SYAIR PERAHU - Sebuah Manuskrip Syair Melayu Jawi karya Hamzah Fansuri

Ini adalah satu Khazanah yang sungguh bernilai di Alam Kemelayuan. Sebuah Manuskrip Syair yang indah dan penuh makna tersirat yang ditulis didalam bahasa Jawi pada abad ke-16 oleh seorang ULAMA SUFI yang terkenal bernama "HAMZAH FANSURI"...

"SYAIR PERAHU"

Inilah gerangan suatu Madah,
Mengarangkan Syair terlalu indah,
Membetuli jalan tempat berpindah,
Di sanalah i'tiqad diperbetuli sudah.

Wahai muda Kenali Dirimu,
Ialah Perahu Tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke Akhirat jua kekal hidupmu.

Hai muda Arif-Budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli Insan.

Perteguh jua alat perahumu,
Hasilkan bekal air dan kayu,
Dayung pengayuh taruh di situ,
Supaya laju perahumu itu.

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
Angkatlah pula sauh dan layar,
Pada beras bekal jantanlah taksir,
Niscaya sempurna jalan yang Kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
Muaranya sempit tempatmu lalu,
Banyaklah di sana ikan dan hiu,
Menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikan pun banyak,
Di sanalah perahu karam dan rosak,
Karangnya tajam seperti tombak,
Ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang,
Riaknya rencam ombaknya karang,
Ikan pun banyak datang menyarang,
Hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
Di manakan lalu sampan dan rakit,
Jikalau ada pedoman dikapit,
Sempurnalah jalan terlalu Ba'id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
Hasilkan pendapat dengan tali sauh,
Anginnya keras ombaknya cabuh,
Pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
Derasmu banyak bertemu musuh,
Selebu rencam ombaknya cabuh,
LA ILAHA ILLALLAHU akan tali yang teguh.

Barangsiapa bergantung disitu,
Teduhlah selebu yang rencam itu,
Pedoman betuli perahumu laju,
Selamat engkau ke pulau itu.

LA ILAHA ILLALLAHU jua yang engkau ikut,
Di laut keras dan topan ribut,
Hiu dan paus di belakang menurut,
Pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
Di sanalah perahu rosak dan karam,
Sungguh pun banyak di sana menyelam,
Larang mendapat Permata Nilam.

Laut Silan Wahid AL Kahhar,
Riaknya rencam ombaknya besar,
Anginnya songsongan membelok sengkar,
Perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang Maha Indah,
Ke sanalah kita semuanya berpindah,
Hasilkan bekal kayu dan juadah,
Selamatlah engkau Sempurna Musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
Banyaklah akan kesana berpindah,
Topan dan ribut terlalu 'Azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
Ombaknya Muhit pada sekalian alam,
Banyaklah di sana rosak dan karam,
Perbaiki Na'am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
Lautnya deras bertambah dalam,
Angin pun keras, ombaknya rencam,
Ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
Angin yang keras menjadi teduh,
Tambahan selalu tetap yang cabuh,
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah Ahad dengan masanya,
Datanglah angin dengan paksanya,
Belajar perahu sidang Budimannya,
Berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama Perahunya,
Ilmu Allah akan Dayungnya,
Iman Allah nama Kemudinya,
"Yakin akan Allah" nama Pawangnya.

"Taharat dan Istinja'" nama Lantainya,
"Kufur dan Maksiat" Air Ruangnya,
Tawakkul akan Allah Jurubatunya,
Tauhid itu akan Sauhnya.

Solat akan Nabi Tali Bubutannya,
Istigfar Allah akan Layarnya,
"Allahu Akbar" nama Anginnya,
Subhan Allah akan Lajunya.

"Wallahu a'lam" nama Rantaunya,
"Iradat Allah" nama Bandarnya,
"Kudrat Allah" nama Labuhannya,
"Syurga Jannat AN Naim nama Negerinya.

Karangan ini suatu Madah,
Mengarangkan Syair tempat berpindah,
Di dalam dunia janganlah Tam'ah,
Di dalam kubur Berkhalwat sudah.

Kenali Dirimu di dalam kubur,
Badan seorang hanya tersungkur,
Dengan siapa lawan bertutur ?,
Di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
Ke Akhirat jua tempatmu pulang,
Janganlah disusahi emas dan wang,
Itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti Ilmu jangan kepalang,
Di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar Wa Nakir ke sana datang,
Menanyakan jikalau ada engkau Sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
Badanmu remuk siksa dan azab,
Akalmu itu hilang dan lenyap,
Tanpa ada tujuan yang tetap.

Munkar Wa Nakir bukan kepalang,
Suaranya merdu bertambah garang,
Tongkatnya besar terlalu panjang,
Cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali Dirimu, hai anak dagang !,
Di balik papan tidur telentang,
Kelam dan dingin bukan kepalang,
Dengan siapa lawan berbincang ?

LA ILAHA ILLALLAHU itulah Firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
IMAN tersurat pada Hati Insan,
Siang dan malam jangan dilalaikan.

LA ILAHA ILLALLAHU itu terlalu Nyata,
Tauhid Ma'rifat semata-mata,
Memandang yang Ghaib semuanya rata,
Lenyapkan ke sana sekalian kita.

LA ILAHA ILLALLAHU itu janganlah kau permudah-mudah,
Sekalian makhluk ke sana berpindah,
Da'im dan Ka'im jangan berubah,
Khalak di sana dengan LA ILAHA ILLALLAHU.

LA ILAHA ILLALLAHU itu jangan kau lalaikan,
Siang dan malam jangan kau sunyikan,
Selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan Rasul juga yang menyampaikan.

LA ILAHA ILLALLAHU itu kata yang teguh,
Memadamkan Cahaya sekalian rusuh,
Jin dan Syaitan sekalian musuh,
Hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

LA ILAHA ILLALLAHU itu kesudahan kata,
Tauhid Ma'rifat semata-mata,
Hapuskan hendak sekalian perkara,
Hamba dan Tuhan tiada berbeda.

LA ILAHA ILLALLAHU itu tempat mengintai,
Medan yang Kadim tempat berdamai,
Wujud Allah terlalu bitai,
Siang dan malam jangan bercerai.

LA ILAHA ILLALLAHU itu tempat Musyahadah,
Menyatakan Tauhid jangan berubah,
Sempurnalah jalan IMAN yang mudah,
Pertemuan Tuhan terlalu susah.



[ Sumber dari Syeh Haqtullah ]



Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan