MURSYID AKAN MEMBIMBING MURIDNYA MELALUI EMPAT LAPISAN ALAM
1. Ruh Jismani berinteraksi dengan alam Mulk
2. Ruh Ruhani berinteraksi dengan alam Malakut
4. Ruh Qudsi berinteraksi dengan alam Lahut
Empat Lapisan Jiwa Mikro Yang Terhubung Dengan Alam Makro
1. Shodr : lapisan hati terluar : banyak berhubungan dengan syaitan dan nafsu dunia. Dekat dengan alam Mulk. Dalam bahasa Psikologi disebut Alam Pikiran Sadar. berawal dari JASAD
2. Qolbu : Lapisan hati yang lebih dalam : ibarat pintu/pembatas antara dia dan Allah : pembatas antara urusan dunia dan urusan akhirat. Sering disebut RAS (Retikular Aktivasi System) : Sebuah kritikal area antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dekat dengan istilah alam malakut. Pertemuan antara alam JASAD dan ALAM RUH.
3. Fuad : Lapisan hati yang paling dalam : Wilayah hati yang pertama kali mendapatkan cahaya via Ruh Ilahi : Cahayanya bisa keluar menerangi jasad jika Qolbunya bersih : hati yang juga membentuk karakter dari luar : atas kebiasaan yang rutin : disebut juga sebagai alam pikiran bawah sadar. Dekat dengan istilah alam Jabarut. berawal dari Alam RUH.
4. Baitullah Jiwa (Sirr). Bukan bagian dari manusia, tapi ada di dalam jiwa manusia. Berada pada wilayah hati paling dalam. Tempat bersemayamnya Ruh dari Allah. Pusat perputaran Thowaf Hati manusia. Tidak ditemukan istilah psikologi yang cukup pantas untuk alam ini. Dalam ilmu tasawuf mungkin cocok disebut sebagai alam Lahut.
DALAM Kitab Tafrihul Khotir Fii Manaqibissayyid Abdul Qodir Zailani disebutkan bahwa ruh itu ada 4 macam. Didalam al-Qur'an pun masalah ruh disinggung dalam surat al-Isro ayat 80 : "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah : "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
1. Ruh Mutajamidah. Ruh ini belum memiliki jasad dan berada di alam ruh. Di dalam al-Qur'an surat al-A'raaf ayat 172 Allah berfirman :"....Bukankah Aku ini Tuham-mu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuham kami), Kami menjadi saksi". Ruh ini juga disebut ruh wujud qoblal wujud, ada tapi belum ada di muka bumi.
2. Ruh Mutasyarifah. Ruh ini sudah memiliki jasad. Seperti kita sekarang ini. Karena adanya ruh ini kita bisa melakukan semua aktivitas. Ruh ini juga disebut ruh wujud indal wujud. Orang-orang tertentu dapat berada di tempat berbeda dalam satu waktu, contohnya dalam Manaqib Syekh Abdul Qodir ke-32 disebutkan bahwa : Beliau diundang untuk berbuka puasa pada bulan Romadhon oleh 70 muridnya. Dan Syekh Abdul Qodir memenuhi undangan tersebut, datang ke setiap rumah muridnya padahal beliau berbuka puasa di rumahnya. Didalam kitab Miftahus Shudur disebutkan bahwa Sesungguhnya seorang guru Ma'rifat mengurus semua muridnya dengan perjalanan dzikir. Artinya setiap murid yang mengamalkan TQN SURYALAYA sesuai dengan petunjuknya Pangersa Abah akan selalu dimonitor oleh Pangersa Abah dimanapun dia berada sehingga dia akan diantarkan dengan mudah ke Hadirat Allah.
3. Ruh Mutafarriqoh. Ruh ini sudah keluar dari jasadnya. Jasadnya dikubur dan ruhnya kembali kepada Allah. Ruh ini disebut juda ruh wujud ba'dal wujud. Ruh para Nabi dan Rasul tetap ada. Seperti sewaktu Nabi Muhammad Saw. Isro dan Mi'raj beliau melakukan shalat di Baitul Muqoddas diikuti oleh ruh para Nabi dan Rasul.
4. Ruh Kumal. Ruh ini dimiliki oleh seorang Insan Kamil, Mursyid Kamil Mukammil. Ruh ini bisa menjadi ruh Mutajamidah, ruh Mutasyarifah, ruh Mutafarriqoh.
Didalam kitab Taurat, Nabi Musa As. mengatakan bahwa Allah berfirman : "Musa, Aku akan berikan kepada umat Muhammad dua macam cahaya, yaitu cahaya Romadhon dan cahaya Qur'an. Dengan cahaya Romadhon diharapkan kita bisa meningkatkan puasa kita dari puasa syariat menjadi puasa thareqat dan terakhir menjadi puasa hakikat (ma'rifat) yaitu hati selalu ingat kepada Allah. Qur'an tersurat terdiri dari 30 juz. Sedangkan Qur'an tersirat adalah apa yang ditalqinkan oleh Guru Mursyid kepada kita.
Talqin secara bahasa artinya di bimbing/di tuntun/di gurukan
sama dengan Bai'at dan Ijazah.
1) TALQIN DZIKIR
- Hukumnya. : Fardhu 'Ain/ wajib
- Tempatnya : Majlis Dzikir
- Pemberinya : Guru Mursyid atau orang yang di beri amanah oleh Syaikh Mursyid atau Wakil Talqin
- Materinya : Dzikir jahar لااله الّاالله
Dan Dzikir Khofi ( اسم ذات )
- Waktu : Masih hidup di dunia.
2) TALQIN MAYIT
- Hukumnya : Fardhu Kifayah/sunat
- Tempat : Di atas Makam
- Pemberi : Ustadz/Kiyai/ Sesepuh
atau yang di tuakan
- Materi : Doa dan Nasihat
- Waktu : Sesudah meninggal dunia
Didalam thoriqoh itu ada istilah Talqin Dzikir.
Apa itu talqin dzikir ? Talqin dzikir yaitu menetapkan, memasukan nama Alloh yang pertama, yang 12 huruf ke dalam ruh jismani yang sedang ngontrak di badan dan menetapkan, memasukan ismu dzat sehingga kemanfaatanya menjadi kekal abadi dari dunia sampai akhirat.
Talqin dzikir adalah pengisian satu rahasia dari qolbu Syekh Mursyid kepada qolbu muridnya sehingga qolbu-nya berubah dari lupa kepada Alloh menjadi ingat kepada Alloh. Terjadilah hubungan ikatan bathin antara murid dengan Syekh Murysid-nya dan terus bersambung kepada arwahul masyayikh (para GURU) sampai kepada Rosullulloh SAW dan sampai kepada hadrot Alloh SWT hanya bisa terjadi melalui proses talqin dzikir
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Miftahus Shudur :
Ketahuilah bahwa ruhani seorang hamba hanya bisa sampai ke hadrot Alloh dengan talqin dan talqin dari seorang Syekh yang diberi izin memberi ijazah yang benar yang sanadnya sampai kepada pemilik thoriqoh, yakni Rosululloh SAW. “Dan adalah dzikir tidak akan memberi manfaat sempurna kecuali dengan ditalqin terlebih dahulu”
Dan seseorang yang telah memperoleh talqin dzikir dari Syekh Mursyid-nya berarti dia telah masuk ke rombongan ahli ruhani (gerbong silsilah agung para Wali Alloh).
Perumpamaan orang yang sudah ditalqin dzikir oleh Syekh Mursyid itu seperti lingkaran mata rantai yang tidak terputus (berhubungan) hingga ke induknya yaitu Rosululloh SAW. Maka ketika induknya ditarik semua lingkaran mata rantai tersebut terbawa. .
Rosululloh SAW bersabda:
Di riwayatkan dari Abu Hurairoh Ra, beliau berkata bahwa Rosululloh SAW telah bersabda “Tuhan kami sangat meridhoi orang-orang yang digiring ke dalam surga dengan membentuk mata rantai (silsilah)”.
Teruntuk guru kami yang mulia assayyidi syeikh ahmad shohibul wafa tadjul arifin ra. Al-fatihah.
0 comments:
Catat Ulasan