“Nafs (jiwa) dalam jasad itu bagaikan burung
yang terkurung dalam sangkar, rindu akan kebebasannya di alam lepas, menyatu kembali dengan alam rohani, iaitu alam asalnya.
Setiap kali ia mengingati alam asalnya, ia pun menangis, rindu ingin kembali.”
Ibnu Sina
Bagi para murid...........
NAFS (jiwa)
Jiwa adalah tali / benang merah antara ruh dengan tubuh. Jiwa inilah yg menerima segala beban dan tanggung jawab dari Tuhannya. Jiwa inilah yang boleh mengalami kekotoran dan pembersihan, menerima segala beban dosa-dosa, dan menerima segala hasil perbuatannya. Jiwa inilah yang mengalami kematian, "kullu nafsin dzaiqotul maut".
Jiwa inilah yang menanggong amanat berupa akal
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh. (Al-Ahzab:72)"
Jiwa inilah yg menerima nikmat
“Wahai nafsul mutmainah (jiwa yang tenang), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Q.S. Al-Fajri: 27-30 ).
Sebagaimana jiwamu, sepertt itulah "keadaanmu"......
yang berjiwa "binatang", maka keadaannya adalah sebagai binatang.
yang berjiwa manusiawi, maka keadaannya adalah sebagai manusia.
yang berjiwa Imsan maka keadaannya adalah sebagai Insan.
0 comments:
Catat Ulasan