" SIFAT 20 DAN MARIFATULLAH. "
Sifat 20 adalah satu konsep ilmu yang ciptaannya sangat ajaib, didalam mentafsir kaedah mengenal Allah. Melalui ilmu Marifat.
Sifat 20 dicipta oleh ilham Para Sufi dan para Aulia terdahulu bagi tujuan mengajar kita menuju jalan mengenal Allah. Barang siapa mempelajari Sifat 20 dengan bersungguh2
beserta paham akan maksud dan makna yang TERSIRAT Insha Allah ia akan mengenal Allah swt dengan nyata dan terang. Banyak cabang ilmu dan banyak kaedah pembelajaran yang telah diedarkan melalui kitab..melalui pondok ..sekolah dan guru2 agama.Semua itu bertujuan bagi mencari jalan..mencari cara dan mencari kaedah untuk mengenal Allah.
Banyak kaedah terbaik bagi mengenal Allah Swt adalah dengan mempelajari Sifat 20.
Allah tidak dapat dikenal melalui mata jahir, ia hanya dapat dikenal melalui MATA HATI dengan mempelajari sifat-sifatnya.
APAKAH ASAS SIFAT 20 ?
Sifat 20 berasas kepada 4 perkara :
1.Zat..2.Sifat..3.Af'al..4.Asma.
Apakah Sifat Allah yang 20 itu.?
1.wujud
2.Qidam
3. Baqo.
4.Mukholapatu Lilhawadis - bersalahan dengan yang baru.
5.Qiyamuhu binafsih - Berdiri sendiri.
6.Wahdaniah - Esa
7. Qudrat - Kuasa
8.Iradat - menghendaki
9. Ilmu - mengetahui
10. Hayat - hidup
11. Sama - mendengar
12. Basar - melihat
13. Kalam - berkata2
14. Qodirun - maha berkuasa
15.Muridun - maha menghendaki.
16.Alimun - maha mengetahui
17.Hayyun - maha hidup
18.Samiun - maha mendngar
19.Basirun - maha melihat
20.Mutakalimun - maha berkata.
Mungkin banyak yang sudah tau. 20 sifat Allah itu terbagi kepada 4 bagian :
1.Bahagian Sifat nafsiah.
2.Bahagian sifat salbiah
3. Bahagian sifat Ma'ani
4.Bahagian sifat ma'nawiyah.
Bahagian yang 4 inilah dikatakan menjadi intipati dan isi kepada Ilmu mengenal Allah.
4 bahagian inilah nantinya yang akan.menterjemahkan sifat 20. Barang siapa yang berhajat untuk mengenal Allah.perlu diambil perhatian kepada 4 bagian tersebut
SIFAT NAFSIAH.
Apakah sifat yang terkandung dalam Nafsiah ?....
Sifat yang terkandung didalam Nafsiah itu. Hanya satu yaitu sifat Wujud yan membawa maksud Ada. Adanya Allah itu meliputi segala yang zahir maupun yang batin.
APAKAH MAKSUD SIFAT NAFSIAH ??....
Wujudnya Allah itu..adalah Wujud yang disertai sekali dengan ZAT..SIFAT..AF'AL DAN ASMA.NYA. ZAT Allah itu merupakan SifatNya dan sifat Allah adalah juga merupakan zatNya. Zat dengan sifat Allah itu adalah ujud yang tidak terpisah.Bercerai dan ujud yang tidak berasingkan. Ke ujudan.zat dan ke ujudan Sifat Allah itu,adalah esa. ( Satu juga pada hakekatnya ).
Seumpamanya sifat ilmu dengan sifat Kalam Allah. Apabila sifatnya bersifat Mendengar (sama) berarti zatnya juga. Bersifat berpendengaran (samiun)
Apabilah Allah bersifat melihat ( bashar) berarti zatnya bersifat berpenglihatan (bashirun) Apabila allah bersifat berkuasa berarti (kudrat) berarti zatnya berdifat kekuasaan ( kodirun ) ....begitulah seterusnya dengan Sifat yang lain.
Sifat Allah itu seumpanya sifat angin,dengan sifat bergoyang ( bertiup )
Apabila kita melihat pokok ( batang / ranting ) bergoyang itu menandakan
Adanya angin. Tergoyangnya pokok adalah bagimenandakan bergoyangnya angin. Sifat bergoyang itu..bukannya sifat pokok yang bergoyang itu... sebenarnya Sifat angin.Walau bagaimanapun dan sifat bergoyangnya pokok itu adalah satu sifat yang sama. Maka jika tidak ada angin, masakan pokok itu bergoyang. Pokok tidak boleh dengan sendirinya. Jika bukan kerana digoyang dan ditiup oleh angin. Begitupun juga sifat Allah dengan zatnya tidak boleh bercerai. Begitu juga kaedahnya kita Mmentafsir sifat 20. Apabila ia dirujuk kepada Diri.
Barulah kita dapat melihat dan mengenal melaluiNya. Seandainya sifat 20 itu tidak dirujuk kepada diri,selama itulah kita tidak akan mengenal dan melihat Allah. Dalam memahami sifat Nafsiah ( nafi ) yaitu : Sifat menafikkan / meniadakan atau sifat menolak. Berarti kita dikehendaki meniadakan sifat2 yang lain selain Allah adanya. Kita dikehendaki meniadakan kewujudan sifat alam dan sifat diri kita Sendiri. Meniadakan sifat diri kita supaya ia hanya menjadi tidak ada dan tidak ujud ( binasa)
Cara menidakkan diri kita dan untuk mewujudkan sifat Allah itu.adalah dengan cara menyerah atau membinasakan diri kepada Allah. Bila mana sifat telinga telah Ddipulangkan, ia hanya disambut dengan sifat pendengaran Allah. Bila mana sifat mata telah binasa, akan disambut dengan Sifat penglihatan Allah Sifat berfikir akan disambut dengan ilmu Allah. Selagi sifat mata menjadi sebagian daripada sifat kita. sudah pasti kita tidak akan dapat melihat Allah melalui pandangan dan penglihatannya.
Setelah sifat mata itu kita pulangkan kepada Allah, akan bertukar menjadi sifat Bashar Allah...barulah sifat penglihatan Bashirun ALLAH itu boleh melalui sifat mata kita. Bermaknanya disini bahwa sifat mata yang ada pada kita sekarang ini, tidak boleh dan tidak layak menerima penglihatan Allah melaluinNya melainkan sifat mata mahluk telah binasa dan bertukar kepada sifat Wajah Allah.
Maka itu tidak layak untuk menanggung atau menerima sifat penglihatan
Allah yang Maha Tinggi.
Sifat mahluk tidak layak untuk menanggung sifat Allah.Melainkan sifat kita itu ditukar milik.supaya menjadi milik Allah. Setelah melalui penyerahan hak milik Allah kepada Allah.ketika sudah menjadi milik Allah. Barulah mata kita itu dapat melihat melalui penglihatan Allah. Bila mata kita sudah menjadi milik Allah Barulah sifat Bashirun ( penglihatan) ALLAH itu dapat terpancar Melalui mata kita. Apabila penglihatan Allah sudah menembusi mata kita degan sendirinya sifat mata akan binasa..mata mahluk akan hangus terbakar..binasa..dan lenyap
Lantaran dipenuhi olah cahaya Allah cahaya penglihatan Allah itu sendiri
yang membinasakan sifat mata kita tidak dapat untuk menanggung sifat penglihatan Allah. Selagi mata masih bersifat mahluk atau masih menjadi sebagian dari anggota diri kita selagi itulah wajah Allah tidak boleh mengambil tempat. Selagi sifat Allah tidak dapat mengambil tempat.selagi itulah kita tidak dapat mengenal dan melihat Allah melaluiNya.
Inilah konsef Nafsiah yaitu konsep meniadakan sifat mahluk supaya dapatnya
Bersifat wajah Allah. Setelah kita berjaya dalam meniadakan ..Fana dan lebur diri kita kedalam cahaya Allah. Maka jadilah telinga kita itu..penglihatan Allah dan sebagainya. Maka kita tidak layak untuk menanggung penglihatan Allah.begitu juga dengan sifat yang lain, ia hanya merupakan pakaian dan persalinan Allah. Sifat kita selalu mahluk.tidak layak untuk memakai yang menjadi persalinan Allah.seandainya kita terpakai persalinan Allah cepat cepatlah bertaubat.
Apabilah Allah bersifat Basar, Allah juga bersifat Basirun. Apabila Allah bersifat Qudrat,Allah juga bersifat Qodirun dan sebagainya. Oleh yang demikian bagi yang telah sampai kepada Makam ( tahap) MARIFAT. Menjadikan yang dilihat itu adalah juga yang melihat dan yang melihat itulah adalah juga yang dilihat.
Yang menyembah itu adalah juga yang disembah. Dengan syarat diri kita telah BINASA..MATI..LEBUR DAN KARAM dlm ZAUK.. CAHAYA WAJAH ALLAH. Walau Allah itu bersifat denagn 20 sifat namun semuanya 20 sifat itu adalah Esa.
( satu) juga dalam zadNya.walaupun sifat Allah itu banyak..tetapi Dia Satu dalam zatNya. Yang menjadikan sifat Allah Itu ber-bilang2 adalah kerana khayalan pemikiran dan lemahnya sangkaan akal
Manusia sedangkan pada dasar dan pada hakekatnya kesemuanya sifat Allah adalah SATU ( ESA) tidak berbilang2. Mempelajari..memahami serta mengetahui sifat NAFSIAH bertujuan memberi peringatan kepada kita bahwa tidak ada yang berbentuk bagi Allah.melainkan yang berbentuk adalah bentuk bagi Allah dan tidak ada yang bersifat.melainkan yang bersifat itu hanya sifat bagi Allah.
Didalam memahami Sifat Nafsiah kita dikehendaki MENAFIKKAN.MEMATIKAN
MELENYAPKAN DAN MEMBINASAKAN... semua sifat2 yang lain selain dari Sifat ALLAH. Diperingkat pengajian Ilmu SIFAT NAFSIAH... Kita di kehendaki melihat bahwa hanya Allah sahaja yang ada ujud. Wujud dan Maujud. Kewujudan mahluk..alam pada peringkat ini belum lagi boleh diletakkan dalam gambaran pikiran dan belum lagi boleh dibayangkan dalam ciptaan khayalan akal yang ada dan yang ujud pada peringkat sifat Nafsiah itu hanyalah Allah semata.
Sifat Nafsiah adalah sifat bagi mengajak kita tentang kewujudan Allah secara :
"WUJUDIAH " (wujud yang meliputi ). Sekalian Alam meliputi sekalian mahluk dan meliputi sekalian diri kita. Sifat Nafsiah dalam wujudiah itu adalah membawa makna kewujudan Allah secara mutlak.secara bersendirian..secara ke esa annya.tampa ada lagi yang lain..selain Allah. Didalam kepahaman Pengajian Ilmu Marifat yang bergoyang itu bukan lagi pokok .Sesungguhnya yang bergoyang sifat angin. Inilah kedudukan Sifat Nafsiah dalam tafsiran Marifat.
Didalam kita belajar sifat Nafsiah dalam Sifat 20...kita jangan lupa untuk menghubungkan dengan kalimah SYAHADAH.
Pelajaran Sifat Nafsiah dlm Sifat 20 bukan sekedar tujuan untuk dihapal.
Pelajaran Nafsiah itu selain bertujuan untuk mengenal Sifat Allah melalui Sifat 20. Juga bertujuan menafsir Kalimah Syahadah
Sifat Nafsiah itu suatu kaedah kiasan.Sifat Nafsiah didasarkan kepada tafsiran dan pemahaman kalimah Syahadah. Sifat Nafsiah diletakkan / diterjemahkan pada tafsiran Syahadah berada pada kedudukan kalimah : LAA...yaitu
( kalimah Nafi )
Kalimah MENOLAK YanG LAIN SELAIN ALLAH. MEMBINASAKAN SIFAT Yang LAIN SELAIN SELAIN ALLAH SAJA. Kewujudan sifat2 yang itu seumpamanya : Bayang Cahaya, apabila hilang Cahaya.Mk hilanglah bayangan. Apabila kita dapat memahami dan menghayati PENGERTIAN ISI ILMU NAFSIAH.DLM SIFÀT 20 DENGAN PENUH PENGHAYATAN. Ia hanya membuat ucapan Syahadah kita benar2 diterima Allah.
BAGAIMANA CARA UCAPAN SYAHADAH PENUH MAKNA ?.....
Adapun ucapan Syahadah yang penuh makna itu dengan melafazdjan ungkapan LAA.. denagn menghilangkan dan membinasakan sifat2 yang lain..selain Allah sehingga tidak ada lagi kewujudan bulan bintang, Alam dunia dan kewujudan Kehidpan diri melainkan Allah lah yang wujud.
Wujud dan maujud pada sekalian wajah alam. Ucapan perkataan LAA... adalah tahap ucapan yang tidak ada apa2 dikiri..dikanan dan diatas atau dibawah. Kita.melainkan semasa melafadzkan kalimah LAA.. Dikehendaki mengisi KEYKINAN HATI DAN MENGISI KEPERCAYAAN AKAL. bahwa tidak ada yang lain lagi pada kewujudan alam ini melainkan sekalian yang ada ini..adalah hanya Allah yang meliputi segalanya. Itulah diantara tujuan kita mempelajari Sifat Nafsiah dalam Sifat 20.
APAKAH BENTUK SIFAT NAFSIAH ?
Sifat Nafsiah adalah berbentuk " PERKHABARAN "Sifat yang ada pada zat Allah dan tidak memberi bekas kepada alam.Dan Sifat Nafsiah itu tidak boleh dikualiti dan dikuantitikan adanya Allah
Adalah yang mutlak..oleh suatu karna yang lain. Sifat nafsiah adalah sifat yang mengkhabarkan bahwa Allah itu ada.adanya Allah itu melalui perkhabaran yang tidak dapat dipegang atau dirasa dengan tangan tidak dapat dilahirkan untuk dilihat...Perkhabaran adalah perkara yang tidak boleh dikualiti atau dikuantitikan. ia hanya boleh DI RASA DAN DIYAKINI OLEH HATI.
SIFAT MA'ANI.
Sifat apakah yang terkandung didalam sifat Maani.? Sifat yang terkandung didalam sifat Maani ada 7 perkara :
1.QUDRAT - KUASA
2.IRODA - BERKEHENDAK.
3.ILMU - MENGETAHUI
4.HAYAT - HIDUP
5.SAMA - MENDENGAR
6.BASHAR - MELIHAT
7.KALAM - BER-KATA2.
BAGAIMANA MENTERJEMAHKAN SIFAT MA ANI PADA DIRI KITA ?
Ada dengan terang dan jelas menzahirkan sifat2Nya keatas diri kita.Tujuannya dizahirkan sifatnya supaya dijadikan sebagai pedoman..sebagai panduan dan sebagai Itibar .untuk kita mengenal melihat dan memandang Allah melauinya. Allah bukan a'in ( bukan benda ) dikenal melalui bentuk hitam atau putih. Allah menzahirkan sifat2nya keatas diri kita adalah bertujuan supaya dijadikan "! TEMPAT MEMANDANG SIFAT2NTA"
Kepada mereka2 yg berpandangan jauh tetapi masih ramai yang tidak memperhatikan SIFAT HIDUP
SIFAT MENGETAHUI..SIFAT BERKUASA..SIFAT MELIHAT DAN SIFAT BERKATA KATA yang dipakai Allah atas diri kita adalahmenjadi tanda KebesaranNya atas diri kita. Supaya kita memperhatikan dan melihatnya sifat2 tersebut. Bukannya sifat pribadi2 kita tetapi sifat tersebut sebenarnya adalah Hak Kepunyaan ..MUTLAK ALLAH TAALA. Sifat yang kita pakai ini adalah pinjaman se mata2. Dari itu hendaklah kita sadar dan insyaf akan hal itu. Kesemuanya sifat2 tersebut adalah Hak milik Allah dan kepunyaan Allah Swt. yang sepatutnya dikembalikan semula kepada Dia yang empunya..selama hayat masih dikandung badan.
Penzahiran Suft Maani (angin) atas mahluk (diri kita) adalah sekedar pinjaman yang berupa pakain sementara yang akhirnya dikehendaki kembali semula kepada Allah yang empunya. Allah tidak boleh diibaratkan atau dimisalkan dengan sesuatu. MAHA SUCI ALLAH dari ibarat dan misal segala misalan atau segala perumpamaan yang dinukilkan itu hanyalah sekedar untuk mempermudahkan paham. Sifat Maani itu adalah se umpama bayang2..manakala Allah taala itu adalah seumpama
Tuan yang Empunya bayang.
FIRMAN ALLAH surah al furqon ayat 45.
Artinya : Tidaklah engkau melihat kekuasaan tuhanmu bagaimana ia menjadikan bayang2 itu terbentang( luas kawasannya) dan jika ia kehendaki tentulah ia menjadikan tetap.(tidak bergerak dan tidak berubah) Kemudian kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukan perubahan bayang2 itu.
ALLAH JADIKAN MANUSIA DALAM BAYANGNYA. Maksud bayang itu adalah merujuk kepada makhluk dan diri kita. Bayang ( diri ) sebenarnya tidak mempunyai apa2 sifat, Bayang hanya hanya sekedar sifat yang menumpang dari yang Empunya bayang. Bergeraknya bayang adalah gerak daripada yang Empunya bayang. Berdirinya bayang adalah dengan berdirinya tuan yang empunya bayang (Allah). Mustahil bayang itu boleh berdiri dengan sendiri tampa kuasa dari yang Empunya bayang. Mustahil bersatu dan mustahil bercerai.
Diri kita dengan Allah itu adalah seumpama ujud bayang dengan yang Empunya wajah dipermukaan cermin. Sifat Maani itu tidak boleh berdiri dengan sendiri tanpa bergantung dari Sifat Maknawiyah.
Hubungan antara Sifat Maani dengan Sifat Maknawiyah itu adalah seumpama hubungan antara
Bayang dengan yang punya Bayang.
Contohnya: seumpama mata dengan penglihatan.Sifat telinga dengan pendengaran.Sifat mulut dengan berkata2. Walau bagaimana keadaan sekalipun,ia hanta tetap tidak boleh bercerai dan juga boleh bercantum.
Inilah yang dikatakan hubungan Sifat Maani dengan Sifat maknawiyah itu bercantum tidak bercerai tiada." Tiada bercerai antara NAFI DAN ISBAT...dan siapa2 yang menceraikan antara keduanya maka orang itu kafir adanya " Bayang bukan cahaya tetapi tidak lain dari cahaya. Cahaya bukan matahari tetapi tidak lain dari matahari. Begitu jugalah contohnya hubungan antara Allah dengan Diri kita.
Dari itu marilah kita sama2 mengambil paham dan insyaf bahwa sifat yang kita miliki ini sebenarnya hak Kepunyaan Allah..yg harus kita serah kembali kepada yang empunya NYA.
Tujuan mempelajari Sifat Ma ani adalah bertujuan supaya kita mengaku bahwa sebenarnya diri kita
ini tidak ada. Tidak wujud dan tidak terjadi yang wujud yang ada dan yg terjadi adalah hanya
Se mata2 Allah.
Seumpamanya Sifat bayang terzahirnya bayang ini adalah tujuan menampakkan dan menyatakan dan menyatakan Sifat yg empunya bayang itu sendiri. Didalam keghoiruhan membicarakan soal Sifat Maani harus diingat bahwa Allah tidak bertempat.Allah tidak menyelam keatas jasad . Allah tidak bertempat didalam atau diluar badan. Allah tidak bersatu..tidak bercantum dengan badan. Allah bukan kesatuan.Allah bukan bersyarikat.bukan bercantum dengan jasad kita. Ada orang mengaku bahwa Allah menjelma didalam jasad dan tidak kurang pula ada yang mengaku menjadi Tuhan dan sebagainya...
Ingat bukan kita yang meliluti Allah, tetapi Allahlah yang meliputi kita.Kesemua sifat yang kita miliki ini adalah ini adalah milik Allah. Sifat yang ada pada diri kita akan hancur..binasa dan lenyap. Sifat yang kekal dan abadi itu hanyalah Allah Swt.
Firman Allah :
Artinya dan janganlah engkau menyembah Tuhan yang lain bersama2 Allah.
Tiada Tuhan melainkan Dia. Tiap2 sesuatu akan binasa. Melainkan zat Allah baginyalah kuasa memutuskan segala hukum.dan kepadaNya lah kamu semua dkembalikan.
(S. AL QOSOS 88.)
APA HUBUNGAN SIFAT MA'ANI DENGAN ROH.?
Sifat Ma ani adalah wajah Allah yg terjahir melalui Sifat dan Rupa paras Roh Melalui sifat mata, mulut, telinga dan anggota tubuh seluruhnya. Sebagaimana rupa dan paras roh..sebegitulah wajah Maani Allah. Untuk melihat sifat Maani Allah.. lihatlah pada wajah dan sifat rupa paras diri kita sendiri. Hubungan Roh dengan Sifat Maani itu.seumpamanya sifat mata pada roh penglihatan bagi Allah. Telinga pada roh.pendengaran bagi Allah. Da, begitulah seterusnya. Tujuan kita mempelajari dan mendalami ilmu marifat.
Maani itu adalah untuk membawa kpd kalimah Syahadah. Tujuan sifat nafsiah membawa pengertian pada kalimah " LAA "... Adalah kalimah MENAFIKKAN..
Kewujudan sifat mahluk. Manakala sifar Maani Kalimah " ILA HA "... PULA. bermaksud mengadakan atau mengiya kan dan mengambil balik segala apa yang kita telah kita tolak dalam Kalimah LAA. Kita tolak semua sifat mahluk. Manakala " ILA HA " pula ia hanya kita adakan semula. Walaupun sifatnya diadakannya kembali ia hanya srkedar sifat yang menumpang. Manakala dalam kalimah LAA kita nengaku bahwa tidak ada lain sekain Allah. Dan dalam kalimah ILA HA pula kita mengaku bahwa Allah menzahirkan mahluknya melalui 7 Sifatnya.
Seumpamanya SIFAT HIDUP, KUASA,BERKEHENDAK, MENGETAHUI,
MENDENGAR, MELIHAT, DAN SIFAT BERKATA KATA. Walau bagaimanapun 7 sifat tersebut diatas hanya sekedar sifat menumpang. Seumpama Sifat Sama Menumpang sifat Samun. Sifat Bashar menumpang Sifat Basirun...dan begitulah seterusnya.
Untuk dihubung kaitkan dengan Kalimah syahadah.Kita hendaklah melihat Sifat mata yang kita miliki.tidak berguna tanpa penglihatan Allah. Telinga kita tidak akan bermakna..tampa pendengaran Allah. Mulut tidak berarti tanpa Ber kata2 Allah. Hidung tidak berguna tanpa Allah. Akal tidak berarti jika tanpa ilmu Allah. Anggota badan tidak berguna tanpa kuasa Allah. Segalanya yang ada pada kita bergantung dan menumpang sifat Allah.
Selama melafazkan kalimah " ILA HA " dalam bersyahadah kita dikehendaki mengingati diri kita. bahwa sifat yang ada pada diri dan yang kita bawa ini..tidak boleh berdiri sendiri. Hanyalah sekedar sifat yang menumpang dan bergantung kepada sifat Allah. Diri kita tidak memiliki apa2. Kita tidan akan melihat tanpa Bashirun Allah dan kita tidak akan daapt mendengar tanpa Samiun Allah. Dari kesadaran dan ke insyapan itu membawa hati kita pada suatu perasaan :
KOSONG.HIBA.HINA. KERDIL.MISKIN dan perasaan FAKIR DIHADAPAN ALLAH.INILAH TUJUAN KITA MEMPELAJARI SIFAT MA ANI.
Diri kita ini sesungguhnya yatim piatu yang tak punya apa2 harta benda kaya miskin hidup dan mati itu adalah hak Allah.taala.
Apabila masanya diambil balik yang kita miliki ini, kerana hak kepunyaan Allah.
Baik kekayaan kecantikkan kegagahan yang selama ini selalu kita banggakan. Dengan kepahaman bahwa sifat diri kita ini sebenarnya mati dan menumpang. Sifat mata mulut telinga tangan kaki dan seluruh anggota tubuh menumpang pada kebesaran Allah yang hendaknya dikembalikan semula sifat itu kepadaAllah. Anggota diri ini sudah mati..binasa..hilang..dan lenyap kepadaAllah.
Jadikanlah diri kita ini seumpama Fakir..Muflis..Hina..mati..Binasa..lebur dalam kekuasaan Allah. Inilah hikmah dan diantara Inti Pati mempelajari Sifat 20 itu.
BAGAIMANA MENGENAL ALLAH MELALUI SIFAT MAANI ?
Peranan sifat Maani hanya sekedar MENJADI SAKSI. ( KESAKSIAN )
Sifat Maani berperanan sekedar sifat Menumpang
Bashar menumpang pada sifat basirun.
Telinga menumpang pada Sifat Sama.
Sama menumpang pada sifat Samiun.
Lidah menumpang pada sifat Kalam.
Kalam menumpang pada sifat Mutakalimun
Sifat Maani adalah sifat menumpang pada sifat Maknawiyah.
( Sifat Kekuasaan Allah ).
Dari paham itu dapatlah kita tilik Diri sendiri.Betapa sifat yang ada pada diri kita ini semua kepunyaan Allah. Kita ada mata tapi Allah yamg Memiliki sifat penglihatan. kita ada telinga tetapi Allah yang memiliki sifat mendengar. Begitu seterusnya, yang menggambarkan bahwa diri kita ini kepunyaan Allah swt. Sifat Maani bertujuan supaya sifat Allah dapat dilihat melalui Panca indra. Fitrah pada diri kita sendiri Allah berilmu manakala diri pula bersifat mengetahui Akal. Allah berkudrat manakala diri pula bersifat berkuasa melalui panca indra. Allah beriradat manakala diri pula bersifat berkehendak. (Dapat berkeinginan melalui Rasa ). Allah bersifat Sama manakala diri pula bersifat mendengar melalui telinga.Allah bersifat Bashar manakala diri pula bersifat melihat melalui mata. Allah bersifat kalam manakala diri pula bersifat
berkata2 melalui lidah.
Jangan sekali kali kita menjadi lupa diri bahwa semua sifat2 yang kita miliki ini adalahkepunyaan Allah. Diri kita hanya menumpang Sifat Allah. Apabila kita paham Sifat maani dengan sendirinya membawa diri kita pulang kepangkuan Allah dengan tangan kosong dengan menyerahkan segala sifat kepada Allah. Bahawasanya diri kita ini sebenarnya adalah kepunyaan dan milik Allah sepenuhnya secara mutlak. Setelah kita sadar bahwa sifat yang kita pakai ini adalah sifat pinjaman dan menumpang sifat Allah.
Sebaiknya kembalikanlah semua sifat2 itu .jangan sekali kali coba memakai dengan kesombongan diri.kerana diri tidak layak. Hanya Allahlah yang layak memakainya. Allahlah yang berhak. Sifat pakaian Allah itu Allahlah pemiliknya. Kita tak punya apa2 pakaian atau persalinan kita ini ibarat tangan kosong. Yang menjadi milik dan kepunyaan kita bukan pakaian atau persalinan itu. Yang menjadi milik dengan kepunyaan kita mutlak Allah itu sendiri. Inilah konsep yang hendak diketengahkan dan hendak diterapkan melalui sifat Maani..konsep serta kepahaman inilah yabg benar2 perlu kita pahami. Cuba pahami dan haysti betul2 Sifat Maani yabg tujuh(7) itu. Apabila kita telah Kasyaf dalam menghayati Sifat Maani disinilah membawa kita lebur dan terbakarnya sifat Diri ini yang palsu dan yang menumpang ini..
SIFAT 20 DAN MARIFATULLAH 1
( ELIS VOLCOM bersama Bang Syarif. dalam pengajian ABU SYARIFAH GURU KH.AHMAD FANSYURI RAHMAN )
Ada ta'lim, ada tathbiq.
BalasPadamTa'lim = mempelajari
Tathbiq = mempraktekan
Dikala sedang ta'lim (mempelajari hidup), ambil segalanya tak terkecuali.
Dikala sedang tathbiq (menjalani hidup), dua hal saja, Husnuddzon (berbaik sangka), dan bersabarlah.
Dikala ta'lim, kita bukan meliputi Alloh, Allohlah yang meliputi kita.
Dikala tathbiq, ada orang yang mengatakan, Alloh meliputiku, dan aku meliputi Alloh. -jangan su'ddzon, bersabarlah.
ketidak-berdayaan lisan dan rasa untuk menahan dari mengungkapkannya.
(secara pribadi, pintalah do'a melalui mulutnya.)
(ada tahapan perjalanan, pengalaman, entah apakah ia dapat bertahan.)