HAKIKAT FANA (FANABILLAH)
Wahai saudaraku, para Ahli Makrifat yang telah sempurna seperti Arifin, tidak merasakan lagi kesengajaan pada setiap gerak dan isyarah mereka. Perlu kita ketahui suasana Makrifat pada darjat tertentu, hanya Allah SWT peruntukkan bagi Manusia yang Ia tempatkan pada darjat tersebut. Ia tidak dapat dirasakan dan amalkan oleh mereka di darjat Makrifat yang lain. FANAnya seorang ‘Arifin tidak akan pernah dapat dijelaskan oleh mereka yang lain, selain oleh para ‘Arifin itu sendiri.
Fananya para ‘Arifin, bukanlah dari kesengajaan mereka memFANAkan Diri, dan juga bukan Mabuknya mereka dalam memandang keelokan Wujud Allah. Tetapi justru FANAnya mereka, kerana Allah SWT mendudukkannya di Puncak kesedaran yang utuh, dengan memperjalankan mereka kepada merasakan keberadaan Wujud yang sebenar, yaitu Wujud Allah SWT. Maksud FANA disini bukan dalam arti tanpa kendali, seperti orang yang hilang kesedaran. Dengan bahasa yang mudah dimengerti FANA = sedar, sedar akan realitas sesungguhnya bahwa ternyata hanya ada satu Wujud saja yang Hakiki, yaitu Wujud Allah SWT. FANA meliputi tergantinya pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru. Dulu mengetahui Wujud Diri adalah Wujud yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari Wujud Allah yang satu, dulu mengetahui gerak Diri adalah gerak yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari gerak Allah yang satu, dulu mengetahui penglihatan dan pendengaran adalah penglihatan dan pendengaran Diri yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari penglihatan dan pendengaran Allah yang satu, dan begitulah seterusnya Allah SWT mengganti pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru, pengetahuan yang Hakiki disisiNya.an pernah dapat dijelaskan oleh mereka yang lain, selain oleh para ‘Arifin itu sendiri.
Fananya para ‘Arifin, bukanlah dari kesengajaan mereka memFANAkan Diri, dan juga bukan Mabuknya mereka dalam memandang keelokan Wujud Allah. Tetapi justru FANAnya mereka, kerana Allah SWT mendudukkannya di Puncak kesedaran yang utuh, dengan memperjalankan mereka kepada merasakan keberadaan Wujud yang sebenar, yaitu Wujud Allah SWT. Maksud FANA disini bukan dalam arti tanpa kendali, seperti orang yang hilang kesedaran. Dengan bahasa yang mudah dimengerti FANA = sedar, sedar akan realitas sesungguhnya bahwa ternyata hanya ada satu Wujud saja yang Hakiki, yaitu Wujud Allah SWT. FANA meliputi tergantinya pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru. Dulu mengetahui Wujud Diri adalah Wujud yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari Wujud Allah yang satu, dulu mengetahui gerak Diri adalah gerak yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari gerak Allah yang satu, dulu mengetahui penglihatan dan pendengaran adalah penglihatan dan pendengaran Diri yang terpisah dari Allah, ternyata rupanya dari penglihatan dan pendengaran Allah yang satu, dan begitulah seterusnya Allah SWT mengganti pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru, pengetahuan yang Hakiki disisiNya.
# Sumber Laduni Dendiar
0 comments:
Catat Ulasan