NUR SEBAGAI BUAH DZIKIR.

 


NUR SEBAGAI BUAH DZIKIR.
٭٭ قومٌ تسبِقُ انوارهُم اذكارهُم وقومٌ تسبِقُ اذكارهُم انوارهُم وقومٌ تتساوٰى اذكارهُم و انوارهُم وقومٌ لا اذكار ولا انوار. نعوذ بالله من ذالك ٭٭.
Sebahagian kaum ada yang Nur (makrifat)nya mendahului dzikirnya, dan sebahagian kaum dzikirnya mendahului Nur-nya, dan sebahagian lagi kaum yang tidak berdzikir dan tidak punya nur., Na’udzubillahi-min-dzalik.
NUR SEBAGAI BUAH DZIKIR.
ذاكِرٌ ذكرَ ليَسْتنيرَ قلبه فكان ذاكِراً وذاكرٌ اِستنارَ قلبه فكان ذاكِراً والذي استَوَت اَذكارُهُ واَنوارُهُ فبذِكرهِ يَهتدى وبنُورهِ يقتدى ٭٭
Orang berdzikir yang dzikirnya untuk mendapatkan terang hatinya (yaitu salikuun/muriduun, dan ada orang yang berdzikir sedang hatinya telah terang/mendapat nur (yaitu Majdzubuun/murooduun)mereka semua disebut berdzikir.”
Golongan kaum yang mendapat nur sebelum dzikir itu di sebut dalam ayat : يَختصُّ برَحْمَتهِ من يشـَاءُ “Allah menentukan/mengkhususkan rahmat-Nya pada siapa yang dikehendaki-Nya.”
Sedangkan golongan yang berdzikir kemudian mendapatkan Nur, disebutkan dalam ayat : “ وَالَّذِينَ جاَهَدُوا فِيْناَ لنَهْدِيَنـَّهُمْ سُبُلَنـاَ
Dan mereka yang benar-benar berjuang dijalan kerirhoan-Ku, pasti Aku pimpin (Aku tunjukkan jalan kami).”
Syeih Abul-Abbas Al-Mursy berkata : sebagian kaum ada yang mendapatkan karunia/karomah dari Alloh dengan taat kepada Alloh(salikuun), dan ada yang bisa taat kepada Alloh sebab karunia/karomah dari Alloh(majdzubuun).
٭٭ ماكان ظاهرُ ذكرٍ الا عَن باطن شهودٍ وفكْرٍ ٭٭
Tidak akan terjadi dzikir pada anggota lahir kecuali sebab musyahadah dan berfikir (tentang keagungan Allah) dalam bathin (hati)nya .”
Yang dimaksud dzikir disini yaitu semua amal lahir, sebab semua amal lahir itu pasti timbul dari hati yang memandang Allah(musyahadah) dan berfikir tentang keagungan Allah.
Apabila anggota lahir disibukkan dengan berdzikir kepada Allah, itu sebagai tanda adanya cinta kepada Allah dalam hatinya; ketika seseorang cinta sesuatu maka banyak menyebutnya, dan tidak ada cinta kecuali dari mengenal (makrifat).
Alhasil adanya dzikir pada anggota lahir itu timbul dari adanya musyahadah dalam bathinnya, bagi para arifiin. Atau timbul dari berfikir tentang anugerah dari Allah, bagi orang-orang yang mencari pahala.
Dalam hal dzikir manusia terbagi menjadi tiga bahagian :
1. Orang yang mencari pahala(awam).
2. Orang yang berharap sampai/wushul kepada Allah(salik). Dan
3. Orang yang mengagungkan dan memuliakan Allah(’Arif).
٭٭ أشهدكَ من قبل أن يستشهِد ك فنطقت باءلٰهيتهِ الظواهرُ وَتحققت بأحديته القلُوبُ وَالسرَائرُ ٭٭
Allah ta’ala telah memberi syuhud (kesaksian) kepadamu, untuk menyaksikan ke-Tuhanan-Nya Allah sebelum Allah menuntut kamu supaya menyaksikan keagungan Allah , lalu anggota lahirmu mengucapkan (menyatakan) ke-Tuhanan-Nya Allah dan hatimu menyaksikan sifat Esa-Nya Allah.”
Allah telah membukakan pada semua ruh manusia dialam ghaib tentang ke-Tuhanan Allah dan sifat Esa Dzatnya Allah, dan tentang Allah meliputi dan mengurusi semua makhluknya, lalu setelah Allah melahirkan arwah tadi kealam dunia yakni Allah mngumpulkan ruh dengan jasad lahir, lalu Allah menuntut ruh tadi untuk menyaksikan ke-Tuhanan-Nya Allah, maka ruh tadi menyaksikan dengan lisan lahirnya,. Jadi kesaksian ruh itu mengikuti penyaksian ruh dialam ghaib.
Dalam keterangan kitab lain hikmah ini juga diartikan : Allah sudah memperlihatkan Dzatnya kepadamu, sebelum Ia menuntut kepadamu harus mengakui kebesarannya, sehingga nyata mengakui ke-TuhananNya segala makhluk lahir, dan nyata hakikat ke-Esa-anNya dalam hati dan sir.
٭٭ أكرمك بكراماتٍ ثلاث جعلك ذاكِرًا له ولولا فَضله لم تكن أهلاً لِجرَيان ذِكرِه عليكَ، وجعلك مذكوراً به اِذْ حقق نِسبتَه ُ لديكَ وجعلك مذكوراً عنده فتمم نِعْمته عليكَ ٭٭
Allah telah memuliakan engkau dengan tiga karomah (kemuliaan): Allah telah menjadikan engkau seorang yang berdzikir kepada-Nya, jika tidak karena anugerah-Nya, nescaya engkau tidak pantas/layak untuk berdzikir kepada-Nya. Allah telah menjadikan engkau disebut dengan asma Allah, karena Allah telah menisbatkan asma itu kepada engkau. Allah telah menjadikan engkau disebut disisi Allah , maka dengan demikian Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu.”
Allah berfirman :
Dan sesungguhnya dzikir Allahh kepada hamba itu lebih besar (dari pada dzikir hamba kepada Allah)”.
Bagaimana seorang hamba yang hina boleh menyebut dan mengabdi kepada Tuannya yang maha agung, kalaulah tidak karena anugrah Tuhan tidaklah mungkin engkau bolih berdzikir dengan lisanmu.
Karomah yang kedua, Engkau dijadikan orang yang disebut dengan asma Allah (Allah sendiri yang menisbatkan asma/dzikir itu kepadamu) , seperti contoh : Ya waliyyallah, Ya shafiyullah, itu kerana Allah sudah memberikan sifat khususiyyah pada kamu.
Karomah yang ketiga,Engkau disebut-sebut disisi Allah dihadapan para malaikat al-muqorrobin. Itulah sempurna-sempurnanya nikmat.
Dalam sebuah hadits qudsi , dari Abi Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Allah berfirman : Aku selalu mengikuti perasangka hambaku, dan aku selalu mendampinginya selama ia berdzikir pada-Ku, jika ia berdzikir padaKu dalamhatinya, Aku ingat padanya dalam Dzatku, dan bila ia dzikir pada-Ku di muka umum, aku ingati dia didalam umum yang lebih baik dari golongannya, dan bila ia mendekat padaKu sejengkal maka Aku mendekat padanya sehasta, bila ia mendekat padaKu sesehasta maka Aku mendekat padanya sedepa, dan bila ia datang kepadaKu berjalan, Aku datang kepadanya berlari.
[ Sumber dari Sukmadia Muhammad. ]
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan