PUASA UNTUK MUSYAHADAH

 


PUASA UNTUK MUSYAHADAH

Jika dibandingkan antara
Puasa dengan Shalat, maka
Puasa itu untuk MUSYAHADAH.
Shalat itu untuk MUNAJAT.
Puasa menghasilkan MUSYAHADAH (Syahada - Syahida, Penyaksian, bersaksi), pertemuan dengan Allah dengan penyaksian-Nya.
Shalat itu MUNAJAT (merahasiakan, mendekati Allah dengan cara berdoa atau berdzikir) dan terdapat hijab/tabir yang menyertainya.
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana." (QS. Asy-Syura: 51)
“Wujud Al-Haqq bersama kelenyapanmu (fana'). Salik yang mengalami Muhadharah terikat dengan ayat-ayat-Nya.
Salik yang mencapai Mukasyafah dilapangkan dengan sifat-sifat-Nya. Dan salik yang memiliki Musyahadah ditemukan dengan Dzat-Nya.
Salik yang Muhadharah akalnya menunjukkannya.
Salik yang Mukasyafah ilmunya mendekatkannya.
Dan salik yang Musyahadah ma’rifatnya menghapusnya.”
(Syeikh Abu Qasim Junaid ra.)
"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan Mujahadah niscaya Allah akan memperbaiki hatinya dengan Musyahadah."
(Imam al-Qusyairi ra.)
Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan. Kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Tuhannya.”
- "Kebahagiaan saat berbuka" adalah kebahagiaan untuk jiwa hewaninya.
- "Kebahagiaan saat bertemu Tuhannya" adalah kebahagiaan untuk jiwa rasional (an-Nafs an-Natiqah), yaitu
al-Latifah ar-Rabbaniyyah.
Allah adalah Dzat yang tak membutuhkan makan dan minum, dan orang yg berpuasa pun berusaha "mendekati" sifat Samdaniyyah (khusus) Allah yaitu tidak makan dan minum.
Itulah kenapa pahala puasa langsung disandarkan kepada Allah. Dan tidak ada ibadah yg langsung disandarkan kepada Allah selain puasa.
“Setiap amal anak Adam menjadi miliknya kecuali puasa, ia milik-Ku dan Aku Sendiri yang akan memberi imbalannya.” (HR. Muslim)
“Hendaklah kamu berpuasa, karena tidak ada yang serupa dengannya.” (HR. an-Nasa’i)

( Sumber dari Sinta Nur )






Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan