HAKIKAT DIRI MANUSIA ( MUHAMMAD)
MIM ...HA ....MIM ....DAL
MIM (Kaki) = Syariat
Tanah/tubuh/ jasmani
(NAFAS) = DIRI TERDIRI
Tanah/tubuh/ jasmani
(NAFAS) = DIRI TERDIRI
HA (Tangan) = Tareqat
Angin/nafas/hati
(TANAFAS) = DIRI TERPERI
Angin/nafas/hati
(TANAFAS) = DIRI TERPERI
MIM ( Badan ) = Hakikat
Api/darah/nyawa
(AMFAS) = DIRI SEBENAR DIRI
Api/darah/nyawa
(AMFAS) = DIRI SEBENAR DIRI
DAL (Kepala) = Ma'rifat
Air/rasa/rahasia
(NUFUS) = DIRI TAJJALI
Air/rasa/rahasia
(NUFUS) = DIRI TAJJALI
Yang sebenarnya DIRI itu NYAWA
Yang sebenarnya NYAWA itu MUHAMMAD
Yang sebenarnya NYAWA itu MUHAMMAD
Yang sebenarnya MUHAMMAD itu ALLAH
Yang sebenarnya bernama ALLAH itu SIFAT --SIFAT ALLAH
Yang sebenarnya bernama ALLAH itu SIFAT --SIFAT ALLAH
SIFAT -- SIFAT ALLAH itu berasal dari DZATULLAH TA’ALA
MANUSIA = MUHAMMAD = ALLAH = DZAT
Waspadai ....
Kapan mengatakan ALLAH itu adalah MUHAMMAD
Kapan MUHAMMAD mengatakan ALLAH itu adalah TUHAN
Keterangan ......
“AWWALU TAJLI DZATTULLAH TA’ALA BI SIFATIHI”
“Mula-mula timbul Dzat ALLAH Ta’ala kepada SifatNya.”
“Mula-mula timbul Dzat ALLAH Ta’ala kepada SifatNya.”
“AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BI ASMA IHI”
“Mula-mula timbul Sifat ALLAH Ta’ala kepada NamaNya. “
“Mula-mula timbul Sifat ALLAH Ta’ala kepada NamaNya. “
“AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BI AF‘ALIHI”
“Mula-mula timbul nama ALLAH Ta’ala kepada PerbuatanNya.”
“Mula-mula timbul nama ALLAH Ta’ala kepada PerbuatanNya.”
“AWWALU TAJLI AF'ALULLAHI TA’ALA BI INSAN KAMILUM BI ASMAI.”
“Mula-mula timbul perbuatan ALLAH Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni MUHAMMAD RasulNya.”
“Mula-mula timbul perbuatan ALLAH Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni MUHAMMAD RasulNya.”
“QOLA NABIYI SAW AWWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
“Berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Cahayaku
Baru Cahaya sekalian Alam.”
“Berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Cahayaku
Baru Cahaya sekalian Alam.”
“QOLA NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA’ALA RUHI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Ruhku
Baru Ruh sekalian alam.”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Ruhku
Baru Ruh sekalian alam.”
“QOLA NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Hatiku
Baru Hati sekalian alam.”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Hatiku
Baru Hati sekalian alam.”
“QOLA NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA’ALA AKLI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Akalku
Baru akal sekalian alam”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Akalku
Baru akal sekalian alam”
“QOLA NABIYI SAW ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
“Aku cahaya ALLAH dan Aku juga menerangi Alam”
“Aku cahaya ALLAH dan Aku juga menerangi Alam”
MANUSIA mempunyai 2 unsur yaitu
- Unsur BATIN (RUHANI) itu adalah ALLAH
- Unsur DZAHIR (JASMANI) itu adalah MUHAMMAD
Oleh karena itu, DIRI SEBENAR adalah antara ALLAH dan MUHAMMAD
Kemudian Allah ciptakan ADAM dari Sifat Nur Sifat Allah
Untuk mengejewantahkan Sifat "Dua TanganKu"
Untuk mengejewantahkan Sifat "Dua TanganKu"
Ketika ALLAH menciptakan manusia maka semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan di dalamnya.
Kemudian TUBUH itu dibenamkan di dalam air “Kudral-Izzah-NYA” yaitu sifat “Jalal dan Jammal”
Lalu diciptakan menjadi tubuh ADAM yang sempurna.
Lalu diciptakan menjadi tubuh ADAM yang sempurna.
Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah dan hina disisi lain dinobatkan sebagai "KHALIFAH" (wakil ALLAH)
Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil ALLAH untuk menjadi saksi-NYA serta mengungkapkan rahasia-rahasia FIRMAN - NYA
Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil ALLAH untuk menjadi saksi-NYA serta mengungkapkan rahasia-rahasia FIRMAN - NYA
Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia
Sementara makhluk yg lain terhijab oleh ketinggian derajat manusia yang berasal dari tiupan Illahi
(QS Al Hijir 28-29)
Sementara makhluk yg lain terhijab oleh ketinggian derajat manusia yang berasal dari tiupan Illahi
(QS Al Hijir 28-29)
ADAM terdiri dari (ALIF, DAL, MIM)
ALIF -- ALLAH,
DAL -- NYATA
MIM -- MUHAMMAD
Yang berarti ..... ALLAH NYATA MUHAMMAD
DAL -- NYATA
MIM -- MUHAMMAD
Yang berarti ..... ALLAH NYATA MUHAMMAD
MUHAMMAD yang dimaksudkan di sini Muhammad BATHIN (Yang HIDUP Tiada Mati) Yakni “NUR MUHAMMAD”
Dan Asma/Nama ALLAH itu baharu
Sebelum itu belum ada Tuhan bernama ALLAH
Sebelum itu belum ada Tuhan bernama ALLAH
Dzat tersebut mentajalli (me-nampak-kan) dirinya serta di-tajalli-nya NUR ALLAH
Kemudian ditajalli pula NUR MUHAMMAD ( INSAN KAMIL )
Pada peringkat ini disebut .....
ENGKAU AKU – AKU ENGKAU
ANTA ANA – ANA ANTA
Pada peringkat ini disebut .....
ENGKAU AKU – AKU ENGKAU
ANTA ANA – ANA ANTA
KESIMPULAN USUL DIRI
(hubungan MANUSIA dengan ALLAH)
(hubungan MANUSIA dengan ALLAH)
MANUSIA keseluruhannya adalah seperti huruf MUHAMMAD,
Huruf MIM adalah KEPALA manusia
Huruf HA adalah BADAN manusia
Huruf MIM adalah PINGGUL manusia
Huruf DAL adalah KAKI manusia
Huruf HA adalah BADAN manusia
Huruf MIM adalah PINGGUL manusia
Huruf DAL adalah KAKI manusia
Oleh sebab ALLAH dan MUHAMMAD pada hakekatnya adalah SATU pada DIRI MANUSIA, yaitu DZAHIR dan BATHIN
Maka tidak ada lagi PENYEMBAH dan yang DISEMBAH
SEMBAHYANG itu adalah penyaksian diri sendiri sebagai pembawa dan penanggung Rahasia ALLAH
( Sumber dari Siti Hariyani EA )
MENCARI JALAN PULANG
KEMBALI PADA FITRAH ALLAH
MELAHIRKAN SEMULA BAYI MAKNAWIAH/TIFLUL MA'ANI/MANUSIA BARU
Dalam pandangan Tassawuf umum maka Khawasul khawas adalah penekanan agar manusia wajib melihat Wajah Allah dengan menggunakan 9 wajahnya, hal ini terkait dengan 5X Sholat fardhu yang didalamnya ada 9 Tashahud, maka pada waktu-waktu itulah wajah-wajah ini akan keluar, (melahirkan semula bayi maknawi)
Bahwa,
Kita harus mampu mencapai makna Hakekat manusia yang sebenar-benarnya, yang disebut “Tiflul Ma’ani” atau Bayi Ma’nawi.
Kita harus mampu mencapai makna Hakekat manusia yang sebenar-benarnya, yang disebut “Tiflul Ma’ani” atau Bayi Ma’nawi.
** 9 Wajah itu bertajjali hakekatnya SATU jua **
Itulah yang di maksud dengan Hakekat SULUK.
Tujuannya semata-mata adalah DA’IMUN SHOLAT.
Mengosongkan diri dzahir dan batin, hanya berdiri Rohaniyah adanya.
Mengosongkan diri dzahir dan batin, hanya berdiri Rohaniyah adanya.
“ATTAHILLANI SIFATUL MAZMUMAH WATTA HILLA BIHI SIFATUL MAHMUDAH”
Kosongkan diri dari sifat Mazmumah (sifat buruk dzahir dan batin) dan mengisi dengan sifat yang baik-baik.
Kosongkan diri dari sifat Mazmumah (sifat buruk dzahir dan batin) dan mengisi dengan sifat yang baik-baik.
Pemakaian dalam Sholah 5 waktu :
1. Mulai sholat, amaliyah, mesrakan mulai dari kepala sampai turun, itulah zuhud diri adanya.
2. Nafas turun kebawah, sambil turun naik disitu membaca Syahadat Ruh dan waktu menutup tahan dengan syahadat batin, zuhudkan Rupa kita dengan Laisa,
3. Tuh billah… tuh billah….
1. Mulai sholat, amaliyah, mesrakan mulai dari kepala sampai turun, itulah zuhud diri adanya.
2. Nafas turun kebawah, sambil turun naik disitu membaca Syahadat Ruh dan waktu menutup tahan dengan syahadat batin, zuhudkan Rupa kita dengan Laisa,
3. Tuh billah… tuh billah….
Yang diakui Allah Ta’ala (Rasulullah) adalah RAHASIA itu,
Bukan diakui dan yang diakui, tiada berbeda, melainkan IA jua yang mengakui,
Itulah Rasulullah SAW yang mengenalnya, IA jua yang mengagumi adanya,
Itulah sebenar-benarnya GAYATUL MAKRIFAT,
Bukan diakui dan yang diakui, tiada berbeda, melainkan IA jua yang mengakui,
Itulah Rasulullah SAW yang mengenalnya, IA jua yang mengagumi adanya,
Itulah sebenar-benarnya GAYATUL MAKRIFAT,
Baca-bacaan hanya menjalankan Syareat saja sebagaimana yang di bawa oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dialah yang diakui, RAHASIA itulah Kuncinya.
Hanya IA menyembunyikan dirinya, tanpa di ingat karena sudah sedia adanya.
Dialah yang diakui, RAHASIA itulah Kuncinya.
Hanya IA menyembunyikan dirinya, tanpa di ingat karena sudah sedia adanya.
Hanya orang yang di KARUNIAI atau orang yang di BAI’AT atau orang yang di pimpin oleh ZURIAT Rasulullah SAW itulah yang akan DIKENALKAN bagi dirinya.
Yaitu lebih dzahir dan terlebih nyata diri dan segala yang nyata adalah Dzat Allah atau Nur yang awal-awal (HUWA) itulah rahasia Gayatul Makrifat.
Bermula yang bernama Rahasia AHDIYAH yaitu hidup,
Lalu berkehendak mendzahirkan dirinya disebut WAHDAH,
Manakala lanjutlah kehendaknya itulah namanya WAHDIYAH,
Lalu berkehendak mendzahirkan dirinya disebut WAHDAH,
Manakala lanjutlah kehendaknya itulah namanya WAHDIYAH,
Kemudian menilik IA pada sifat Jalal dan Jamalnya maka dzahirlah IA pada alam Kudsi (Alif), isyarat pemakaian yang hakiki, sholat da'im namanya yaitu NUR MANIKAM,
Adapun alam Kudsi yaitu ubun-ubun bernama RABBUN,
Tujuh lapis langit itulah BAITUL MAKMUR namanya,
Dan tatkala rahasia itu berkehendak mendzahirkan dirinya SYAKULLAH namanya
Adapun alam Kudsi yaitu ubun-ubun bernama RABBUN,
Tujuh lapis langit itulah BAITUL MAKMUR namanya,
Dan tatkala rahasia itu berkehendak mendzahirkan dirinya SYAKULLAH namanya
Rahasia Allah itulah Nur yang awal-awal,
Tetap asyiknya SIRULLAH namanya,
Dan tatkala rahasia itu berkehendak di dada bapak, Tuh billah KUNTU KANZA MAKHFIYYAH namanya,
Dan tatkala rahasia pada pusat bapak Tik.. Tik..Nur Tik samar-samar, KANZA MADZI namanya,
Dan tatkala rahasia itu turun ke sulbi terus ke kolam DETIK MANI namanya,
Tatkala rahasia itu jatuh ke rahim ibu KUNTUM MANIKAM namanya, Nuktah rupanya,
Mengenal dirinya Allah atau tajjali SIFAT namanya,
Hanya dengan gerak Rabbun, tatkala IA jatuh berfirman :
Tetap asyiknya SIRULLAH namanya,
Dan tatkala rahasia itu berkehendak di dada bapak, Tuh billah KUNTU KANZA MAKHFIYYAH namanya,
Dan tatkala rahasia pada pusat bapak Tik.. Tik..Nur Tik samar-samar, KANZA MADZI namanya,
Dan tatkala rahasia itu turun ke sulbi terus ke kolam DETIK MANI namanya,
Tatkala rahasia itu jatuh ke rahim ibu KUNTUM MANIKAM namanya, Nuktah rupanya,
Mengenal dirinya Allah atau tajjali SIFAT namanya,
Hanya dengan gerak Rabbun, tatkala IA jatuh berfirman :
“ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH”
Bernama IA RAHMATULLAH,
inilah sebabnya di dalam Sholat ada Salam dan Amin,
inilah sebabnya di dalam Sholat ada Salam dan Amin,
Lalu berfirman IA :
“AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRUHU”
Ketika jatuh pada rahim itu hanya hidup di hari semalam,
Itulah berkekalan adanya,
SHOLAT DA’IM namanya,
Pemakaiannya satu gerak mesrakan dengan lembut, bernama IA ALLAH,
Keluar adalah rahasia diri, rahasia HUWA, hanya di ketahui saja adanya,
Itulah berkekalan adanya,
SHOLAT DA’IM namanya,
Pemakaiannya satu gerak mesrakan dengan lembut, bernama IA ALLAH,
Keluar adalah rahasia diri, rahasia HUWA, hanya di ketahui saja adanya,
Tiga hari tiga malam NUR namanya,
Tiada huruf dan suara, GERAK PERINTAH namanya,
Ketika tujuh hari tujuh malam ZUHUD namanya,
Tiada huruf dan suara, GERAK PERINTAH namanya,
Ketika tujuh hari tujuh malam ZUHUD namanya,
Tahan nafas kembalikan diri kita,
Ujudkan, leburkan, diri tiada berdarah, berdaging, bertulang, berbulu, hanya semata-mata.
Ujudkan, leburkan, diri tiada berdarah, berdaging, bertulang, berbulu, hanya semata-mata.
Ketika rahasia diri hidup 40 hari RUH namanya (daging segumpal).
Ketika rahasia diri hidup 4 bulan 20 hari mulai berbentuk rupa INSAN, Mudgah namanya,
Tujuh bulan tujuh hari MUHAMMAD namanya, hidup sempurna,
Tatkala IA lahir INSAN KAMIL namanya
Ketika rahasia diri hidup 4 bulan 20 hari mulai berbentuk rupa INSAN, Mudgah namanya,
Tujuh bulan tujuh hari MUHAMMAD namanya, hidup sempurna,
Tatkala IA lahir INSAN KAMIL namanya
Dzahir berupa insan ini suci lagi kamil,
Siapa yang mengetahui Ilmu ini maka sempurnalah dirinya dari dunia sampai akhirat.
Pasti akan kenal dengan RASULULLAH SAW.
Pasti akan kenal dengan RASULULLAH SAW.
Itulah yang hilang lenyap,
Itulah Rahmatullah,
Itulah Khawasul khawas,
Itulah Hakekat Insan,
Itulah Rahmatullah,
Itulah Khawasul khawas,
Itulah Hakekat Insan,
Itulah Ilmu yang HAQ dari ZURIAT Rasulullah SAW.
Akhirul kalam,
Carilah sahabat yang bisa di ajak bergaul dari dunia sampai akhirat, karena Rasulullah SAW ‘tersenyum’ melihat kedudukan yang istimewa akan orang-orang yang cinta akan ilmu yang Haq ini.
Carilah sahabat yang bisa di ajak bergaul dari dunia sampai akhirat, karena Rasulullah SAW ‘tersenyum’ melihat kedudukan yang istimewa akan orang-orang yang cinta akan ilmu yang Haq ini.
*Wajah 9*
1. Sirrus sirr,
2. Sirr
3. Ahdah,
4. Wahdah,
5. Wahdiah,
6. Ahmad,
7. Muhammad ,
8. Mustafa
9. Mahmud.
1. Sirrus sirr,
2. Sirr
3. Ahdah,
4. Wahdah,
5. Wahdiah,
6. Ahmad,
7. Muhammad ,
8. Mustafa
9. Mahmud.
Ada 9 (Sembilan) Tashahud juga yang kita lakukan dalam Sholat 5 waktu..
dan pada waktu-waktu itulah wajah-wajah ini akan keluar.
“Inni Wajjahtu wajhiya lillazi fatar-as-samawati wal ard.....
laa syarikalahu wabizalika umirtu wa ana awwalul muslimin.”
laa syarikalahu wabizalika umirtu wa ana awwalul muslimin.”
Bagi mereka yang belum menjalani Maqam Solahuddaim, maka dia tidak dapat mengeluarkan wajah-wajah ini, karena apabila wajah Ahmad dan Muhammad keluar dan mereka tidak menapaki Maqam Solahuddaim maka itu artinya dia akan mati.
Hanya yang sudah mencapai Maqam Solahuddaim saja yang boleh keluarkan wajah-wajah ini.
Misalnya untuk pergi ke18.000 Alam, untuk beribadah atau menjalankan tugas Allah. Banyaknya alam ini karena Allah RABBUL ALAMIN dan Nabi Muhammad juga RAHMATALLIL ALAMIN dan kita RAHMATAN FIL ALAMIN..
Ilmu tentang wajah-wajah akan terbuka ketika telah menguasai Ilmu tentang Nafas, Anfas, Tanafas dan Nufus, setelah melalui beberapa tahapan, misalnya dengan Nafas Ar-Rahman dan Wajah Ar-Rahman.
Dalam hal kita menapaki jalan Tasawuf yaitu jalan Hakekat dan Makrifatullah, diperlukan suatu keikhlasan dan kesungguhan oleh karena itu Guru yang Mursyid dan yang Kasyaf sangat diperlukan untuk memantau dari jarak jauh, maksudnya guru tahu apa yang anak murid mimpikan di malam hari.
Kemampuan untuk “DUDUK DALAM KALIMAH” penting, ini artinya kita harus menguasai Zikir Nafas dan penyucian diri, agar kita mampu menghalau semua yang akan datang mengganggu, mereka yang mencapai tahap suci ini akan dapat berjumpa dengan para Anbiya’ dan para Malaikat, dapat belajar langsung dari mereka, setelah itu akan dapat Bapak dan Ibu,guru “keruhanian” kemudian jika maqam meningkat maka akan diberikan nama Rahasia yang dengan nama inilah penghuni langit mengenalinya
Jika saja Roh dapat menembus 7 lapis langit, maka tentu dapat juga menembus 7 lapis bumi, dan pastinya akan dapat mengetahui rahasia-rahasia makhluk yang duduk di semua lapisan ini.
Dengan demikian mudahlah bagi mereka untuk menghantar balik makhluk yang asalnya dari lapisan-lapisan ini, pada keadaan ini biasanya gurunya terlebih dahulu sudah membuka rahasia huruf-huruf Muqotat, sebab ini merupakan kunci-kunci perbendaharaan untuk masuk kedalamnya
Bagi mereka yang sudah disahkan Mengenal Diri = Mengenal Allah, maka tidak ada yang dapat mengodanya dengan apapun jua, walau godaan tetap saja ada dan juga bagi yang dapat mengenal Diri akan diberi Anugerah Kasyaf (tembus pandang) oleh Allah Ta’ala.
Bukti sudah mengenal Diri ialah ketika dia dapat mengeluarkan 9 wajahnya semua. Dan juga, ketika dia telah ditalqinkan oleh gurunya (kafan-kan) dan ketika pintu langit telah terbuka dan dia melihat semua isi langit : Sidratul Muntaha, Baitul Arsy, Arsyillah.
Puncaknya adalah ketika masuknya Al-Quran dari langit terus ke Dada dan mendapat kesempatan membaca Al-Quran di Sidratul Muntaha.
Allah berfirman di dalam Hadis QudsiNya :
“Hai hambaKu, bila engkau ingin masuk ke HaramilKu (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut karena alam Mulki adalah setan bagi orang Alim, Alam Malakut adalah setan bagi orang Arif dan Alam Jabarut adalah setan bagi orang yang akan masuk ke Alam Qudsiyah”.
Wajib bagi semua manusia mengetahui tahap mampu dirinya yaitu berada pada alam yang mana dan jangan mengaku-ngaku sesuatu yang bukan haknya.
“Allah menyayangi orang-orang yang mengetahui kadar dirinya dan tidak melampaui batas perjalanannya menjaga lisannya dan tidak menyia-yiakan umurnya”.
Seorang Alim harus mampu mencapai makna hakekat manusia yang disebut “Tiflul Ma’ani” (Bayi Ma’nawi).
Setelah itu harus mendidiknya dengan tetap melakukan Asma Tauhid dan keluar dari alam Jasmani ke alam Ruhani, yaitu alam As-Sirri yang di sana tidak ada sesuatu pun selain AlLah. Sirr itu seperti lapangan dari cahaya, tidak ada ujungnya. Inilah Maqam Al-Muwahidin.
Berusahalah untuk mencapai ke tahap itu melalui ajaran guru atau orang yang ahlinya. Ada di antaranya sengaja tidak diuraikan dengan lebih lanjut karena sebagiannya adalah rahasia yang perlu dibicarakan secara khusus.
MELAHIRKAN SEMULA BAYI MAKNAWI = MEMULANGKAN AMANAH ALLAH
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah SULTANUL atau QUTUBUL AULIA’ yakni Penghulu segala Wali wali Allah, maka wajarlah kita dalam mencari JALAN PULANG menjadikan beliau sebagai salah satu SUMBER rujukan.
Petikan dari kitab “SIRRUR ASRAR” .
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menamakan kandungan itu sebagai TIFLUL MA’ANI atau BAYI MAKNAWI dan menjelaskan bahwa istilah itu merujuk kepada RUHKU ALLAH yang disebutnya sebagai RUH AL-QUDSI.
1. Makhluk pertama yang diciptakan Allah (baca ditajallikan) adalah RUH MUHAMMAD diciptakan dari Cahaya JAMAL ULLAH.
2. Ruh Muhammad adalah RUH YANG TERMURNI sebagai makhluk pertama dan ASAL seluruh makhluk. Dari Ruh Muhammad itulah Allah menciptakan semua ruh di Alam LAHUT yakni NEGERI ASAL bagi seluruh manusia. maka kita sebut kita ini sebagai UMAT MUHAMMAD.
3. Selanjutnya ruh-ruh (perhatikan bukan ruh tetapi ruh ruh) diturunkan ke Alam TERENDAH dimasukkan pada makhluk terendah yakni JASAD setelah membuat PENGAKUAN dihari PERJANJIAN dimana Allah bertanya “Alastu birabbikum” = Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Ruh menjawab, Benar Engkaulah Tuhan kami..
4. Proses turunnya (ruh) adalah setelah ruh diciptakan di Alam LAHUT , maka diturunkan ke Alam JABARUT dan DIBALUT dengan CAHAYA JABARUT sebagai pakaian antara DUA HARAM disebut sebagai RUH SULTANI. Selanjutnya diturunkan lagi ke Alam MALAKUT dan dibalut dengan cahaya MALAKUT dinamakan sebagai RUH RUHANI. Kemudian diturunkan lagi ke Alam MULKI dan dibalut dengan CAHAYA Mulki dinamakan RUH JASMANI.
5. Untuk KEMBALI (jalan pulang) ke negeri asalnya (Alam LAHUT) manusia perlu beribadah, maksudnya ibadah disini adalah MAKRIFATULLAH. Makrifat terwujud bila manusia dapat melihat indahnya sesuatu YANG TERPENDAM dan TERTUTUP didalam RASA di LUBUK HATI disebut sebagai KUNZA MAHFIYYAN = terpendam dan tertutup, firman Allah : “ Kuciptakan makhluk agar mereka MengenalKu”.
6. Alam Makrifat = Alam Lahut = Negeri Asal kita = Tempat Ruh Al-Qudsi = Bayi Yang Perlu Dilahirkan semula = AKU
7. Yang dimaksudkan dengan Ruh Al-Qudsi adalah HAKEKAT MANUSIA yang disimpan di LUBUK HATI, Keberadaannya akan diketahui dengan MENGAMALKAN secara TERUS MENERUS Kalimah Syahadah “La Ilaha Illallah”
8. Ahli tasauf menamakan Ruh Al-Qudsi dengan sebutan TIFLUL MAANI ( bayi maknawi ) karena ia dari MA’NAWIYAH QUDSIYYAH
Pemberian nama TIFLUL MAANI didasarkan kepada :
1. Ia lahir dari HATI seperti lahirnya bayi dari RAHIM ibu dan ia diurus dan dibesarkan hingga dewasa (dengan gerak rasa)
2. Bayi bersih dari segala kotoran dosa lahirriyah. Tiflul Maani juga bersih dari SYIRIK dan GHAFLAH (lupa kepada Allah)
3. Tiflul Ma’ani HALUS dan SUCI
4. Ia BERWUJUD seperti RUPA MANUSIA (itu) juga karena MANISnya bukan karena kecilnya dan dilihat dari AWAL ADA-nya, ia adalah MANUSIA HAKIKI (yang sebenar-benarnya kita atau manusia = A-KU) karena Dialah YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN ALLAH. (jasad tak dapat berhubung dengan Allah secara langsung /terus-menerus)
5. Firman Allah melalui Hadith Qudsi :
“AKU punya waktu khusus dengan Allah, Malaikat terdekat , nabi dan rasul tidak akan memilikkinya”
“Kamu sekalian akan melihat Tuhanmu saperti kamu melihat sinar bulan purnama”.
Al-Quran :
“Wajah wajah orang MUKMIN pada hari itu BERSER-SERI”.
Yang dimaksudkan dengan MALAIKAT TERDEKAT = RUH RUHANI yang diciptakan di alam Jabarut.
Bila segala sesuatu SELAIN RUH AL-QUDSI masuk ke Alam LAHUT maka pasti akan TERBAKAR.
Dalil dari Hadist Qudsi yang lainnya :
1. ILMU BATIN adalah RAHASIA diantara RahasiaKu. Aku jadikan didalam HATI hamba hambaKu dan tidak ada MENEMPATINYA kecuali AKU.
2. Aku ini BERADA pada SANGKAAN hambaKu. Aku bersamanya ketika dia MENGINGAT –Ku. Bila dia mengingatKu pada HATI-nya, Aku pun mengingatnya pada Dzat-Ku.
“ T A F A K U R “
Yang dimaksudkan dengan Hadits ini adalah manusia pada WUJUD MANUSIA yaitu di alam TAFAKUR
Hadits Baginda Rasul :
“Tafakur sesaat lebih besar pahalanya daripada IBADAH 70 tahun” .
Dan berfikir tentang MAKRIFAT kepada Allah , maka nilai tafakurnya lebih daripada beribadah seribu tahun. Ini adalah ALAM MAKRIFAT yaitu ALAM TAUHID.
Wajhillah = Wajah Allah dalam al-Quran
Ayat-ayat berikut yaitu : (2:115), (2:272) , (30:38), (30:39) dan (76:9) mempunyai rahasia yang besar dari segi hiraki manusia , pentabiran Allah swt kepada para Khalifah-khalifahNya yang merupakan
golongan Khawasul Khawas.
Ulasan ringkas : Ayat pertama yang menyebut Wajah Allah ialah Al-Baqarah : 115
golongan Khawasul Khawas.
Ulasan ringkas : Ayat pertama yang menyebut Wajah Allah ialah Al-Baqarah : 115
Sejak awal menyatakan bahwa kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat yang menekankan bahwa untuk melihat Wajah Allah kita harus meletakkan diri kita sebagai hamba yang tidak punya apa-apa sebab semuanya hak Allah.
Ini diakhiri dengan Surah Al-Insan ayat (76 : 9)
Yang menekankan agar manusia wajib melihat Wajah Allah dengan menggunakan 9 wajahnya.
5 ayat di bawah ini menjadi sandaran penting untuk Melihat Wajah Allah :
5 ayat di bawah ini menjadi sandaran penting untuk Melihat Wajah Allah :
1. Terkait dengan 5X sholat fardhu = waktu yang wajib untuk memandang Wajah Allah
2. Terkait dengan 5 Ulul azmi = Muhammad saw, Isa as, Musa as, Ibrahim as dan Nuh as, yang menjadi pemandu kepada “Al Ghauts/Kembali” dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Khalifah
3. Terkait dengan 5 Naqib kepada Al-Ghauts = Qutb, Qut Al Bilad, Qutb Al Aqtab , Qutb Al Irshad , Qutb Al Mutasarrif.
4. Di bawah setiap 5 Naqib itu masing –masing ada = 7Budala (diketuai Qutb),
7Nujuba’ (diketuai Qutb Al Bilad), 7Nuquba’ (diketuai Qutb Al Aqtab ), 7Awtad
(diketuai Qutb Al Irshad) dan 7Ahyar (diketuai Qutb Al Mutasarrif).
5. Walaupun ini menunjukkan satu hiraki tegak terdapat juga hiraki mendatar yaitu Qutb lebih tinggi dari Qutb Al Bilad lebih tinggi dari Qutb Al Aqtab lebih tinggi dari Qutb Al Irshad lebih tinggi dari Qutb Al Mutasarrif.
6. Dalam masyarakat kita selalu disebut tentang kewujudan 40 Abdal, maka sebenarnya semua mereka yang di bawah Al Ghauts ini ada 40 orang. Mereka juga disebut “Rijalul Ghaib” dan maqam mereka adalah As Siddiqun dan Al Muqarrabun.
7. Mereka semua (1+40 orang) senantiasa melaksanakan Solahud Da’im karena mereka pilihan Allah (Ahlullah) dan senantiasa memandang Wajah Allah.
8. Mereka dan para Wali-wali Allah yang lain mengajak dengan ayat (12 : 108)
mendapat limpahan Rahmat dari Allah seperti yang disebut dalam surah Yunus (10 : 62)
9. Dibawah ini adalah 5 ayat yang di dalamnya terdapat uraian tentang tugas para Khalifah Allah swt, yaitu :
2. Terkait dengan 5 Ulul azmi = Muhammad saw, Isa as, Musa as, Ibrahim as dan Nuh as, yang menjadi pemandu kepada “Al Ghauts/Kembali” dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Khalifah
3. Terkait dengan 5 Naqib kepada Al-Ghauts = Qutb, Qut Al Bilad, Qutb Al Aqtab , Qutb Al Irshad , Qutb Al Mutasarrif.
4. Di bawah setiap 5 Naqib itu masing –masing ada = 7Budala (diketuai Qutb),
7Nujuba’ (diketuai Qutb Al Bilad), 7Nuquba’ (diketuai Qutb Al Aqtab ), 7Awtad
(diketuai Qutb Al Irshad) dan 7Ahyar (diketuai Qutb Al Mutasarrif).
5. Walaupun ini menunjukkan satu hiraki tegak terdapat juga hiraki mendatar yaitu Qutb lebih tinggi dari Qutb Al Bilad lebih tinggi dari Qutb Al Aqtab lebih tinggi dari Qutb Al Irshad lebih tinggi dari Qutb Al Mutasarrif.
6. Dalam masyarakat kita selalu disebut tentang kewujudan 40 Abdal, maka sebenarnya semua mereka yang di bawah Al Ghauts ini ada 40 orang. Mereka juga disebut “Rijalul Ghaib” dan maqam mereka adalah As Siddiqun dan Al Muqarrabun.
7. Mereka semua (1+40 orang) senantiasa melaksanakan Solahud Da’im karena mereka pilihan Allah (Ahlullah) dan senantiasa memandang Wajah Allah.
8. Mereka dan para Wali-wali Allah yang lain mengajak dengan ayat (12 : 108)
mendapat limpahan Rahmat dari Allah seperti yang disebut dalam surah Yunus (10 : 62)
9. Dibawah ini adalah 5 ayat yang di dalamnya terdapat uraian tentang tugas para Khalifah Allah swt, yaitu :
1. Al-Baqarah 2 : 115
”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Mahamengetahui”.
2. Al-Baqarah 2 : 272
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)”.
3. Ar-Rum 30 : 38
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
( MAHADIRI / Awalludin Makrifatullah )
Assalamu alaikum. Saya ingin mengomentari tulisan di atas yg menjelaskan bhw Mim = kaki, Ha = tangan, Mim = badan, Dal = kepala. Menurut yg sy pelajari ketetangan itu keliru. Yg benar adlh Mim pertama itu kepala dan Dal itu adlh kaki, karena sesuai dgn nama Muhammad. "Dal" terakhir yg menandakan kaki. Kaki letaknya di bawah, bukan di atas.
BalasPadamPanteisme...
BalasPadam