SYAHADAT DIRI
Dalam Al Quran surah Al Araf ayat 172 , Allah berfirman :
" AKU MENGAMBIL KESAKSIAN PADA JIWA "
disini jelas , singkat dan tegas bahwa yang di ambil Allah pada Diri Manusia , adalah kesaksian jiwaNya ( Syahadat jiwaNya )
Jiwa dulu Bersyahadat ( Mensaksikan Allah ) baru mulut.
Allah tidak pakai , jika cuma Syahadat Mulut.!! karena yang di ucapkan Mulut ( Lisan kita )
itu cuma bacaan Syahadat. Itu bukan Syahadat sebenarnya, itu bukan Syahadat sebagaimana ,
yang di kehendaki Allah Taala.
dalam surah yang lain , Allah juga berfirman :
" WAHAI JIWA JIWA YG TENANG , KEMBALILAH KEPADA TUHANMU "
( QS Al Fajr 27 - 30 )
Di ayat inipun jelas , singkat dan tegas bahwa yang di panggil Allah adalah Jiwa Manusia.
bukan Jasad / batang tubuh Manusia atau yang lain selain JiwaMu.
pertanyaannya : kenapa Jiwa yang di minta bersaksi dan kenapa Jiwa yang di panggil kembali kehadapan Allah ?
jawabnya ialah : karena sebenar benarnya Diri adalah Jiwa...!!
tentang Ruh , Dia akan kembali ke sisi Allah.
Jiwalah yang akan bertanggung jawab kelak di hadapan Allah.
sebab itu , tiada Allah berkata dalam Al Quran :
WAHAI RUH YanG TENANG KEMBALILAH KPD TUHANMU .
ATAU , AKU MENGAMBIL KESAKSIAN PADA RUH.
saat di Dunia ini , pernahkah kita mendengar sebutan Rumah sakit Ruh atau Asuransi Ruh ?
yg ada adalah RUMAH SAKIT JIWA DAN ASURANSI JIWA.
( perumpamaan untuk memudahkan paham )atau merana RuhNya.yang ada , MERANA JIWANYA.
ini karena yg bisa merasakan sakit , sehat , bahagia , menderita , dll dll. itu adalah Jiwa.
Jiwa yang merasa , karena Jiwa yang mampu merasa.
Jiwalah yang 24 jam tiada berpisah. merawat dan menjaga Diri ini.
Lapar dan haus di berinya makan dan minum. Sakit Dia Obati.
ingin tidur , Dia tidurkan.Saat Bangun , Dia bangunkan. dan lain- lain.
Syahadat belum di kata sah , jika Manusia belum mengenal akan sebenar benar DiriNya. yaitu Si Jiwa itu tadi jika tidak mengenal Jiwanya , maka Syahadat yang Manusia ucapkan , baru sebatas Syahadat Mulut sedangkan yang diambil Allah adalah Syahadat Jiwa. Baru Syahadat Mulut / lisan mengikuti.
Mengenal kepada Jiwa , sama halnya mengenal kepada Allah karena Jiwa adalah sebenar benarnya Diri ini sesuai dengan hadits bahwa :
" SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA , MAKA MENGENAL IA AKAN TUHANNYA "
Sebutan tentang Nur Muhammad , tentang Jiwa , tentang Nyawa , Ruh , Nafas , Dzat , Sifat ,Asma , Afal dan lain-lain itu semua , hanya JALAN SEBUAH CERITA.
Mengenal kepada salah satunya , maka mengenal kepada semuaNya. karena sebutan yang banyak dari semua itu , akan kembali kepada yg SATU ITU JUA.
" PANDANG SATU KEPADA YG BANYAK ,
PANDANG BANYAK , KEPADA YG SATU ,"
HANYA MASALAHNYA DI SINI ADALAH , ALLAH MEMINTA KESAKSIAN PADA JIWAMU.
YANG DI MINTA , PENGENALAN PADA JIWAMU.
JIWA INI JUGA YANG DI MINTA ALLAH UNTUK KEMBALI KEPADANYA. TIDAK YG LAIN....!!
Jelas di sini bahwa : siapa yg sempurna mengenal JiwaNya , maka itulah sebenar benar :
~ SYAHADAT DIRI NYA ~
Jika sang Jiwa tiada Engkau kenali , bagaimana Engkau kembali kepada Tuhan Mu? dan mempertanggung jawabkan semua hal selama di Dunia ?
karena hanya JiwaMulah yang di panggil Allah , untuk kembali ke padaNya .
JiwaMulah yang kelak , diminta Pertanggung jawapan di hadapan Allah.
" MAKA KENALILAH JIWAMU , IA SEBENAR BENAR DIRIMU "
Engkau percaya silahkan.
Engkau tidak percayapun juga silahkan.
niatKu cma menyampaikan.
selebihnya kembali ke Diri masing masing.
karena keyakinan , tiada wajib untuk dipaksakan.
La - Ilaha - Illa - Allah. Allahhu Akbar.....!!
( Sumber dari TASAWUF FALSAFI )
orang yg faham, adalah orang yg mempunyai ilmu.. klau dibaca tapi tidak faham, silalah mencari ilmu..
BalasPadam