Wahdatul Wujud
Asy-Syaikh Al-Arifbillah Al-Mursyidina Abuya Amran Waly Al-Khalidi an-Naqsyabandi Qaddasallahu Sirrahu menjelaskakan:
Wahdatul Wujud adalah Makrifat secara Dzuq yaitu ibarat matahari yg ada di langit. Sedangkan matahari yg ada di kaca dan dalam kolam merupakan pantulan dari matahari yg ada dilangit, sehingga kita tidak tersangkut di dalam bermakrifat pada pantulan-pantulan Matahari baik di kaca maupun di kolam. Hanya kita menyaksikan matahari yg ada di langit.
Maka Wahdatul Wujud adalah ajaran kesufian. Tidak ada selain Allah, bersama Allah untuk mendapatkan Tauhid haqiqi yg terlepas dari kesyirikan dan kenifakan.
Mereka-mereka yg telah dapat Taraqqi dari wujud waham dia kembali kepada Wujud Mahadh, mereka telah mendapatkan Makrifat secara Dzuq atau pemahaman Wahdatul Wujud.
Tuan Guru Dr. Hj Jahid Sidek Al - Khalidi
Wahdatul Wujud ini diawali dengan Wahdatul Syuhud, dengan kita menyaksikan keberadaan Allah didalam bathin kita, sehinga selain-Nya hilang/fana untuk mendapatkan tajalli keberadaan Allah di dalan bathin kita. Kita harus meningkatkan himmah/kemauan kita kepada Allah sehingga kita dapat terlihat sifat Jamal-Nya (keindahan Nya) dan hilang didalam Cahaya Dzat-Nya. Orang-orang yang telah dapat memahami Wahdatul Wujud orang ini merdeka dari alam dan dirinya sehingga ia menjadi hamba-Allah yg senantiasa memandang Wujud-Nya semata.
Oleh kerananya ajaran kesufian ini sudah kurang diminati oleh umat Islam, sebab mereka menganggap ajaran ini adalah ajaran yg sesat yg tidak dapat menumbuhkan syariat dengan baik. Padahal syariat itu juga datang dari Allah, kita dapat melakukan dengan ma'unah/bantuan dan Taufik Allah. Dan mereka juga mendakwakan bahwa Wahdatul Wujud ini dapat merusak aqidah/keimanan karena orang yg telah tidak terlihat alam dan dirinya maka aqidah/keimanan telah hilang. Padahal aqidah ini, kita meyakini keberadaan Allah waktu hilang kita ada, dan diwaktu kita fana dari diri kita, kita hanya menyaksikan Allah semata, karena Cahaya Allah meliputi Wujud kita. Bagi orang tasawuf dia mempergunakan aqidah untuk beramal dan mempergunakan Syuhud untuk bermakrifat. Dhahir dan bathin nya senantiasa bersama Rasul dan Allah didalam meniti kehidupan.
Note:
Makrifat sebelum berhakikat itu adalah aqidah/keimanan dan keyakinan terhadap Allah.
Makrifat setelah berhakikat itu adalah fana, yang ada hanya Wujud Allah sebagai Dzat Wajibul Wujud Mutlaq untuk mendapatkan Makrifat secara Dzuq dengan Tauhid Irfani.
والله اعلم بالصواب
والسلام
أبويا شيخ هاج عمران الولي الخالدي النقشبندي
0 comments:
Catat Ulasan