Rasa itulah Perwujudan Dzat Allah Pada Diri.


Rasa itulah Perwujudan Dzat Allah Pada Diri.

Rasa itu tiada berjasad, sebab itu Rasa tidak boleh didefinisikan. Kita hanya boleh merasakan manis, tapi tanpa boleh mendifinisikan apa itu manis. Itu sebabnya Rasa itu dikatakan tiada berjasad (wujud) tapi nyata adanya. Rasa yang tiada berjasad itulah perwujudan Ruh pada diri. Kalau di rasakan sebenarnya keberadaan Ruh pada diri (jasad) maka kita boleh merasa.Kalau dikatakan berjasad, Ruh itu jasad qadim sedang tubuh kita itu jasad baharu (muhaddas).

Apa bukti rasa itu perwujudan Ruh, karena rasa dan Ruh sama2 tidak boleh didefinisikan.
*Kita tidak boleh menyebutkan bentuk Ruh itu seperti apa, warna Ruh itu bagaimana, aroma Ruh itu seperti apa, Ruh kita itu lembut atau kasar, bagian2 dari Ruh kita itu apa saja, dan Ruh pada jasad itu bertempat dimana. Itulah bukti bahwa Ruh itu hakikat diri kita yang tidak boleh di sebut
(QS Al Insan 1) tetapi nyata adanya. Rasa yang tiada berjasad itulah perwujudan Ruh pada diri. Sebenarnya keberadaan Ruh pada diri (jasad) kita maka kita boleh merasa.
Oleh sebab adanya Ruh lah jasad ini boleh melihat, mendengar, ber-kata2, bergerak dan sebagaianya. Dengan kesadaran ini, jadi siapa sebenarnya yang Sholat ketika kita Sholat?
Tentu Ruh yang Sholat.
Nama lain Ruh adlh Dzat Allah. Jadi siapa sebenarnya yang sholat ketika kita sholat?
Tentu Ruh (Dzat Allah) yang sholat.
Nama lain Ruh adlh Nur Ilahi atau cahaya Tuhan. Jadi siapa sebenarnya yang sholat ketika
kita sholat ? Tentu Ruh (Nur Ilahi) yang sholat.
Dzat Allah itu bukan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sebagaimana Nur Ilahi itu bukan Ilahi atau sebagaimana Cahaya Tuhan itu bukan Tuhan.
Ingat..!!
Dzat Allah itu Esa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sebagaimana Nur Ilahi itu esa dengna Ilahi atau sebagaimana Cahaya Tuhan itu esa dengan Tuhan, sang Pemilik Cahaya.

Contoh: Matahari dengan sinarnya itu esa sebab tidak ada jarak ruang kosong yang meng-antara-i Matahari dengan sinarnya.
Tubuh ini esa dengan Ruh kita. Ruh kita esa dengan Allah Swt.
Jadi Jasmani dan Ruhani ini esa dengan Allah Swt bila pun, dimanapun dan ketika melakukan apapun.
#Jasad itu hanya tempat untk Merasa,
Sebelum ini kita mengira jasad itulah yang ber-Takbir, Ruku', Sujud, padahal rasalah atau Ruh-lah atau Nur Ilahi-lah atau Dzat Allah-lah sebenarnya yang bertakbir, ruku' dan sujud itu.
*Sadarilah bahwa yang bertakbir, ruku' dan sujud itu Rasa / Ruh /Nur Ilahi / Dzat Allah yang Esa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dari kesadaran inilah mudah2an kita di karuniai Allah Swt, mengalami sendiri rasa ini.
(Sifat 20)

[ Sumber dari Sukar PudjiMEMAHAMI ILMU HAKEKAT MENUJU MAKRIFAT BILLAH. ]

Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan