MELAWAN RASA TAKUT
"Waspadai kewas-wasan diri"
Setiap persoalan kehidupan yang menimpa setiap pribadi manusia selalu mendapatkan respon yang berbeda satu individu dengan individu lainnya tergantung seberapa pengetahuan orang tersebut akan persoalan yang sedang dihadapinya. Bahkan kadang persoalan kehidupan yang dihadapi seseorang bisa merubah jati diri orang tersebut, sebagian ada yang mampu menjadi pemicu perubahan karakter kearah yang lebih baik tetapi tidak sedikit juga yang justru malah merubah dirinya kearah karakter yang lebih buruk.
Hampir setiap pribadi manusia akan merasakan penurunan keberanian dirinya ketika menghadapi persoalan yang baru bagi pengalaman hidupnya, setidaknya ada kewas-wasan yang tiba-tiba muncul menjadi hantu dalam pikirannya yang menimbulkan rasa takut untuk menghadapi persoalan tersebut. Berbeda dengan pribadi manusia yang memang memiliki pengalaman yang lebih kompleks dari yang lainnya, biasanya akan lebih tegar dan lebih siap dalam menghadapi persoalan yang sedang menghampiri kehidupannya.
Ketakutan itu biasanya timbul karena jebakan pikiran kita yang mengarahkan kita kepada pikiran yang negatif yang memang menjadi gambaran ketakutan diri kita akan efeknya dari persoalan hal tersebut, sehingga muncullah skenario-skenario dalam pikiran kita yang memperkuat kewas-wasan diri kita dalam menghadapi persoalan didepan kita. Disinilah kita kadang menjadi hakim yang jauh lebih sadis dari hakim manapun dalam menjustifikasi setiap persoalan yang kita hadapi, biasanya pribadi yang seperti ini akan sulit menerima perubahan dinamika kehidupannya lebih cenderung membatasi diri bahkan menutup diri dari lingkungan luar yang mempengaruhinya.
Dalam agama kita diajarkan untuk mewaspadai rasa was-was yang timbul dalam pikiran kita, bahkan agama menegaskan bahwa itu salah satu perbuatan syetan yang mencoba menghalangi perkembangan potensi positif diri kita untuk menjadi lebih baik lagi dengan cara menyusupi akal pikiran kita. Apalagi rasa takut yang timbul dalam urusan duniawi seyogyanya kita menghindari untuk terjebak oleh rasa takut tersebut, karena biasanya ketakutan itu hanya ada dalam pikiran kita setelah kita menjalaninya ternyata kita baru mengetahuinya bahwa persoalan tersebut yang kita hadapi tidak seperti apa yang kita pikirkan setelah kita menjalaninya.
Melalui peribadatan yang kita lakukan sebetulnya kita dilatih untuk bermunajat kepada Allah SWT bahwa kita memiliki pegangan yang kuat akan tali keyakinan kita kepada sang pencipta kita yang tidak akan pernah lalai dalam menyelamatkan kehidupan orang-orang yang meyakininya yaitu golongan orang-orang beriman. Perkembangan jiwa dan pikiran yang kuat tangguh seperti ini membutuhkan latihan dan penyadaran diri yang totalitas bahwa kita berada dalam kehidupan yang fana yang suatu saat akan kita lewati dan tinggalkan kemudian kita akan melanjutkan kehidupan kita ini menuju yang baka menuju dzatnya Allah SWT yang memiliki segala kemahaan sifat-sifatnya.
Takut kepada Allah SWT justru mengajarkan diri kita untuk lebih mendekatinya, untuk lebih meyakininya, untuk lebih menguatkan keimanan kita, untuk lebih menumbuhkan rasa optimis kita, untuk lebih bersemangat dalam beribadah kita, untuk lebih teguh memegang prinsip hidup yang rahmatan lil alamin sebagai aktualisasi diri kita sebagai hamba yang taat akan segala perintah Allah SWT. Berbeda dengan rasa takut kita terhadap sesuatu yang akan membahayakan jiwa kita atau mengancam keselamatan diri kita, justru kita harus menjauhi ancaman-ancaman tersebut sebagai bentuk ikhtiar kita berdasarkan pengetahuan yang kita miliki karena menjaga keselamatan diri kita itu jihad fisabilillah yang diwajibkan Allah SWT terhadap diri kita pribadi-pribadi muslim.
( Sumber dari Fb HAKIKAT INSAN / Mengenal Insan )
0 comments:
Catat Ulasan