Islam sebenar


 "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan(kaffah)...," Demikian Allah memerintahkan kita dalam Q.S. Al-Baqarah: 208.

Kamu harus terusberusahamenghancurkan hatimu sampai ia terbuka.

Zikir itu boleh menghancurkan sifat munafik dalam diri kita, dengan syarat zikir tersebut DIAMALKAN dengan DIRASAKAN. Jadi tidak sekadar DIAMALKAN, tetapi juga harus DIRASAKAN.
Beruntunglah mereka yang dapat berzikir yang bersanad yang diterima dari mana-mana guru serta dibimbing dan dididik bukan semata-mata berzikir..

Ilmu pengetahuan walaupun sedikit tapi tepat pada sasaran dan tujuannya,itu lebih baik daripada banyak mempunyai ilmu pengetahuan tapi meleset terus tidak kena kena pada sasarannya dan tujuannya.

MAQAM FANA’
كاَنَ اللهُ وَلاَشىءَ مَعَهُ وَهُوَ الاَنَ علىَ ماَكاَنَ عليهِ
"(sebelum adanya makhluk)Telah ada Alloh, dan tiada suatu di samping-Nya, dan Ia kini sebagaimana ada-Nya semula."
Syarah
Keadaan seperti ini adalah keadaan orang yang sudah berada di maqam fana', dia tiada melihat sesuatu kecuali Alloh. Bagaikan seorang di dalam gedungnya, kemudian ia mengisi rumah dengan perabot dan boneka atau patung, lalu ditanya: 'Siapakah yang ada di dalam gedung itu?' Jawabnya: 'Hanya dia seorang', yakni semua boneka dan patung itu tidak dapat disebut sebagai temannya. Demikian pun orang ahli hakikat tidak melihat adanya sesuatu yang dapat disebut selain Alloh 'Azza wa Jalla.
𝘼𝙡-𝙃𝙞𝙠𝙖𝙢, 𝙋𝙖𝙨𝙖𝙡 : 46 𝙎𝙮𝙚𝙠𝙝 𝙄𝙗𝙣𝙪 𝘼𝙩𝙩𝙝𝙖’𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝 𝘼𝙨-𝙨𝙖𝙠𝙖𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞

MENGKAJI TALI RASA ALLAH SWT
Wahai diri...
Yang dinamakan hamba oleh Allah adalah Muhammad, karena Muhammad itulah yang mempunyai Tubuh, Hati, Nyawa dan Rasa.
Muhammad itu hamba?
Artinya ilmunya yang membawa wasilah ( talqin dzikir ) yaitu yang berupa Rasa Allah yang tertanam di Qolbu.
Karena Allah itu nama dzat yang wajibul wujud dan mutlak, yaitu batin Muhammad dan Dzohir Muhammad.
Jadi jelaslah Yang bernama Muhammad itu apa menurut allah dan yang bernama Allah ta'ala itu apa menurut Muhammad.
Supaya benar-benar bisa menjadi tauhid pada kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH, maka kalimat yang Agung ini adalah pertemuan antara hamba dengan Tuhannya.
Kenapa ketika kita berdzikir hati ini tidak merasakan suatu kegembiraan, kadang males dll padahal kalimat itu adalah alat pertemuaan antara hamba dengan Tuhannya.? Ini disebabkan karena kita tidak mencintai LAA ILAAHA ILLALLAH ? Paham…? karena kalimat ini masih kalah dengan lagu wali band atau unggu band. Ketika lagu ini diputar... bisa membikin kita terhanyut dan terbawa oleh perasaan yang sangat mengasyikkan. Itulah mengapa ketika kita berdzikir hati ini belum merasakan rasa nikmat. Maka mulai sekarang kita belajar mencintai dzikir, seperti ketika kita mendengarkan lagu kesukaan kita sehingga bisa terbawa kedalam rasa.
FUNGSI ANGAN-ANGAN:
1. Angan-Angan yang berkecendrungan ke nafsu syahwat adalah bayangan dari hakikat Rasa, apabila dapat dikuasainya maka akan menjadi dasar kekuatan akan keindahan, sehingga ketika orang yang sedang berdzikir, kadang-kadang ia merasakan suatu kenikmatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
2. Angan-angan yang berkecendrungan serakah, tamak, mau menang sendiri, malas dll. Apabila angan-angan ini dapat dikuasai ia akan menjadi sebuah dasar kekuatan, tandanya ia akan mencintai dzikir walaupun ia belum tahu hakikat yang ia cintai.
3. Angan-angan yang berada didarah, yang wataknya beringas, amarah, tidak sabaran dan gelap mata. Jika ia dapat dikuasai maka ia akan menjadi sebuah kemauan dan ketekunan dalam berdzikir, tandanya ia akan mengutamakan dzikir dari pada amalan-amalan lainnya.
4. Angan-angan yang berada ditulang sum-sum ia akan menghasilkan kekuatan kehendak yang menyebabkan keinginan-keinginan atau cita2. Dan ini merupakan sarana Karsa Alloh akan menjadi negatif bila tidak dikendalikan dengan dzikir, tandanya ketika seorang sedang berdzikir, timbul suatu hasrat keinginan yang ingin berlama-lama didalam berdzikir (ingin nambah terus dzikirnya)
PENDIDIKAN HAWA (NAFS) :
Gudang ilmu yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri. Karena diri kita adalah sumber dari ilmu dan rumus Tuhan (Qudratulloh). Maka peranan semua agama yang ada dimuka bumi ini adalah pendidikan yang ditunjukan kepada hawa/ Nafs / jiwa manusia agar selalu berkiblat kepadaNya. Pendidikan yang ditunjukan kepada hawa nafsu menggunakan Talqin dzikir.
PUSAT RUH :
Setiap bayi yang lahir memiliki tingkat kesucian, yang dapat diumpamakan sebuah kertas yang putih polos dan bersih. Kesuciannya berada pada wahana (tempat) nafs (jiwa) atau hawa yang masih bersih dan belum tercemar oleh polusi keduniaan.
Nafs ( hawa/jiwa ) dipasang diantara dua kutub jasmaniyah dan kutub ruhaniyah yang berpusat pada Ruh, sehingga Nafs ini akan dibolak balikan. Unsur ruhani yaitu Ruh itu bersifat suci sebagai utusan Tuhan dalam diri manusia yang dapat membawa sebuah ketetapan atau pedoman hidup.
Sehingga Ruh ini dapat berperan sebagai obor yang memancarkan cahaya kebenaran dari Allah Swt.
Ruh yang membawa obor atau cahaya dari Tuhannya adalah Ruh Suci atau Ruh Kudus yang tidak lain adalah seorang Mursyid kamil mukamil.
Mursyid kamil mukamil adalah seorang juru selamat dan juga juru nasehat untuk hawa, jiwa atau nafs Kita. Jika kita ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk ( mau belajar dzikir ) kepada ruh suci ( Guru Mursyid ) maka akan menghasilkan hawa ( nafs ) yang positif ( Nafsu Mutmainah ). Sebaliknya jika ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk pada keinginan jasad itu disebut sebagai nafsu negatif.
Nafsu negatif ada 3 macam:
1. Nafsu lawamah :
Kepuasan biologis ; makan, minum, tidur dllnya.
2. Nafsu Amarah :
Berbuat kejahatan atau Angkara Murka, suka marah, akuisme dllnya.
3. Nafsu Sawiyah (Mulhimah) :
Yaitu suka mengejar kenikmatan psikis; seks, sombong, narsisme, gemar dipuji-puji dll.
Sedangkan untuk hawa sendiri memiliki 2 kutub nafsu yang bertentangan bisa diibaratkan uang logam yang memiliki 2 sisi ( gambar dan angka ). Akan tetapi kedua sisi tidak dapat dipisahkan atau dilihat secara bersama-sama. Apabila kita ingin menampilkan gambar maka letakkan angka dibawah dan sebaliknya. Apabila seseorang mengaku melihat kedua sisinya ( gambar dan angka ) dalam waktu yang sama, maka orang itu bisa dikatakan mempunyai jiwa yang munafik alias kekehidupan yang palsu dan hanya berdasarkan pengakuan belaka alias suka mengaku atau bohong. Itulah contoh jika orang tidak mau mengambil talqin dzikir
TALI RASA :
Manusia memiliki alat yang kasar dan yang halus. Yang halus tidak dapat dilihat oleh panca indera mata tetapi sangat lengket diantara keduanya, sehingga dapat menyebabkan panca indera bisa bekerja masing-masing dan inilah yang disebut dengan Tali Rasa (Syaraf Batin). Tali rasa bisa bekerja jika disalurkan kepada indera jasmani. Kerjanya tali rasa ini selalu memberi peringatan kepada roh jasmani, sehingga diterima oleh kita didalam buah pikiran tetapi sangat lemah dan seakan-akan itu tak berguna, lalu tidak diperhatikannya dan ini karena disebabkan banyak dipengaruh oleh akal pikirannya.
Saya contohkan ketika seorang sudah selesai sholat dan dzikir, tiba-tiba sekilas ada buah pikiran didalam qolbunya disuruh untuk khotaman. Dan bagi seorang yang awas hatinya ia akan segera melaksanakannya, karena ia tahu siapa yang telah memperintahkannya lewat pesan diqolbunya tiada lain adalah Guru Agung (mursyid) yang memberi sinyal-sinyal pesan pada Muridanya.
- Tali rasa inilah yg bisa mengingat segala kejadian yang dikerjakan oleh pikiran dan panca indera lainnya.
- Tali Rasa ini bisa berdiri sendiri tanpa hambatan dan juga rintangan walaupun tanpa dialiri di syaraf atau darah ke otak. Ia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani.
- Tali rasa ini kerjanya menyimpan (Rekaman) dan mengetahui semua keadaan baik diluar maupun didalam.
Ketika orang terserang kantuk adalah tanda tali Rasa mulai terputus. Dengan tanda putusnya Tali Rasa ini ia akan tertidur lelap, Orang yang tidur ada yang bermimpi dan ada juga yang tidak. Orang yang bermimpi disebabkan buah efek dari waktu mata jasmani ini terbuka dan secara otomatis merekam semua apa-apa yang dilihat karena banyaknya angan-angan atau khayalan yang tersimpan dan belum direstart dengan Robithoh, maka terjadilah seorang yang bermimpi buruk, sedih, senang bukan bermimpi yang mengandung hikmah.
Contohnya : Tustel film ketika diarahkan suatu benda atau objek dan disimpan difilm secara otomatis ia akan berpindah kedalam film, itulah angan-angan atau khyalan yang tertinggal di dalam Tali rasa karena tidak direstart dengan Robithoh.
RASA :
Rasa adalah anugerah Yang Maha Agung dari Guru Agung, beliaulah pemilik Rasa itu (Mursyid), Rasa yang mendorong manusia kedalam keadaan yang sesungguhnya dari tiada ke ada, dari sifat ADAM (tiada) kesifat Nur Muhammad (Mursyid), beliaulah (Mursyid) yang membolak balikan rasa ruhaniyah muridanya menuju nur muhammad yang hakiki rohman rohimullooh yang terpancar dalam pantulan guru kita tercinta, bersihkan wadah itu, untuk menerima limpahan yang Agung, Istiqomah rasa dalam robithoh adalah kewajiban yang mengaku muridanya.
Karena didalam Istiqomah Rasa itulah mengandung kecintaan, yang disertai rasa kasih sayang yang mendalam dalam kehidupan yang fana ini, leburkanlah bersama para utusannya (Mursyid) menuju yang SATU yaitu keabadian yang hakiki. Rasa ini membangkitkan kesadaran untuk lebur bersamanya kedalam lautan yang sangat luas tanpa tepi, yang membersihkan segala kotoran yang menempel, Penyatuan jiwa dengan utusannya (mursyid) menuju keindahan yang maha indah. Seorang Mursyid ingin semua muridanya begitu.. Menuju Baldatun thoyibatun wa Robbun ghofur.. Sehingga menjadi pelita yang besar dan menerangi dunia lahir dan dunia ruhani dari masrik sampai magrib ila yaumil qiyamah. Semoga Allah menjaga diri kita seperti Allah menjaga para Guru-Guru kita,, dengan kuasa/ Karsa-Nya... aamiin
PERENUNGAN :
Ini adalah sebuah pertanyaan yang besar bagi para penempuh jalan spiritual.
1. Kemanakah kita bakal pulang?...
2. Kemanakah kita setelah mampir makan dan minum didunia ini?...
3. Kemanakah Aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang kedunia ini?...
I. KEMANAKAH KITA BAKAL PULANGA ?
Asal kita dari orang tua.
A. Yang berasal dari lahiriyah.
Caranya :
1. Muliakanlah kedua Orang Tua, jangan sekali2 engkau membentaknya, menyakitinya lebih-lebih engkau mendiaminya.
2. Do'a kan secara lahiriyah dan batiniyah, dengan cara sholat birrul walidaini.
3. Ciumlah tanganya sebagai rasa hormatmu... hakikatnya adalah mengharap ampunannya.
4. Sering2lah engkau bersilatuhrahmi kepada kedua Ortumu. dllnya. Ini baru haqnya lahiriyyah untuk mengembalikan titipan yang ada pada dirimu. Pulangkan lahirmu pada asalnya yaitu Kedua Orang tuamu.
B. Yang berasal dari ruhaniyyah, kembalikan yang asal dari batiniyyah dan ini adalah haqnya Seorang Mursyid.
Bagaimana cara mengembalikannya :
1. Robithoh
2. Perbanyak Dzikir
3. Khotaman dan
4. Manaqib
Itu semua adalah untuk memulangkan diri batin ini ketempat asalnya.
II. KEMANAKAH KITA MAMPIR MINUM DAN MAKAN DIDUNIA
Ilustrasinya begini :
1. Sebelum makan baca Bismilah
2. Saat sedang makan hadirkan qolbu ( Dzikir khofi )
3. Sesudah makan baca Alhamdulillah.
Persoalan yang kita anggap sepele, sebetulnya mengandung manfaat atau keutamaan yang besar kenapa? Sebab secara tidak langsung ruhani kita, mengembalikan haqnya bangsa yang kita makan yaitu :
1. Haqnya Tumbuhan
2. Haqnya hewani
Kesemuanya akan dikembalikan oleh ruhani kita, begitu juga lahiriyyah mengembalikan haqnya dengan mengeluarkan kotoran yang semuanya kembali pada asalnya yaitu dunia. Dalam piring ada nasi dan lauk pauk, bisa jadi lauk pauknya ada ikan, ada telur, ada daging ayam, ada sayur-mayur, ada sambal, kerupuk dan bumbu2 yang lainnya, semua menjadi satu, kemudian ditambah “kuman-kuman” yang ada di dalamnya menjadi sempurna dan siap untuk di santap.
Permasaalahannya :
Bagaimana “history” perjalanan masing2 “lauk pauk” tadi? maka perlulah kita sucikan untuk menjadi halal dan dihalalkan semuanya, sebelum masuk ke alam insan. Dari alam an-oranganik pun akan menerima ke-hidup-an ke alam tumbuh2an kemudian masuk ke alam hewan, fungsi darah dan getah memang sama namun sifat berbeda. Pada tingkatan hewan disebut berdarah = bernyawa karena memiliki sifat “nafsu” itulah yang perlu disucikan tidak bisa “asal jadi” makanya tidak termasuk halal dan dihalalkan. “kuman-kuman” yaa kuman2/tak kasat mata.
(maksudanya : itu juga mahluk bernyawa khan ? yang ada di makanan atau minuman, pernahkah anda berfikir bahwa untuk menghilangkan dahaga seorang manusia saja, berapa banyak kuman yng ada di dalam air satu gelas harus mati?)
KESEHARI-HARIAN yang kita lakukan akan menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya membentuk perilaku dan perilaku itulah yang membuat orang tidak lagi mempermasalahkan tentang KESEHARI-HARIAN. Makanan yang kita makan setelah masuk kedalam tubuh maka saripati dari makanan tadi akan diserap oleh jantung kemudian diedarkan keseluruh tubuh menjadi “Nur Muhammad” untuk menerangi/pelihara/tumbuh/berkembang Diri seutuhnya, sedangkan sisa dari saripatinya adalah “Ampas” yang harus dibuang. Apapun yang akan kita makan silahkan selama MAU kita pertanggung jawabkan, seandainya anda yang menjadi hewan, apakah ikhlas jasad anda dimakan oleh orang tanpa “basa-basi”? inilah perlunya kita men-suci-kan semuanya sebelum kita makan, agar bisa menjadi “Nur Muhammad” dalam diri.
Tolong di baca lagi pembahasan tentang “ISTINJA AWAL DAN ISTINJA AKHIR”
III. KEMANAH AKU HENDAK PULANG SETELAH AKU PERGI BERTANDANG KEDUNIA INI?
Aku ini adalah Aku dunia dan Aku Akherat. Aku bangsa Jasad dan Aku Bangsa Ruhani. Setelah bangsa jasad (dzohir) bertandang dan bertemu dengan asalnya yaitu dunia ini, lewat perantara atau jasa kedua Orang Tua kita. Tinggal bangsa Ruhani yang belum bertandang ke Asalnya yaitu alam ruhani. Kita sudah diperkenalkan dengan bangsa Ruhani oleh Seorang Mursyid... tinggal kita melangkah dan mengetuk pintu alam ruhani itu, dengan cara dzikir yang sesuai petunjuknya (sesuai alamatnya). Maka memulailah sekarang kita belajar bertandang kenegeri ruhani itu.

[ Sumber dari TASAWUF FALSAFI ]




Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan