LA ILAHA ILLA ALLAH....
Jika kita berhenti pada lafadz sama saja terjebak dengan bayangan. Dimana bayangan dikiranya sebagai kenyataan.
Lafadz tauhid itu memang luar biasa,
Bahkan Allah sendiri menyatakan bahwa jika langit, bumi dan seisinya ditimbang dengan lafadz tauhid ini, tentulah lafadz ini lebih berat daripadanya..Di mana letak kebenarannya???
Inilah yang perlu disadari oleh masing masing pribadi.. Bahwa Langit Bumi dan seisinya itu adalah materi, sedangkan berat itu adalah Isinya..Jika belon ditimbang dengan batu, tentu lebih berat batu. Dan bukanlah sebab materialnya yang membuat batu lebih berat daripada belon.
Kalau hendak menemukan eksistensi, maka barang pasti harus berani memasuki materi.
Tidak lagi berada atau berkecimpung dengan materi, melainkan masuk di sebaliknya materi.
Kalau hendak menemukan titik berat / eksistensi dari kalimah tauhid LAA ILLAHA ILLA ALLAH maka harus berani memasuki lafadz itu sendiri, tidak sebatas pada lafadznya saja, melainkan lebih ke dalam lagi...
"LAA" yang berarti tiada, Maka masukilah ia ......Wilayah ketiadaan, ruang Kosong..
Wilayah yang tidak ada apapun di dalamnya. Namun perhatikan dan hati hatilah
Banyak yang mengira kosong adalah puncak sebuah perjalanan, bahkan sebenarnya ini barulah permulaan.
Di sebalik itu,, masukilah juga...
"ILAHA" , sebuah wilayah keTuhanan
Dimana Iman bersemayam di wilayah ini.
Wilayah penyaksian, kalau dalam ketiadaan kita masih konsisten untuk menemukan sebuah eksistensi kebenaran (al-Haq)
Untuk menemui realita yang sejati, maka perlahan kita akan memasuki wilayah ini.
Sebuah wilayah penuh cahaya,
Jalan lurus yang dimaksud dalam Al'quran.
Sama dengan wilayah sebelumnya.
Banyak yg berhenti di wilayah ini.
Mengira Allah adalah Cahaya, padahal Allah adalah Nurun 'Ala Nurin, yakni Cahaya di atas Cahaya didalam yang tak tembus.
Pelita untuk segala sesuatu.
Semestinya, hendaklah berjalan lebih lanjut menyelami wilayah berikutnya..
"ILLA" yakni penafikan akan segala sesuatu
Penafikan atas segala persangkaan persangkaan...Menafikkan bahwa bukanlah kekosongan itu adalah tujuan akhir, bukanlah jalan cahaya itu puncak, bukanlah diri ini adalah apa apa dan siapa siapa..
Ini adalah wilayah pemurnian
Wilayah bersuci dari segala hadast
Hadast kecil maupun hadast besar
Kalau sudah bersuci, sudah siap, Sudah suci dan sudah layak.
Maka wilayah selanjutnya akan menyambut. "ALLAH" makrifatudz-Dzat ada di wilayah ini
Wilayah yang hanya Allah saja yang berhak menarik siapa saja untuk diperkenalkan denganNya.
( Sumber dari TASAWUF FALSAFI )
0 comments:
Catat Ulasan