Nabi Adam dan Siti Hawa

LUPA.
Adam memakan buah kholdi kerana #lupa pada pesanan Allah.
Allah menjadikan manusia kerana diriNya ingin dikenali.
Apa beda antara ADAM dengan diri kita yang kita lupa untuk menzahirkan kehendak Allah untuk mengenali diriNya.
Manusia yang ingin sangat memasuki #syurga itu mana mungkin tidak mengenal pencipta syurga.Apakah tidak malu,kita memasuki rumah yang kita tidak #kenal tuannya tetapi sekadar tahu akan nama serta sifatnya semata2?.....beradabkah kita cara begitu?
Syaidina Ali menghukum dirinya sebagai #kafir jika beliau lupa pada Allah walaupun sesaat.
Perihal buah KHOLDI.
Buah nafsu ini jangan sekali-kali kita membayangkan ianya seperti BUAH MANGGA atau BUAH DURIAN atau BUAH EPAL.
Adapun dinamakan BUAH itu sebagai #kias perkara yang boleh kita #jamah dan #rasa.Memang BUAH KHOLDI ini ujud dan ujudnya di atas bumi dan bukan di Syurga.
Makna lainnya adalah BUAH NAFSU itu ada di bumi yakni dunia yang kita duduki sekarang.
Manusia hakikatnya setiap hari memakan buah kholdi.
Adapun manusia yang dimaksudkan itu adalah mereka menjadikan nafsu sebagai tuhan hidup mereka.
Orang yang memakan buah kholdi ini kerapnya lalai pada Allah,bila lalai,hukumnya lupa.
Andai syaidina Ali menyatakan dirinya kafir andai sesaat beliau melupakan Allah,bagaimana pula kita yang kadang-kadang ingat ini.
Jagalah ilmu nafas yang turun naik bagi sahabat2 yang #mengenal kerana MUHADDAS dan QADIM akan bersatu di situ.
Beriktiqadlah.....bila suara bathin bertanya : SIAPAKAH KAMU?
Jawablah : AKU ADALAH RUH.
Kerana :
Bila kita menjawab jasad ini kita....malang rasanya.Muhammad yang bernama Allah itulah hakikat diri kita yang berlindung ia disebalik nama QUDUS.....
Sangkar yang cantik hanya untuk diduduki oleh burung merak yang cantik!!!!
Jangan lupa kita adalah RUH yang berumahkan TUBUH,

Nabi Adam dan Siti Hawa


Nabi Adam jatuhnya ke bumi, tepatnya di tanah Hindustan, jatuh di dalam hutan belantara, Gunung Surandil namanya, sedangkan Siti Hawa jatuhnya ke Jeddah di tepi laut, yang sedemikian saling berjauhannya

Ditambah lagi tanpa seorangpun teman, karena belum ada manusia, masih berupa pategalan belaka, belum ada pohon-pohonan, panasnya tidak terkira, dalam keadaan telanjang tanpa pakaian, tanpa baju tanpa kain
Siti Hawa menangis menjerit-jerit, nelangsa tiada terkira, malihat laut yang berwarna biru, dan pategalan yang kering kerontang, tiada tempat untuk berteduh, menangis tersedu-sedu dengan hati yang penuh duka cita, penuh rasa takut yang tidak terhingga
Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa, kekasih dimana adanya, Siti Hawa berjalan tak tentu arah, mengikuti saja setiap langkah kaki, sambil menyambat-nyambat, wahai Allah tolonglah hamba, dimanakan adanya kakanda Nabi Adam
Kenapa tega nian membiarkan hamba seorang diri, hamba mohon dicabut nyawa saja, daripada hamba dibuat seperti ini, tersedu-sedu tangisnya Siti Hawa, suara pecah, matanya bengkak, hampir terpejam matanya.
Disebabkan menangis siang dan malam, teringat sewaktu masih disurga, tidak terkira nikmatnya, nikmat saja selamanya, tanpa ada kesusahan, siang dan malam nikmat saja, lain halnya dengan sekarang di alam dunia
halnya kepedihan belaka, duka lara selamanya, tubuhnya capai dan lelah bekas berjalan tanpa tujuan, sudah bertahun-tahun lamanya, mencari Nabi Adam sang kekasih, siang dan malam tersusuk-susuk, mengikuti kemana kaki malangkah
Kita hentikan dahulu perjalanan Siti Hawa yang sedang prihatin, yang sudah jauh dari tanah Jeddah, sekarang yang akan diceritakann adalah Kang Jeng Nabiyulloh Adam, yang jatuh ketanah Hindustan, menangisnya sampai menggukguk, dikarenakan saking teringatnya kepada isterinya
Aduh, aduh Hawa Siti, duh dinda, dimanakan dinda berada, apakah dinda masih hidup atau sudah wafat, Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga Tuhan Yang Maha Agung mengampuni dosa-dosa hamba
Wahai Allah Robbul alaamin hamba pasrahkan segala duka, mohon diampunkan segala dosa, segala kesalahan semoga Allah mengampuni, ketika Nabi Adam sedang menyebut-nyebut seperti itu, datanglah malaikat Jibril
Malaikat Jibril memberi nasehat kepada Nabi Adam, begini katanya, harus tobat kami sambil membaca do'a ini, dalil firman Allah Ta'ala "Robbana dolamna ampusana Wain lam tagfirlana dunubana, lana qunanna minal khosirin" begitulah firman Allah Ta'ala, selanjutnya Kang Jeng Nabi Adam
Menuruti kata-kata Malaikat Jibril, Nabi Adam membaca ayat tersebut, siang dan malam tidak pernah berhenti, lamanya membaca ayat dan tidak pernah terputus-putus, selama seratus tahun, begitulah menurut salah satu hikayat
Ketika membacanya sudah sampai seratus tahun lamanya, diampuni dosa-dosanya, dan tidak berapa lama kemudian Nabi Adam berjumpa dengan Siti Hawa, bertemunya yaitu tepatnya di Gunung Arafah.
Sampai sekarang juga, di Mekkah juga masih ada Arafah, itulah sasangkalanya, bertemunya antara Nabi Adam dan Siti Hawa, itu begitu aritnya, makanya dunia ini jelas nyata, di sebut sebagai tempat pembuangan
Oleh sebab itu yakinlah bahwa cerita -cerita Hadis itu benar adanya, tidak akan salah, perkataan para Aulia. Nah begitulah , kalau-kalau belum paham
Ternyata sampai sekarang, bagi yang berjiarah ke Mekkah, yang pergi Haji semuanya seumpama belum ke Arafah, walaupun sudah ke Madinah, tetap belum jadi hajinya, jadi hajinya itu setelah berkumpul di padang Arafah
Begitulah Sareatnya haji, namun kalau menurut ilmu Hakekat, Jasmani dan Rohani juga harus menyatu jangan sampai terpisah-pisah, satukan supaya tidak saling bertentangan, agar bisa pantas kembali kepada kesucian

( Sumber dari Yudhis Anto )



Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan