40 KATA-KATA BIJAK IMAM SYAFI'E*
(Imam Syafi'e Ulama Islam Pendiri Mahzab Syafi'e)
Imam Syafi'e merupakan salah satu Ulama Islam sekaligus Pendiri Mahzab Syafi'e. Nama asalnya adalah "Muhammad bin Idris". Pada usia 15 tahun, keilmuan Imam Syafi'e sudah dinilai setara dengan Mufti.
Selain menguasai Ilmu Fiqih dan Hadits, Imam Syafi'e juga terkenal sebagai Sastrawan dan Penyair Ulung. Kumpulan syairnya dijadikan buku oleh Syekh Yusuf Muhammad al Biqa'i berjudul Diwan al-Syafi'e.
Dengan Kecerdasan dan Kebijaksanaannya, kata-kata Imam Syafi'e pun boleh menjadi pedoman dan renungan didalam menjalani kehidupan. Ada yang secara Khusus menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu, menjadi pribadi yang baik dan masih banyak lagi.
Berikut 40 kata-kata BIJAK Ulama Imam Syafi'e;
(Kata-kata bijak Imam Syafi'e tentang menuntut ilmu)
1) Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan.
2) Ilmu itu seperti air. Jika ia tidak bergerak, maka ia akan menjadi keruh lalu membusuk.
3) Aku mampu berhujah dengan 10 orang berilmu, tapi aku akan kalah pada satu orang yang jahil (bodoh), kerana ia tidak tahu akan landasan ilmu.
4) Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu.
5) Besarnya rasa takut itu sesuai dengan tahap ilmunya.
6) Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua orang. Maka dengannya aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku.
7) Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat.
8) Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang.
9) Orang yang mengkaji ilmu faraid dan sampai pada puncaknya, maka akan tampil sebagai seorang yang ahli mengira. Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup usia. Adapun ilmu fiqih, itu merupakan ilmu yang berlaku untuk semua kalangan baik muda mahu pun yang tua, kerana fiqih merupakan dasar dari segala ilmu.
10) Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya kerana sulitnya ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran.
11) Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.
12) Jika terdapat banyak keperluan yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak.
13) Barangsiapa yang mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu. Dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.
14) Jika ada seorang yang ingin menjual dunia ini kepadaku dengan nilai harga sekeping roti, niscaya aku tidak akan membelinya.
15) Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, kerana kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.
16) Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.
17) Pekerjaan terberat itu ada tiga: Sikap dermawan di saat keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.
18) Kepemimpinan itu ada lima: Perkataan yang benar; Menyimpan rahasia; Menepati janji; Senantiasa memberi nasihat; Menunaikan amanah.
19) Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari.
20) Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada, maka tak ada perbezaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan.
21) Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tidak berguna.
22) Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu.
23) Biarlah mereka bersikap bodoh dan menghina, dan tetaplah kita bersikap santun. Gaharu akan semakin wangi ketika disaluti api.
24) Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.
25) Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk.
26) Sebesar-besar aib (keburukan) adalah kamu mengira keburukan orang lain sedangkan keburukan itu terdapat dalam diri kamu sendiri.
27) Silakan hina diriku sepuas kalian, aku akan tetap diam saja. Bukannya aku tidak punya jawaban, tapi singa selalu tidak akan membalas gonggongan anjing.
28) Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik. Maka posisikan dirimu di antara keduanya.
29) Sebagaimana Tuhanmu telah mencukupkan rezekimu di hari kemarin, maka jangan khawatirkan rezekimu untuk esok hari.
30) Bumi Allah amatlah luas, namun suatu saat apabila takdir sudah datang angkasa pun akan serasa sempit.
31) Doa di saat tahajud adalah umpama anak panah yang meleset tepat mengenai sasaran.
32) Dosa-dosaku kelihatan terlalu besar buatku, tapi setelah kubandingkan dengan keampunanMu, ternyata keampunanMu jauh lebih besar.
33) Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Kerana itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia.
34) Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di kelopak matamu.
35) Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Kalau dia berani meninggalkan Allah, apalagi meninggalkan kamu.
36) Jika semua orang menjauh ketika engkau mendapat kesulitan, maka ketahuilah bahwa Allah SWT ingin membuatmu kuat dan Ia akan menjadi penolongmu.
37) Kebaikan itu ada di lima perkara: kekayaan hati; bersabar atas kejelekan orang lain; mengais rezeki yang halal; taqwa; dan yakin akan janji Allah SWT.
38) Perbanyakkan menyebut Allah daripada menyebut makhluk. Perbanyakkan menyebut akhirat daripada menyebut dunia.
39) Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.
40) Siapa yang menginginkan husnul khotimah di penghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.
* MENJELANG KEMATIANNYA IMAM SYAFI'E
Menjelang kematiannya, Imam Syafi'e pun memberikan nasihat penting kepada muridnya, Al-Muzanni. Imam Syafi'e mewasiatkan kepada muridnya agar selalu bertawwa kepada Allah swt, mengingat akhirat, mengikuti kebenaran, sabar menghadapi musibah, dan berbuat baik.
Berikut Nasihat Imam Syafi'e menjelang kematiannya, seperti dikutip dari buku Biografi Imam Syafi’e;
(Kisah Perjalanan Hidup Sang Mujtahid karya Tariq Suwaidan)
Imam Syafi'e berkata;
"Bertakwalah kepada Allah dan ingatlah selalu akhirat dalam hatimu. Jadikan kematian selalu di matamu dan jangan lupa keadaanmu kelak di hadapan Allah. Jadilah selalu bersama Allah dan jauhi larangan-Nya. Tunaikan kewajiban-Nya dan berjalanlah di jalan kebenaran di mana pun kau berada."
Imam Syafi'e melanjutkan;
"Jangan kau anggap remeh nikmat Allah kepadamu, walaupun sedikit. Terimalah ia dengan rasa syukur. Jadikan diammu sebagai tafakur, bicaramu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai usaha mengambil pelajaran. Maafkan orang yang menzalimimu. Jalin silaturahim dengan orang yang memutuskannya, bersikaplah baik kepada orang yang bersikap buruk kepadamu, bersabarlah atas musibah, dan mintalah ampunan Allah dari neraka dengan taqwa."
Al-Muzanni meminta lagi tambahan nasihat dari gurunya itu. Imam Syafi'e pun melanjutkan nasihatnya dengan berkata;
"Jadikan kejujuran sebagai lisanmu, menjaga amanat sebagai tiangmu, rahmat sebagai buahmu, syukur sebagai pembersihmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang sebagai hiasanmu, Al-Qur'an sebagai kecerdasanmu, ketaatan sebagai hidupmu, keredhaan sebagai amanatmu, pemahaman sebagai mata hatimu, harapan sebagai kesabaranmu, dan takut sebagai pakaianmu."
Imam Syafi'e melanjutkan;
"Jadikan sedekah sebagai pelindungmu, zakat sebagai bentengmu, rasa malu sebagai pemimpinmu, kesabaran sebagai menterimu, tawakkal sebagai bentengmu, dunia sebagai penjaramu, kemiskinan sebagai tempat tidurmu, kebenaran sebagai penuntunmu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur'an sebagai bentengmu berbicara, dan Allah sebagai penghiburmu. Barangsiapa menjadikan semua ini menjadi sifatnya maka syurga akan menjadi tempatnya,"
(Jelas Imam Syafi'e)
( Sumber dari Syeh Haqtullah )
40 KATA-KATA BIJAK IMAM SYAFI'E*
0 comments:
Catat Ulasan