SHOLAT DALAM PANDANGAN AHLI SUFI

 


SHOLAT DALAM PANDANGAN AHLI SUFI

• Takbirotul Ihram
Di sini maksudnya, berpisah dari Alam Mulki dan fanalah hamba. ketika mengucapkan ‘Allahu Akbar. Hanya sifat yang menyembah saja yang tinggal sebagai penzohiran. wujud Alloh yang Disembah. Ia bergerak dengan gerak Allah. Ia berkata-kata dengan kata-kata Allah. Takluknya dalam rahasia Titik bagi Alif – Tiada. Seperti kata Abu Yazid Busthomi, “Ariftu Robbi bi Robbi’. (Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku).
• Membaca Fatihah
Ketika membaca Fatihah, terbukalah Pintu Alam Malakut bagi yang menyembah. Dia menyaksikan kalimat Allah melalui penyingkapan (syuhud) akan firman Allah; “Maliki yaw middin” di dalam Kerajaan Allah Ta’ala. Dari takluknya Tiada ia menjadi Titik dari NurNya (Nur Muhammadi) . Dengan Nur Muhammad inilah ‘yang menyembah’ mengenal dirinya "man arofa nafsahu" – sebagai Ruh-Nya’ yang pernah dihimpunkan di Alam Lahut semasa Adam baru sempurna kejadiannya, yakni ketika Jibril menepuk tulang sulbi Adam, maka keluarlah semua ruh anak cucu Adam dari tulang sulbi Adam itu.
Adapun Ruh-Nya itu pada hakikatnya adalah satu jua, yaitu daripada Sirulloh.Ruh anak cucu Adam itu hanyalah bayangan (menumpang) dari Ruh-Nya.Tanpa hadirnya Nur Muhamad, yang menyembah tak mungkin bisa berhadap di depan Allah Ta’ala. Dengan perwujudan Nur Muhammad inilah maka yang menyembah’ …. “ Kepada Engkaulah kami sembah dan kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau berikan ni’mat, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.”. Maka di Amin kan akhir Fatihah itu oleh para malaikat dari setiap 7 lapis langit, yaitu dari: Alam Mulki, Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Bahut, Alam Lahut, Alam Ahut dan yang tertinggi Alam Al-Insan yang di sinilah kemuncaknya Sholat itu. Adapun maksud ‘jalan yang lurus’ bagi kalangan sufi ialah Mi’roj. Sebagaimana sabda Nabi SAW; “Sholat itu adalah mi’roj bagi mukmin”. Tujuan Mi’roj itu ialah Penyatuan, yakni kembalinya ‘yang menyembah’ kepada ‘Yang Disembah’.
• Rukuk
Takluknya kepada huruf Lam terzohirnya dari Alif – yang menyembah menampakkan yang Disembah. Alif adalah Kanzun Mahfiyyan (Yang Tersembunyi). Yang Tersembunyi ingin dikenali maka dizohirkan Lam sebagai tabirnya. Sabda Nabi SAW,”Dirikanlah sholat seolah-olah kau melihat Allah”. Para Arif Billah telah berkata bahwa”Siapa yang kenal dirinya, kenallah Tuhannya.” yang menyembah dinatijahkan seperti angin, manakala tatkala yang menyembah’ pada posisi berdiri tadi, natijahnya adalah api – fana dalam wujud. Api itu sifatnya membakar – yakni melenyapkan keakuan diri. Pada tahap rukuk ini, yang menyembah berada dalam suatu tarikan yang tersangat kuat dari Nur Muhammad. Justru itulah ia dinatijahkan kepada angin (tunduk dan menderu). Yang menyembah ditarik masuk ke dalam Alam Jabarut dan berpisah dari Alam Malakut. Justru itulah kata para Arif Bilah , “Barangsiapa mencari Tuhan di luar dirinya, niscaya akan sesat.”. Pada tahap ini yang menyembah’ melepas qolbunya dan yang tinggal padanya adalah Roh-Nya yang akan naik ke lapisan yang lebih tinggi untuk kembali kepada Tuhan. Alam Jabarut yang menghubungkan Perbendaharaan Wujud (batas larangan yang tak bisa ditembus melainkan kepada Nur Muhammad) di antara yang ‘maujud’ – ‘yang menyembah’. Yang menyembah mengenal dirinya di Alam Jabarut, maka tersingkaplah baginya seluas-luasnya wujud Alloh tanpa tabir bahwa ‘yang menyembah’ telah bersatu dengan ‘Yang Disembah’ sebagaimana adanya di dalam Misykat itu ialah Cahaya-Nya. (Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ). Maka bertasbihlah yang menyembah, “Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dengan sifat kepujiannya”
Jika difahami ayat itu, maka pengertian bersatu dengan ‘Yang Disembah’ yang dimaksudkan di sini bukanlah mengambil kefahaman Hulul sebagaimana yg diyakini oleh Mansur Al-Hallaj. Yang lebih ditekankan di sini ialah Wahdatusy-Syuhud (Kesaksian Penyatuan).
• I’tidal
‘Yang menyembah’ adalah yang dibangkitkan – ‘Yang menyembah’ masuk dalam ‘Pintu Kematian.’ “Matikanlan dirimu sebelum mati”. Di sini juga artinya waqof (sementara) dalam Sholat.
• Sujud Awal
Takluknya kepada huruf ‘Lam’ – juga huruf ‘Mim’. Nabi Muhammad SAW bersabda,”Aku dizohirkan ke dunia dalam keadaan sujud”. ‘Yang menyembah’ dinatijahkan kepada air. Air adalah sumber kejadian Alam Mulki. Arasy Tuhan berada di atas air. Maka ‘yang menyembah’ dinatijahkan kepada air, karena di sinilah yang menyembah sampai di Alam Bahut. Alam Bahut adalah Pembatasan Terakhir Segala Penzohiran, Ungkapan Syeikh Akbar Ibnu Arobi; Syajarotul – Kaun (Pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut – Sidrotul Muntaha. Pada tahap ini yang menyembah adalah Ruh-Nya yang di dalam Sirr. Sabda Nabi Muhammad SAW ketika mi’roj baginda melihat Wajah Alloh, “Aku tidak tahu di mana aku berada”. Pada tahap ini juga yang menyembah menyerap kepada ‘Yang Disembah’ seolah-olah yang menyembah itulah Yang Disembah, yang Disembah itulah yang menyembah, – yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana fil sifat dan lebur dalam fana fil zat – Melihat Alloh dengan Alloh – maka ‘yang menyembah diberikan pengetahuanNya – Anal Haq (Akulah Yang Benar’).
Dari sisi tahap ini, lihatlah kepada Basmalla. Hanya ‘Ba’ dalam Basmallah saja yang tercantum dengan Alif. Sabda Nabi SAW; “Seluruh kitab Al-Qur’an itu terkandung dalam Al-Fatehah. Dan seluruh Al-Fatehah itu terkandung dalam Basmallah. Dan Basmallah terkandung dalam huruf Ba. Dan rahasia Ba itu adalah Titik di bawahnya” Inilah yang dimaksudkan oleh Syekh Ibnu ‘Arobi Wujud Kesatuan – Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah yang menyembah, “Maha suci Tuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya.”
• Duduk diantara 2 Sujud
Takluknya pada huruf Ha besar dan juga Ha kecil (maksudnya selepas huruf Jim). Yang Menyembah telah dikurniai ‘Baqo’ setelah fana fil sifat dan fana fil zat. Dengan dikurniai Baqo, barulah yang menyembah dapat memasuki Perbendaharaan Rahasia Tuhan – Ilahiyat – pada sujud yang akhir nanti, sebagaimana diistilahkan oleh para Arif Billah melalui tiga tahapan, Yaitu ; ( Ahadiat, – Wahdat, – Wahadiat ). Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Lahut – Alam Tiada, yang tiada sesuatu pun yang tercipta, tiada awal dan akhir, yang menyembah menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan, dan disinilah awalnya Diri yang kemudiannya dizohirkan sebagai Adam. Di kalangan sufi, ia juga diistilahkan Negeri Adami. Diri (yang menyembah) dinisbahkan kepada air yakni Air Mutlak, inilah asal-usul manusia dari alam tiada La.
Pada tahap ini juga yang menyembah adalah di dalam Sirr-Nya – Ruh-Nya dalam keghoiban Nur Muhammad. Haqiqot Ruh-Nya adalah Nur Muhammad. Di sinilah ia bermunajat; “ Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku.”
• Sujud Akhir
Takluknya pada rahsia huruf Ha – yang tak kelihatan atau bunyi diujungnya Hu dan juga huruf Mim. Pada tahap ini yang menyembah berada di Alam Ahut pada nisbahnya air yang di bawah Arasy Tuhan . Yang tinggal pada yang menyembah adalah Sirulloh. Di dalam Sirr, inilah Aku. Kata Ahli Sufi, Air dalam gelas, tak dapat dibedakan lagi. Air itulah gelas. Gelas itulah air.” Yang menyembah itulah Yang Disembah dalam gedung makrifat, bukan dalam gedung syari’at, gedung thoriqot dan gedung haqiqot. Pahamkanlah ini ‘Yang menyembah tidak bisa menjadi yang Disembah dalam arti haqiqot. Ini hanya pada makrifat semata-mata. Ingatlah, bukan faham hamba yang bertukar menjadi Tuhan. Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ombak- ombak hanya pada nama yang diberikan padahal itu air yang beriak dan menggelora.
Pada sujud akhir inilah, yang menyembah memasuki Wilayah Ilahiyat:
· Ahadiat – Zat Mutlak atau Zat wajibal wujud
· Wahdat – Zat Yang Maha Esa
· Wahadiat – ILAH – Zat yang maha kaya daripada tiap-tiap sesuatu yang lain dan sesuatu yang lain memerlukannya.
Zat ingin dikenali sebagai Kanzun Mahfiyyan. Di sinilah terbitnya ungkapan Kun jadilah maka jadilah ia.
• Duduk Tahiyat Akhir
Takluknya pada huruf Dal. Pada tahap ini yang menyembah berada di Alam Al-Insan, dinisbahkan kepada tanah ketika ia duduk – dalam kesempurnaan. Dia yang mengenal dan Dialah yang dikenal pada akhirnya. Dialah yang turun dan naik dalam mi’roj.“Rahasia Insan RahasiaKu, RahasiaKu Rahasia Insan”.
Di Alam Insan, yang menyembah diliputi dengan Wujud, Ilmu, Nur dan Syuhud, maka Zat adalah rahasianya, Sifat adalah ruhnya, Asma’ adalah qolbunya dan Af’al adalah tubuhnya. Di sinilah ia mengucapkan Selamat sejahtera (tahiyat) ke atas Nabi dan rahmat Alloh dan keberkatan-Nya. Juga kepada hamba-hamba yang solihin sekaliannya. Dialah yang menyaksi dan dialah yang bersaksi tiada Tuhan melainkan Alloh dan Muhammad adalah utusan Allah swt.
• Salam
“Salamun qowlam mir-robbir- rohiim”. Inilah salam ahli syurga. Syurga inilah yang dinikmati oleh yang menyembah, yakni syurga yang di dalamnya tanpa bidadari, sungai, buah-buahan dan pepohonan. Di syurga inilah yang menyembah terlena memandang Wajah Alloh.
Perlu kita renungi ini adalah sutu konsep atau pandangan dari para Arif Bilah yang pemahamannya sudah jauh dari manusia awam, yang perlu kita tekankan sholat (sujud) adalah salah satu rahasia diri kita, jadi tidak perlu diungkapakan dengan kata-kata bagaimana aku sholat (sujud), cukuplah untuk diri kita pribadi,. (semuanya jadi kosong). tapi jika kita berkholwat silahkan berbicara sebebas – bebasnya.

[ Sumber dari KUMPULAN SYAIR SUFI JALALUDDIN RUMMI DAN LAINNYA.]
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan