HAKIKAT BERPUASA
Hakikat puasa adalah tunduk dan berserah pada kehendak ilahi. Rasulullah Saw pernah bersabda:
"Semua amal anak Adam dilipat gandakan,semua kebaikan dilipat gandakan sepuluhsampai seratus kali lipat kecuali puasa kata Allah.Puasa untuk Aku dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Orang yang berpuasa meninggalkan keinginannya dan makanan nya hanya untuk Aku" (Menanggalkan kehendak dirinya dan menjalankan kehendak Allah)
Didalam kita berpuasa kecenderungan jiwa hewani untuk memberontak perlahan-lahan ditenangkan dan dijinakkan melalui penaklukan kecenderungan secara sistematis kepada kehendak ilahi. Disaat merasakan lapar seseorang diingatkan bahwa demi mematuhi perintah ilahi, gejolak jiwa hewani mesti dikesampingkan. Itulah kenapa sebabnya hakikat puasa tidak hanya menahan diri dari sebatas menahan lapar dan dahaga saja, tetapi juga menahan diri dari semua dorongan nafsu.
Lalu sebagai akibat dari pengendalian yang sistematis ini, jiwa manusia akan menjadi sadar bahwa sesungguhnya ia tidak bergantung pada lingkungan alam sekitarnya.
Ia sadar dan menyadari bahwa ia berada di dunia, tetapi bukanlah bagian darinya.
Lebih jauh lagi sifat segala sesuatu yang semula fana dan kosong sekarang muncul sebagai anugerah ilahi.
Makan dan minum yg selama ini kita anggap sebagai hal yang biasa sepanjang tahun, maka pada waktu puasa tampak sebagai karunia dari surga (Ni'mah) dan mencapai makna Ruhaniah. Alhasil hanya "Puasa Dengan Hakikatnya", atau "Puasa dengan Ruhnya" yang akan menjadi sumber kekuatan Insan dalam menjalani gelombang kehidupan.
Ketika ia berpuasa sebenarnya ia menundukan kuasa kehendak dirinya seluruhnya pada kehendak ilahi, dan ia menyerap tenaga yang tak terhingga. Dan puasa juga menjadi sumber energi untuk membersihkan jiwa dan raganya.
"MENIADAKAN DIRI DAN MENENGGELAMKAN DIRI PADA YANG MAHA KUASA ADALAH HAKIKAT PUASA"
0 comments:
Catat Ulasan