh saat Imam as memberitahukan Ahmad bin Ishaq, beliau berkata, "Seorang bayi telah lahir dari keluarga kami, hal ini hendaknya menjadi rahasia bagi dirimu dan tersembunyi bagi seluruh manusia". (Kamal 'addin hal 431).
Akan tetapi, dalam tekanan dan kondisi mencekam dari incaran mata-mata Bani Abbasiyah, Imam as harus juga memeritahukan dan mengabarkan kelahiran putranya, Al-Mahdi agar tidak terjadi keraguan akan kelahiran dan keberadaannya serta imamah Al-Mahdi kelak di masa mendatang.
Dengan demikian dibutuhkan saksi-saksi untuk hal ini, sehingga mereka mengetahui dan dapat menukil kesaksian mereka di masa mendatang, tercatat dalam sejarah untuk generasi berikutnya.
Mulailah Imam Hasan Asykari as memberitahukan sejumlah orang dari sahabat-sahabat setianya mengenai masalah tersebut. (Kamal 'uddin hal 431, Kitab Ma'adin al-Hikmah fi Makatib al-Aimmah karya Muhammad bin Faidh Kasyani jil 2 hal 375).
Imam Hasan Asykari as memberitahukan kelahiran itu setelah tiga hari. (Kamal'uddin hal 431). Beliau as menyampaikan kepada 40 orang sahabat khusus nya dan membiarkan mereka mengabarkannya setelah berlalu beberapa tahun dan Imam Mahdi as saat itu masih kecil.
Imam Hasan as memberitahukan mereka bahwa anak kecil itu adalah "Imam" setelah beliau as. (Al-Ghaybah, Syekh Thusi hal 21, Itsbat al-Hadat, Hurr Amili hal 415, Yanabi 'al- Mawaddah, Hafizh Sulaiman al-Hanafi hal 460).
Begitu juga ketika menyampaikan nya secara pribadi pada sebagian sahabatnya dan sewaktu-waktu beliau memperlihatkan kepada mereka "karamah" Imam Mahdi as sehingga membuat mereka yakin akan keberadaan beliau as. (Kitab Al-Ghaybah tentang hadis-hadis yang menyebutkan orang-orang yang menyaksikan Imam Mahdi as di masa ayahandanya).
Imam Hasan as, dalam melaksana kan tugasnya sebagai imam, juga tetap menjaga agar bayi ini tetap selamat dari incaran penguasa.
Tugas lain Imam as juga adalah mempersiapkan keghaiban putra nya al-Mahdi as dan membiasakan orang-orang Mukmin berinteraksi secara tidak langsung dengan Imam yang ghaib.
Untuk itu, Imam as memberitahu kan mereka mengenai keghaiban Al-Mahdi as dan memerintahkan mereka untuk merujuk kepada wakil-wakil Imam Mahdi as untuk umum, yaitu USMAN bin SAID.
------------------------------
Pernyataan Imam Hasan as kepada sekelompok sahabatnya tentang Imam Mahdi as yang masih kecil.
------------------------------
"Inilah imam kalian setelahku dan dia adalah khalifahku atas kalian. Taatilah dia dan janganlah kalian bercerai-berai sepeninggalku, maka kalian celaka dalam agama kalian".
"Ketahuilah bahwa kalian kelak tidak akan melihatnya setelah hari ini hingga sempurna umurnya.
Terimalah dari USMAN, apa yang disampaikannya, turuti perintahnya, terimalah ucapannya, karena dia adalah "wakil imam" kalian, dan seluruh urusan kembali kepada nya". (Al-Ghaybah, Syekh Thusi hal 217).
Untuk membiasakan orang-orang mukmin dalam menghadapi masa keghaiban Imam Mahdi as, Imam Hasan mulai menggunakan metode di balik tirai dalam berinteraksi dengan pengikutnya baik yang khusus ataupun umum.
Hal demikian juga sudah dilakukan oleh ayah-ayah beliau sebelumnya sebagai mukadimah menghadapi keghaiban Imam Zaman Al-Mahdi as, sehingga para pengikut mereka sudah menjadi terbiasa dalam menghadapi kondisi tersebut dan mereka tidak mengingkari keghaiban. (Itsbat al-Wasyi'ah karya Mas'udi hal 262).
Dari tindakan-tindakan tersebut, lalu terbentuk satu sistem perwakilan dari Imam dan penguatan terhadap kitab-kitab hadis yang dikumpulkan sahabat Imam dari periwayatan-periwayatan mereka dari para imam dan dari Rasulullah saw, dan agar orang-orang mukmin merujuk pada kitab-kitab hadis tersebut dan periwayatan-periwayatan itu di masa keghaiban.
(Rujuk Rijal al-Kasyi hal 481 dan 451, Rijal Abu Dawud hal 272-273, Wasail asy-Syiah jil 17 hal 72, Falah as-Sail karya Sayid Ibnu Tawus hal 183).
Sistem perwakilan yang diterapkan oleh Imam as ini menjadi dasar munculnya sistem "marja'iyah" pada masa keghaiban Imam Mahdi afs sebagaimana yang berlaku di masa kini.
----------------------------------------------------------
Kehadiran IMAM MAHDI as saat ayahnya wafat.
----------------------------------------------------------
Hadis dari Syekh Shaduq dalam Ikmaluddin dan Syekh Thusi dalam dalam Al-Ghaybah bahwa Imam Mahdi afs hadir pada saat ayahnya wafat.
Syekh Shaduq meriwayatkan dari Muhammad bin Husain bin Ibad, dia berkata, "Abu Muhammad Hasan bin Ali (Imam Hasan Asykari as) meninggal pada hari Jumat saat shalat subuh. Pada malam harinya, ia banyak menulis surat yang ditujukan ke Madinah".
"Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Awwal pada tanggal 8 tahun 260 H. Ketika itu ia tidak dihadiri kecuali oleh Shaqail Jariah dan Uqaid Khadim serta seorang yang mengenal Allah Swt selain kedua orang tersebut . . .". (Ikmaluddin hal 474).
Syekh Thusi menukil riwayat yang lebih rinci, beliau berkata, "Ismail bin Ali berkata, "Aku menjumpai Abu Muhammad Hasan bin Ali as saat sakit yang menyebabkan kematian nya. Aku berada di sisinya saat ia berkata pada pembantunya Uqaid (dia pembantu berkulit hitam yang telah membantu ayahnya, Imam Ali bin Muhammad al-Hadi as) dan ia adalah orang yang merawat Imam Hasan as".
Imam as Hasan as berkata, "Wahai Uqaid, tuangkan untukku air". Maka diambilkan baginya air. Kemudian Saqail Jariah berada dibelakangnya dengan membawa tempat air ditangannya.
Tempat air itu diminumkan kepada Imam as sementara tangannya gemetar sampai-sampai tempat air itu menyentuh gigi beliau. Kemudian dia letakkan, Imam berkata kepada Uqaid, "Masuklah ke dalam rumah, kau akan melihat seorang anak kecil yang sedang bersujud dan bawalah dia kepada ku".
Abu Sahl berkata, "Uqaid berujar, "Aku masuk mencari dan aku lihat anak kecil yang sedang bersujud mengangkat jemarinya ke langit, dan aku mengucapkan salam kepadanya". Ketika selesai shalat, aku berkata, "Sesungguhnya tuanku menyuruhmu untuk keluar menjumpainya".
Kemudian ibu Saqail datang dan membawanya kepada ayahnya, Imam Hasan as.
Abu Sahl berkata, "Ketika anak kecil tersebut berada di hadapannya, mengucapkan salam. Kulit anak tersebut berwarna cerah, rambut nya agak keriting dan giginya agak renggang".
"Ketika Imam Hasan as melihatnya, ia menangis dan berkata,
"Wahai pemimpin Ahlulbaitnya, tuangkan kepadaku air, sesungguh nya aku hendak pergi menuju Tuhan ku".
"Kemudian anak itu mengambil tempat air yang tertutup dengan kedua tangannya. Lalu menggerak kan bibirnya dan menuangkannya".
"Ketika Imam Hasan as meminum nya, lalu berkata, "Persiapkanlah aku untuk shalat". Kemudian anak kecil itu mengambil sebuah handuk di dalam kamarnya lalu me"wudhu" kannya satu demi satu, mengusap kepalanya, dan kedua kakinya".
Abu Muhammad Hasan Asykari as berkata kepadanya,
"Berilah khabar gembira wahai anakku, engkau adalah "Shahib az-Zaman", engkau adalah Al-Mahdi, engkau adalah "hujjah Allah" di atas muka bumi ini, engkau adalah anak ku dan washiku, engkau terlahir dariku dan kau adalah Muhammad bin Hasan bin Ali bin Muhamnad bin Ali bin Musa bin Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib".
"Rasulullah menjadikanmu sebagai putranya dan kau adalah Imam terakhir dari para Imam yang suci, Rasulullah saw telah membawa berita gembira mengenaimu, beliau yang memberi namamu dan menjulukimu seperti itu".
"Ayahku telah berjanji kepadaku dari ayah-ayahnya yang suci, salawat dan salam Allah tertuju pada Ahlulbait, sesungguhnya Tuhanku Maha Terpuji dan Maha Mulia". Kemudian Imam Hasan Asykari as pun meninggal, salam sejahtera bagi mereka seluruhnya". (Al-Ghaybah, Syekh Thusi, hal 165).
Bersambung ke Bagian 4 . . .
PERIODE KEDUA : "Keghaiban Pendek Imam Mahdi afs"

[ Sumber dari Sucipto RediantoSahabat buya syakur Yasin Bandung ]

Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan