PUASA RAMADHAN, LAILATUL QADAR, QURAN, IKTIKAF DAN ZIKIRULLAH TERSEMBUNYI


"Ada rahsia tersimpan dalam perut kosong. Kita ini cuma alat musik petik, tak lebih dan tak kurang. Jika kotak suaranya penuh, musik pun hilang.

Bakarlah habis segala yang mengisi kepala dan perut dengan menahan lapar, maka setiap saat irama baru akan muncul dari api kelaparan yang nyala berkobar."

—Maulana Jalaluddin Rumi

KEUTAMAAN PUASA PADA UMAT MUHAMMAD SAW

Imam Shadiq As berkata ;

"Sesungguhnya pernah diwajibkan berpuasa dibulan Ramadhan kepada seseorang dari umat-umat terdahulu. Maka aku bertanya bagaimana dengan firman Allah swt ;

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
[Qs ; Al-baqarah - 183]

Beliau menjawab ;
Bahwa perintah puasa di bulan Ramadhan untuk umat terdahulu hanya kepada para Nabi bukan kepada umatnya, maka Allah swt memberikan keutamaan atas umat ini dengan memerintahkan puasa di bulan Ramadhan kepada Rasulullah SAW juga kepada umatnya.
[Manla yahdarul fiqih - hal 299/184]

KAITAN PUASA RAMADAN DENGAN LAILATUL QADAR, QURAN, IKTIKAF DAN ZIKRULLAH TERSEMBUNYI

Puasa yang sebenarnya ialah mengesakan zat Allah yang meliputi, diri manusia. Apabila manusia dapat SE pada zat Allah maka akan zahir lah Afaal Allah. Salah satu dari Afaal Allah ialah tidak makan dan minum, Nyatanya manusia yang sebenar-benar puasa itu adalah manusia yang kodim hakiki yang tuhan jadikan untuk menzahirkan Afaal Allah.

Inilah pengertian puasa yang haq yang menyatakan haq Allah dan melenyapkan haq manusia. Dalam 12 bulan Allah minta manusia yang bertakwa dan beriman supaya MENZAHIRKAN AFA'ALNYA selama satu bulan diwaktu siang hari.

Untuk menzahirkan Afa'alnya maka Allah suruh tauhidkan dirinya. Bila manusia dapat MENGESAKAN atau MENTAUHIDKAN diri ZAT maka terasalah kenyang, hati pun senang. Nyatalah makanan itu sebagai alat atau barang yang melindungi zat dalam diri kerana manusia boleh hidup tanpa makan minum asalkan ianya SE pada ZAT dan Sifat Allah.

Peristiwa diturunkan Al-Qur’an juga terjadi pada malam Ramadhan. (Al-Quran diturunkan kepada orang yang telah berpuasa). Allah Azza wa Jalla menurunkannya untuk menerangi kegelapan hati! Menelusuri erti Al-Qur’an dalam kehidupan umat manusia memerlukan petunjuk Allah Yang Maha Mengetahui.

Untuk itulah, pada malam Al-Qadar diturunkan (pertama kali) Al-Qur’an, dan (secara berulang diturunkan setiap tahun) oleh Allah Azza wa Jalla, sebagai Hudan (Petunjuk) bagi manusia!

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh kerana itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” 
(Q.S. Al-Baqarah : 185).

Pengetahuan kita mengenai Al-Qur’an diturunkan pada malam Al-Qadar (kemuliaan) sudah ditegaskan oleh Allah dalam surat Al-Qadr berikut:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan” (Q.S. Al-Qadr : 1).
Sebagai petunjuk untuk menerangi kegelapan, Al-Qur’an sangat diperlukan oleh umat manusia! Pada saat diturunkan untuk pertama kali kepada Rasulullah saw yang mulia, Al-Qur’an diturunkan melalui Jibril a.s. ke dalam hati beliau. Sebelum diturunkan, hati Nabi Saw pun belum mengetahui apa dan bagaimana beliau seharusnya,

“Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman” 
(Q.S. Al-Baqarah : 97).

“Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)” 
(Q.S. Al-Baqarah : 269).

SIAPAKAH ORANG YANG BERAKAL (ULIL ALBAB) DAN BAGAIMANA CARA YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENJADI ULIL ALBAB

3.Surah 'Āli `Imrān ayat 190

‎إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal; (Ulil Albab)

3.Surah 'Āli `Imrān ayat 191
(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.

Proses pengajaran pengetahuan Al-Qur’an ke dalam hati disebut sebagai karunia Allah yang diturunkan (ilham)! Indikasi yang menyebutkan adanya karunia yang diturunkan (ilham) adalah berbuat tidak atas dasar keinginan sendiri, melainkan berdasarkan kehendak-Nya! Jika akan berbuat sesuatu (ambil barang orang, misalnya), tiba-tiba tangan tidak dapat digerakkan oleh kendali akal, selain di dalam hatinya ada suara menjelaskan begini dan begitu!

Cahaya Al-Qur’an Pada Malam Al-Qadar

Keyakinan akan datangnya malam Al-Qadar yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an relatif tidak sama di antara para ulama mazhab! Kebanyakan kaum mukmin yang berharap turunnya keberkahan pada malam Al-Qadar, mereka sangat mengharapkan Allah menurunkannya ke dalam jiwanya kemuliaan, keberkahan dan kualiti keimanannya!

Bagi Allah, petunjuk yang menerangi kegelapan yang dipancarkan ke dalam jiwa kaum mukmin, bukanlah perkara yang sulit! Apa pun yang telah ditetapkan di dalam kehendak-Nya, maka tak akan ada yang dapat menghalangi-Nya!

Allah Azza wa Jalla telah menetapkan bahwa Al-Qadar adalah kemuliaan bagi diri-Nya untuk menurunkan Al-Qur’an yang penuh keberkahan dan cahaya-Nya. Maka, bagi kaum mukmin yang sangat mengharapkan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan yang sangat kuat, tidak ada kata musykil akan dikaruniakan Al-Hikmah (kebijaksanaan Allah)!

DENGAN MELAKSANAKAN PERINTAH ALLAH YANG TERKANDUNG DI DALAM:

7.Surah Al-'A`rāf ayat 180
Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.

17.Surah Al-'Isrā' ayat 110
Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama "Allah" atau nama "Ar-Rahman", yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia". Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau solatmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu.

87.Surah Al-'A`lá ayat 15
Dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mangerjakan sembahyang (dengan khusyuk).

CARA UNTUK MENYEBUT NAMA ALLAH BOLEH DILAKUKAN MENGIKUT SEPERTI FIRMAN ALLAH PADA

73.Surah Al-Muzzammil ayat 8
Dan sebutlah akan nama Tuhanmu, serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan
Ini adalah cara untuk menyebut Allah dengan lisan lidah ...
Untuk melaksanakan perintah Allah

7.Surah Al-'A`rāf ayat 180
Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.

17.Surah Al-'Isrā' ayat 110
Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama "Allah" atau nama "Ar-Rahman", yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia". Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau solatmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu.

- Pejamkan mata mu,
- Tongkat kan lidah mu ke langit2,
- sebutlah nama Allah sebanyak2nya

Ini adalah cara untuk menyebut nama Allah secara tersembunyi di dalam hati ...

FADZILAT ZIKIR YANG TERSEMBUNYI

Rasulullah saw pernah bersabda,
“Zikir (dengan tidak bersuara) lebih unggul dari pada zikir (dengan suara) selisih tujuh puluh kali lipat.
Jika tiba saatnya hari kiamat maka Allah akan mengembalikan semua perhitungan amal semua makhluk-makhluknya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada mereka, lihatlah apakah ada amalan yang tersisa pada hamba-Ku ini ?

Para malaikat itu menjawab, kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya. Allah lalu berkata lagi (pada hamba-Nya itu), kamu mempunyai amal kebaikan yang hanya Aku yang mengetahuinya.Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa zikir dengan sembunyi (tak bersuara).”
( Hadis Riwayat Al-Baihaqi )

DARI MULA BANGUN TIDUR SEHINGGA KE TIDUR SEMULA (SOLAT WUSTA - DITENGAH-TENGAH)...

Lakukanlah dari mula bangun tidur sehinggalah kepada tidur semula. Diteruskan praktikal ini sehinggalah dibukakan hidayah dan petunjuk oleh Allah untuk memahami Al-Quran ke dalam hati yang telah pun sentiasa bersih dari sebarang syirik...

Turunnya kefahaman Al-Quran ke dalam hati inilah sebenarnya hakikat Ramadhan iaitu malam kemuliaan... Iaitu lailatul kadar.

AL-QURAN DI DALAM BAHASA ARAB - JIKA ALLAH TURUNKAN AL-QURAN KEPADA SETENGAH ORANG YANG TIDAK TAHU MEMBACA ARAB, MEREKA TETAP JUGA TIDAK MAHU PERCAYAKAN BACAAN ITU DARIPADA TUHAN..

DAN PENJELASAN DARI ALLAH BAHAWA AL-QURAN TIDAK SEKALI-KALI DITURUNKAN OLEH SYAITAN

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 192
Dan sesungguhnya Al-Quran (yang di antara isinya kisah-kisah yang tersebut) adalah diturunkan oleh Allah Tuhan sekalian alam.

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 193
Ia dibawa turun oleh malaikat Jibril yang amanah.

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 194
Ke dalam hatimu, supaya engkau (wahai Muhammad) menjadi seorang dari pemberi-pemberi ajaran dan amaran (kepada umat manusia).

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 195
(Ia diturunkan) dengan bahasa Arab yang fasih serta terang nyata.

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 196
Dan sesungguhnya Al-Quran (tersebut juga perihalnya dan sebahagian dari pengajaran-pengajarannya) di dalam Kitab-kitab ugama orang-orang yang telah lalu.

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 197
(Tidakkah mereka yang musyrik sedarkan kebenaran itu) dan tidakkah menjadi satu keterangan kepada mereka bahawa pendita-pendita ugama Bani lsrail mengetahui akan kebenaran Al-Quran itu?

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 198
Dan sekiranya Kami turunkan Al-Quran kepada setengah orang yang bukan Arab, yang tidak tahu membaca Arab,

26.Surah Ash-Shu`arā' ayat 199
Kemudian ia (dikurniakan Tuhan dapat) membacakannya kepada mereka, mereka tetap juga tidak mahu percayakan bacaan itu daripada Tuhan.

SIAPAKAH ORANG YANG TIDAK BOLEH BERBAHASA ARAB TETAPI DIKURNIAKAN OLEH ALLAH BOLEH MEMBACA AL-QURAN MEREKA IALAH ORANG YANG TELAH DIPIMPIN OLEH ALLAH. Siapakah orang yang telah dipimpin oleh Allah?

Penjelasan Allah seperti di dalam firmanNya:-

4.Surah An-Nisā' ayat 66
Dan sesungguhnya kalau Kami wajibkan kepada mereka (dengan perintah) "BUNUHLAH DIRI KAMU SENDIRI, ATAU KELUARLAH DARI TEMPAT KEDIAMAN KAMU" NESCAYA MEREKA TIDAK AKAN MELAKUKANNYA, KECUALI SEDIKIT DARIPADA MEREKA. Dan sesungguhnya kalau mereka amalkan nasihat pengajaran yang telah diberikan kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (iman mereka).

4.Surah An-Nisā' ayat 67
Dan (setelah mereka melakukan seperti yang dikehendaki oleh Allah), tentulah Kami akan berikan kepada mereka - dari sisi Kami - pahala balasan yang amat besar;

4.Surah An-Nisā' ayat 68
DAN TENTULAH KAMI PIMPIN MEREKA KE JALAN YANG LURUS.

4.Surah An-Nisā' ayat 69
Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama-sama orang-orang yang telah dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu Nabi-nabi, dan orang-orang Siddiqiin, dan orang-orang yang Syahid, serta orang-orang yang soleh. Dan amatlah eloknya mereka itu menjadi teman rakan (kepada orang-orang yang taat).

4.Surah An-Nisā' ayat 70
Yang demikian itu adalah limpah kurnia dari Allah; dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui (akan balasan pahalanya).

LAGI JANJI YANG TELAH DIJANJIKAN OLEH ALLAH SEPERTI YANG TERDAPAT DI DALAM FIRMAN ALLAH PADA

Surah Yūnus ayat 9 Allah telah memperjelaskan
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, Tuhan mereka akan memimpin mereka dengan sebab iman mereka yang sempurna itu. (Mereka masuk ke taman yang) sungai-sungainya mengalir di bawah tempat kediaman mereka di dalam Syurga yang penuh nikmat.

22.Surah Al-Ĥaj ayat 23
Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh ke dalam Syurga yang mengalir padanya beberapa sungai; mereka dihiaskan di situ dengan gelang-gelang emas dan mutiara, dan pakaian mereka di situ dari sutera.

22.Surah Al-Ĥaj ayat 24
Dan mereka diberi petunjuk kepada mengucapkan kata-kata yang baik, serta diberi petunjuk ke jalan Allah Yang Amat Terpuji. Inilah apa yang telah dijanjikan oleh Allah dan sudah pasti Allah tidak akan mungkir janji

30.Surah Ar-Rūm ayat 6
Demikian dijanjikan Allah. Allah tidak pernah mengubah janjiNya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (hakikat yang sebenarnya).

10.Surah Yunus ayat 44
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia jualah yang menganiaya diri mereka sendiri

Siapakah orang yang beriman dan beramal soleh?

DENGAN MENGINGATI ALLAH HATI MENJADI TENANG TENTERAM

Firman Allah

13.Surah Ar-Ra`d ayat 28
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.

ALLAH BERFIRMAN “WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN KEADAAN ENGKAU BERPUAS HATI...”

89.Surah Al-Fajr ayat 27
(Setelah menerangkan akibat orang-orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan menyatakan bahawa orang-orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata): "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! -
Di dalam ayat ini Allah telah menerangkan bahawa orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya!

Manakala di dalam Surah Ar-Ra`d ayat 28 Allah telah berfirman
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.

Dengan secara tidak langsung menerangkan kepada kita bahawa dengan mengingati Allah akan menjadikan seseorang itu sebagai seorang yang beriman dan beramal soleh.

HENDAKLAH MELAKUKAN SESUATU SEPERTI YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH

Firman Allah

76.Surah Al-'Insān ayat 29
Sesungguhnya (segala keterangan yang disebutkan) ini, menjadi peringatan; maka sesiapa yang mahukan (kebaikan dirinya) bolehlah ia mengambil jalan yang menyampaikan kepada keredaan Allah (dengan iman dan taat).

76.Surah Al-'Insān ayat 30
Dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya).

BAGAIMANA NAK INGAT KEPADA ALLAH SEPERTIMANA YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH?

Firman Allah
2.Surah Al-Baqarah ayat 198
Tidaklah menjadi salah, kamu mencari limpah kurnia dari Tuhan kamu (dengan meneruskan perniagaan ketika mengerjakan Haji). Kemudian apabila kamu bertolak turun dari padang Arafah (menuju ke Muzdalifah) maka sebutlah nama Allah di tempat Masy'ar Al-Haraam (di Muzdalifah),
 
DAN INGATLAH KEPADA ALLAH DENGAN MENYEBUTNYA SEBAGAIMANA IA TELAH MEMBERIKAN PETUNJUK HIDAYAH KEPADA MU dan sesungguhnya kamu sebelum itu adalah dari golongan orang-orang yang SALAH JALAN IBADATNYA.

BAGAIMANA HENDAK MENYEBUT SUPAYA MENDATANGKAN INGAT KEPADA ALLAH?

Ini dapat dilakukan dengan melaksanakan sepertimana yang tersurat dan yang tersirat di dalam firman Allah

7.Surah Al-'A`rāf ayat 180
Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.

17.Surah Al-'Isrā' ayat 110
Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama "Allah" atau nama "Ar-Rahman", yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia". Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau solatmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu.

87.Surah Al-'A`lá ayat 15
Dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mangerjakan sembahyang (dengan khusyuk).

CARA UNTUK MENYEBUT ALLAH BOLEH DILAKUKAN MENGIKUT SEPERTI FIRMAN ALLAH seperti di bawah: -

73.Surah Al-Muzzammil ayat 8
Dan sebutlah akan nama Tuhanmu, serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan
Ini adalah cara untuk menyebut Allah dengan lisan lidah ...Untuk melaksanakan perintah Allah

7.Surah Al-'A`rāf ayat 180
Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.

17.Surah Al-'Isrā' ayat 110
Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama "Allah" atau nama "Ar-Rahman", yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia". Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau solatmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu.
ini seseorang itu boleh juga melaksana mengikut sepertimana sabda Nabi Muhammad saw...

Ini adalah cara untuk menyebut Allah secara tersembunyi di dalam hati ...FADZILAT ZIKIR YANG TERSEMBUNYI

Rasulullah saw pernah bersabda,
“Zikir (dengan tidak bersuara) lebih unggul dari pada zikir (dengan suara) selisih tujuh puluh kali lipat.
Jika tiba saatnya hari kiamat maka Allah akan mengembalikan semua perhitungan amal semua makhluk-makhluknya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka. Allah berkata pada mereka, lihatlah apakah ada amalan yang tersisa pada hamba-Ku ini ?
 
Para malaikat itu menjawab, kami tidak meninggalkan sedikit pun amalan yang kami ketahui kecuali kami mencatat dan menulisnya. Allah lalu berkata lagi (pada hamba-Nya itu), kamu mempunyai amal kebaikan yang hanya Aku yang mengetahuinya. Aku akan membalas amal kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa zikir dengan sembunyi (tak bersuara).”
( Hadis Riwayat Al-Baihaqi )

Apa yang perlu dimuzakarahkan lagi ialah apa yang tersirat di dalam firman Allah dan sabda Rasulullah saw untuk dipraktikkan.

MAKSUD DARIPADA PERINTAH ALLAH "BUNUHLAH DIRI KAMU"

Ialah seseorang itu mesti melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Allah yang terkandung di dalam Al-Quran yang apabila dilaksanakan perintah Allah yang tersebut akan menghilangkan keberadaan atau keakuan diri sendiri.

Salah satu perintah Allah yang boleh dilakukan ialah dengan melaksanakan apa yang tersurat dan yang tersirat di dalam firman Allah,

73.Surah Al-Muzzammil ayat 8
Dan sebutlah akan nama Tuhanmu, serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan.
Yang pertama yang tersirat yang perlu dilakukan ialah dengan melakukan penumpuan dengan sebulat tumpuan terlebih dahulu, walaupun apa yang tersuratnya difirmankan sebutlah akan nama Tuhanmu dahulu...

Kepada apa yang hendak ditumpukan?

Untuk ini kita perlu merujuk kepada hadis Qudsi yang bermakna "INSAN ITU ADALAH RAHSIA AKU, AKU ADALAH RAHSIA INSAN, RAHSIA ITU ADALAH SIFAT AKU, SIFAT AKU BUKAN LAIN DARIPADA AKU"

Kita perlu tumpukan kepada sifat-sifat ketuhanan yang ternyata kepada badan diri kita (contoh sifat ada, sifat hidup, sifat tahu, sifat berkuasa, sifat berkehendak, sifat melihat, sifat mendengar, sifat berkata-kata dan lain-lain lagi). Ini kerana Allah telah menjelaskan di dalam hadis Qudsi menerangkan yang sifat Allah bukan lain daripada Allah

Dengan bahasa mudahnya bolehlah dikatakan sifat Allah itu adalah Allah itu sendiri...

Selama ini kita sedang merasakan yang sifat-sifat ketuhanan tersebut adalah sifat badan diri kita sendiri.
Setelah kita membaca firman Allah tentang sifat ketuhanan yang ada pada diri kita,

34.Surah Saba' ayat 27
Katakanlah lagi:
"Tunjukkanlah kepadaku sifat-sifat ketuhanan yang ada pada makhluk-makhluk yang kamu hubungkan dengan Allah sebagai sekutu-sekutuNya. (Sedang merasakan sifat ketuhanan sebagai sifat diri sendiri dan sebagai sifat makhlok selain dari Allah)

Tidak ada pada sesuatu makhluk pun sifat-sifat itu, bahkan yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan ialah Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana". Tahulah kita bahawa segala sifat ketuhanan yang ternyata pada badan diri kita adalah sifat ketuhanan Allah.

Walaupun telah lahir pada pengetahuan kita yang sifat ketuhanan yang ternyata pada badan diri kita ialah sifat ketuhanan Allah tetapi di dalam perasaan kita masih lagi sedang merasakan sifat ketuhanan yang ada pada diri kita sebagai sifat diri kita sendiri..

Kita memperkatakan apa yang kita tahu ialah segala sifat ketuhanan yang ada pada badan diri kita adalah sifat ketuhanan Allah.

Apa yang sedang dilakukan ialah sedang merasakan segala sifat ketuhanan yang ada pada diri kita ialah atau sebagai sifat diri kita sendiri...

Ini adalah keadaan yang sedang memperkatakan sesuatu yang tidak dilakukan kerana kita memperkatakan apa yang kita tahu iaitu segala sifat ketuhanan yang ternyata kepada badan diri kita adalah sifat ketuhanan Allah sedangkan apa yang sedang kita lakukan ialah sedang merasakan segala sifat ketuhanan yang ada pada kita sebagai sifat badan diri kita sendiri..

Jika dinilai dari sudut ilmu yang diketahui apa yang diketahui apa yang diperkatakan itu benar kerana telah memperkatakan sepertimana yang telah difirmankan oleh Allah.

Sedang jika dipandang dari sudut apa yang sedang dilakukan adalah tidak betul kerana sedang dan masih merasakan segala sifat ketuhanan yang ada pada diri kita adalah sifat badan diri kita sendiri... Apa yang sebenar sedang berlaku ialah kita sedang memperkatakan dan bersangka-sangka sifat ketuhanan Allah yang sedang disangka sebagai keberadaan diri sendiri yang disangka pula sebagai keberadaan Allah dalam ertikata yang lebih mudah kita sedang memperkatakan sangkaan ada diri sendiri itulah ada Allah (keadaan syirik yang tersembunyi lagi tersembunyi).

Sebab itu perlunya bagi setiap seorang itu melakukan sendiri jalan dan cara untuk menetapkan iktiqad tauhid atau jalan untuk mengenal Tuhan tanpa didahulukan dengan sangka-sangkaan kepada Allah..

Untuk melaksanakan apa yang tersirat di dalam firman Allah,
"Dan sebutlah akan nama Tuhanmu, serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan."
Kita perlu menumpukan dengan sebulat-bulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang ada pada badan diri kita...

Jangan dirasakan sifat ketuhanan yang dirasakan itu sebagai sifat diri kita sendiri dan jangan dianggap sifat ketuhanan yang sedang dirasakan sebagai sifat Allah, Cukup sekadar merasaksn sifat ketuhanan yang sedang dirasakan pada ketika itu sahaja.

Jadi sifat ketuhanan yang sedang dirasakan itu bukanlah yang sedang dirasakan sebagai sifat badan diri kita sendiri dan sifat ketuhanan yang sedang ditumpukan dengan sebulat-bulat tumpuan itu bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah.

Apabila menyedari sifat ketuhanan yang bukan sedang dirasakan sebagai sifat badan diri kita sendiri dan yang bukan sedang disangka sebagai sifat Allah dengan sebulat-bulat tumpuan.

Setelah kesedaran yang sedang disedari dengan sebulat-bulat tumpuan itu sedang tertumpu kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat badan diri kita sendiri dan bukan yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah.

Maka sebutlah Allah dengan sebanyak-banyaknya... sehinggalah mendapat kemahiran menyebut Allah tersebut telah berlaku di dalam satu masa yang sama dengan kesedaran yang sedang disedari dengan sebulat-bulat tumpuan yang sedang tertumpu kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat badan diri kita sendiri dan bukan yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah.

Setelah berlaku menyebut Allah dengan menumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat badan diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah di dalam masa yang sama, pada ketika inilah akan berlaku penyaksian dan pengakuan bahawa sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dianggap sebagai sifat badan diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah adalah sifat ketuhanan Allah. 


Penumpuan dengan sebulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat dan publishing diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat ketuhanan Allah ini akan menjadi sebagai penyaksian Dan sebutan Allah yang sedang disebut itu pula akan menjadi sebagai pengakuan bahawa sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah itu adalah sifat ketuhanan Allah.

Penyaksian dan pengakuan kepada sifat ketuhanan Allah ini akan berlaku setelah penumpuan dengan sebulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah dengan menyebut Allah telah berjaya dilakukan pada satu masa yang sama..

Selagi belum berlaku kedua perkara yang dilakukan ini didalam satu masa yang sama selagi itu belum berlaku penyaksian dan pengakuan kepada sifat ketuhanan Allah seperti yang telah difirmankan didalam firmanNya.. pada 

Surah Saba' (Ayat 27)
"bahkan yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan ialah Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana".
JIKA APA YANG DILAKUKAN DI PERINGKAT AWAL DENGAN MENYEBUT ALLAH DAHULU DARIPADA MENUMPUKAN DENGAN SEBULAT TUMPUAN KEPADA SIFAT KETUHANAN YANG SEDANG DISEDARI, INI JUGA TIDAK BOLEH BERLAKU KEDUA PERKARA DI DALAM SATU MASA YANG SAMA.

Ini adalah apa yang perlu difahamkan untuk kita melakukan, setelah faham tentang bagaimana cara untuk melakukan maka bolehlah dilakukan mengikut apa yang tersurat dan apa yang tersirat di dalam sabda Rasulullah saw.

Saidina Ali ra. bertanya kepada Rasulullah  SAW,
bagaimana aku nak hampir dengan Allah ya Rasulullah? 
Rasulullah menjawab mari dekat dengan aku ya Ali hingga bertemu lutut.
- Pejamkan mata mu,
- Tongkat kan lidah mu ke langit2,
- sebutlah nama Allah sebanyak2 nya

Pejamkan mata 
- maksudnya menumpukan dengan sebulat-bulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat badan diri sendiri dan yang bukan yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah

Tongkatkan lidah ke langit-langit
- Sebutlah Allah sebanyak-banyaknya supaya dapat berlaku menyebut Allah dengan menumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada sifat ketuhanan yang sedang disedari pada satu masa yang sama.

(SEDIKIT PESANAN)
- Semasa menyebut Allah secara lisan iaitu di ketika lidah tidak ditongkatkan ke langit-langit, pergerakan lidah tersebut akan membunyikan sebutan Allah pada lisan;
- Apabila menyebut Allah di ketika lidah telah ditongkatkan ke langit-langit, lidah tidak lagi boleh digerakkan semasa menyebut Allah tetapi ada satu anggota lahir yang lain yang akan bergerak sepertimana pergerakan lidak di ketika menyebut Allah secara lisan;
- pergerakan anggota inilah yang menandakan sedang menyebut Allah yang tanpa suara, tanpa huruf dan tanpa kata-kata di dalam hati.

Pergerakan anggota yang bergerak dengan menumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada sifat ketuhanan (yang disedari semasa memejamkan mata yang mana sifat ketuhanan tersebut yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan pula yang sedang dianggap sebagai sifat ketuhanan Allah) telah berlaku pada satu masa yang sama. Di ketika inilah sedang berlaku penyaksian dan pengakuan kepada sifat ketuhanan Allah...

Ini latihan di peringkat awal yang perlu dilakukan...

Setelah mahir melakukan apa yang tersurat dan tersirat di dalam firman Allah ,

"Dan sebutlah akan nama Tuhanmu, serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan." Didalam atau pada masa yang sama, disinilah akan berlakunya penyaksian dan pengakuan kepada samada (zat, sifat, mama dan perbuatan) Allah.

Di ketika ini binasalah segala (zat, sifat, nama dan perbuatan) yang ternyata pada makhlok, kekallah (zat, sifat, nama dan perbuatan) Allah. Dengan ini berlakulah seperti mana firman Allah:-

55.Surah Ar-Raĥmān ayat 26
Segala yang ada di muka bumi itu binasa

55.Surah Ar-Raĥmān ayat 27
Dan akan kekallah Zat Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan:

Apa yang dibicarakan ini adalah salah satu daripada berbagai jalan dan cara untuk menetapkan iktiqad tauhid yang boleh dilakukan sendiri untuk tetap berpegang dengan pegangan atau iktiqad tauhid.

PENJELASAN DARI ALLAH BAHAWA AL-QURAN TIDAK SEKALI-KALI DITURUNKAN OLEH SYAITAN YANG TERKANDUNG DI DALAM FRIMANNYA,
 
26.Surah Ash-Shu`arā' dari ayat 200 - 227
200. Demikianlah Kami masukkan perasaan (kufur ingkar) itu ke dalam hati orang-orang yang melakukan dosa - tidak percayakan Al-Quran.
201. Mereka tidak beriman kepada Al-Quran sehingga mereka melihat azab yang tidak terperi sakitnya,
202. Lalu azab itu datang menimpa mereka secara mengejut, dengan tidak mereka menyedarinya.
203. Maka (pada saat itu) mereka akan berkata (dengan menyesal): "Dapatkah kiranya kami diberi tempoh?"
204. (Kalaulah demikian keadaan mereka) maka patutkah mereka meminta disegerakan azab Kami?
205. Bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad)? Jika Kami berikan mereka menikmati kesenangan bertahun-tahun,
206. Kemudian mereka didatangi azab seksa yang dijanjikan kepada mereka,
207. (Tentulah) kesenangan yang mereka nikmati bertahun-tahun itu tidak dapat memberikan mereka sebarang pertolongan.
208. Dan tiadalah Kami membinasakan mana-mana negeri (yang telah dibinasakan itu), melainkan setelah diutus kepadanya lebih dahulu, Rasul-rasul pemberi amaran.
209. Memperingatkan mereka; dan Kami tidak sekali-kali berlaku zalim.
210. Dan Al-Quran itu pula tidak sekali-kali dibawa turun oleh Syaitan-syaitan.
211. Dan tidak layak bagi Syaitan-syaitan itu berbuat demikian, dan mereka juga tidak akan dapat melakukannya.
212. Sesungguhnya mereka dihalang sama sekali daripada mendengar wahyu yang dibawa oleh Malaikat.
213. Maka janganlah engkau (wahai Muhammad) menyembah tuhan yang lain bersama-sama Allah, akibatnya engkau akan menjadi dari golongan yang dikenakan azab seksa.
214. Dan berilah peringatan serta amaran kepada kaum kerabatmu yang dekat.
215. Dan hendaklah engkau merendah diri kepada pengikut-pengikutmu dari orang-orang yang beriman.
216. Kemudian jika mereka berlaku ingkar kepadamu, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu lakukan!"
217. Dan berserahlah kepada Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengasihani,
218. Yang melihatmu semasa engkau berdiri (mengerjakan sembahyang),
219. Dan (melihat) gerak-gerimu di antara orang-orang yang sujud.
220. Sesungguhnya Dia lah jua yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
221. Mahukah, Aku khabarkan kepada kamu, kepada siapakah Syaitan-syaitan itu selalu turun?
222. Mereka selalu turun kepada tiap-tiap pendusta yang berdosa,
223. Yang mendengar bersungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh Syaitan-syaitan itu), sedang kebanyakan beritanya adalah dusta.
224. Dan Ahli-ahli syair itu, diturut oleh golongan yang sesat - tidak berketentuan hala.
225. Tidakkah engkau melihat bahawa mereka merayau-rayau dengan tidak berketentuan hala dalam tiap-tiap lembah (khayal dan angan-angan kosong)?
226. Dan bahawa mereka memperkatakan apa yang mereka tidak melakukannya?
227. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh (dari kalangan penyair-penyair itu), dan mereka pula mengingati Allah banyak-banyak, serta mereka membela diri sesudah mereka dianiaya. Dan (ingatlah), orang-orang yang melakukan sebarang kezaliman, akan mengetahui kelak, ke tempat mana, mereka akan kembali.

Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
“Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhan mu yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhan mu Yang Maha Pemurah, -Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, -Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘alaq:1-5)
.
Dan peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah SAW sedang bertahannus (menyendiri) di Gua Hira.

‎اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhan mu yang menciptakan
Bersaksilah ke atas penyaksian dan pengakuan bahawa sifat melihat (Basor - ب), mendengar (sama’ - س), dan sifat yang berkata-kata (Mutakalliman - م) yang ada pada kamu adalah sifat ketuhanan Tuhanmu (Allah).

Keadaan ini ikut diperjelaskan di dalam firman Allah,

Surah Saba' ayat 27,
Katakanlah lagi: "Tunjukkanlah kepadaku sifat-sifat ketuhanan yang ada pada makhluk-makhluk yang kamu hubungkan dengan Allah sebagai sekutu-sekutuNya.Tidak ada pada sesuatu makhluk pun sifat-sifat itu, bahkan yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan ialah Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana".

34.Surah Saba' ayat 28
Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai Rasul pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang beriman), dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar); akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (hakikat itu).

(Contoh sifat-sifat ketuhanan ialah seperti sifat ada, sifat hidup, sifat mengetahui, sifat berkuasa, sifat berkehendak atau berkemahuan, sifat melihat, sifat mendengar, sifat berkata-kata dan lain-lain).

CARA PERLAKSANAAN SUPAYA BERLAKUNYA SEPERTIMANA AYAT PERTAMA YANG TELAH DITURUNKAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bersaksilah ke atas penyaksian dan pengakuan bahawa sifat melihat (Basor - ب), mendengar (sama’ - س), dan sifat yang berkata-kata (Mutakalliman - م) yang ada pada kamu adalah sifat ketuhanan Tuhanmu (Allah)

Bangun saja dari tidur, kita sudah buka mata, Apabila terbuka mata, kita sudah mula melihat alam keliling.
Ketika kita sedang merasa kita yang melihat alam sekeliling, tumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada penglihatan itu, (jangan dirasakan melihat itu kita yang melihat, dan jangan disangka melihat itu Allah yang melihat, cukup dengan menumpukan kepada sifat melihat yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan bukan sifat melihat yang sedang disangka sebagai sifat Allah) setelah tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada penglihatan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah). 

Sebutlah Allah, Allah, Allah secara tertib dan tanpa putus, Sebutan Allah yang disebut itu hendaklah ditujukan kepada tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan yang sedang berlaku sehingga berlakunya sedang menyebut Allah dengan tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan telah berlaku di dalam masa yang sama. Di sinilah tempat berlakunya penyaksian dan pengakuan kepada sifat melihat Allah. Bukan dengan mengaku-ngaku, tetapi dengan menyebut Allah diketika rasa perasaan sedang tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada sifat melihat yang bukan sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang disangka sebagai sifat Allah terlebih dahulu.

Ketika kita sedang merasa kita yang mendengar, tumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada pendengaran itu, (jangan dirasakan mendengar itu kita yang mendengar, dan jangan disangka mendengar itu Allah yang mendengar, cukup dengan menumpukan kepada sifat mendengar yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan bukan sifat mendengar yang sedang disangka sebagai sifat Allah) setelah tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada pendengaran yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah). 

Sebutlah Allah, Allah, Allah secara tertib dan tanpa putus, Sebutan Allah yang disebut itu hendaklah ditujukan kepada tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan yang sedang berlaku sehingga berlakunya sedang menyebut Allah dengan tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan telah berlaku ddalam masa yang sama. Disinilah tempat berlakunya penyaksian dan pengakuan kepada sifat mendengar Allah. Bukan dengan mengaku-ngaku, tetapi dengan menyebut Allah diketika rasa perasaan sedang tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada sifat mendengar yang bukan sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang disangka sebagai sifat Allah terlebih dahulu)

Ketika kita sedang merasa kita yang bercakap, tumpukan sebulat-bulat tumpuan kepada percakapan itu, (jangan dirasakan percakapan itu kita yang bercakap, dan jangan disangka bercakap itu Allah yang bercaiap, cukup dengan menumpukan kepada sifat bercakap (berkata-kata) yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan bukan sifat berkata-kata yang sedang disangka sebagai sifat Allah) setelah tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada percakapan yang bukan yang sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang sedang disangka sebagai sifat Allah). 

Sebutlah Allah, Allah, Allah secara tertib dan tanpa putus, Sebutan Allah yang disebut itu hendaklah ditujukan kepada tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan yang sedang berlaku sehingga berlakunya sedang menyebut Allah dengan tumpuan dengan sebulat-bulat tumpuan telah berlaku ddalam masa yang sama. Di sinilah tempat berlakunya penyaksian dan pengakuan kepada sifat berkata-kata (kalam) Allah. Bukan dengan mengaku-ngaku, tetapi dengan menyebut Allah diketika rasa perasaan sedang tertumpu dengan sebulat tumpuan kepada sifat bercakap / berkata-kata yang bukan sedang dirasakan sebagai sifat diri sendiri dan yang bukan yang disangka sebagai sifat Allah terlebih dahulu).

Dengan ini nyatalah penyaksian dan pengakuan bahawa Melihat, mendengar dan berkata-kata adalah sifat Allah, Allah nyatakan sifat-sifatNya untuk memperkenalkan diriNya bukan untuk disekutukan denganNya.

Seterusnya berlakulan pula sepertimana firman Allah:-
Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhan mu Yang Maha Pemurah, -Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, -Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘alaq:2 - 5)

Bacalah membawa kepada makna sedang berlaku penyaksian dan pengakuan kepada sifat-sifat Allah....
Hubungan dengan ayat pertama yang diturunkan ialah sedang berlakunya penyaksian dan pengakuan bahawa yang melihat, yang mendengar dan yang berkata-kata ialah Tuhan kamu yang menciptakan..
SURAH AL-QADR

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar,
2. Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu?
3. Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan.
4. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut);
5. Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!

[Sumber dari Adnan Dahalan ISLAM SUDAH KEMBALI DAGANG]

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN.
#tvtarekat #Ramadhan #lailaturqadar #quran #ikirullah #iktikaf

Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan