MENELADANI NABI IBRAHIM ALAIHISSALLAM
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allâh Azza wa Jalla untuk mengikuti millah Nabi Ibrahim Alaihissallam. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ﺛُﻢَّ ﺃَﻭْﺣَﻴْﻨَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺃَﻥِ ﺍﺗَّﺒِﻊْ ﻣِﻠَّﺔَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ۖ ﻭَﻣَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ
Kemudian kami wahyukan kepadamu
(Muhammad), “Ikutilah ajaran agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allâh.” [An-Nahl/16:123]
Kita sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan juga untuk mengikuti millah Nabi Ibrahim Alaihissallam . Allâh Azza wa Jalla berfirman.
ﻗُﻞْ ﺻَﺪَﻕَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ۗ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﺍ ﻣِﻠَّﺔَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ﻭَﻣَﺎ
ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ
Katakanlah, “Benar (apa yang difirmankan) Allâh.” Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-
orang yang musyrik. [Ali Imran/3:95]
Jadi, siapapun yang ingin selamat dunia dan akhirat, maka diantara kewajibannya adalah mengikuti millah Nabi Ibrahim Alaihissallam .
Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan hal yang harus diteladani dari Nabi Ibrahim Alaihissallam :
ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻓِﻲ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ
ﻣَﻌَﻪُ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟِﻘَﻮْﻣِﻬِﻢْ ﺇِﻧَّﺎ ﺑُﺮَﺁﺀُ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻣِﻤَّﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ
ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻔَﺮْﻧَﺎ ﺑِﻜُﻢْ ﻭَﺑَﺪَﺍ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻜُﻢُ
ﺍﻟْﻌَﺪَﺍﻭَﺓُ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻀَﺎﺀُ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺣْﺪَﻩُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari dari apa yang kamu sembah selain
Allâh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allâh saja.” [Al-Mumtahanah/60:4]
ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻳَﻬُﻮﺩِﻳًّﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﺼْﺮَﺍﻧِﻴًّﺎ ﻭَﻟَٰﻜِﻦْ ﻛَﺎﻥَ
ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ
“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang hanif/ lurus lagi Muslim (seorang yang tidak pernah mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang musyrik (tidak pernah musyrik sama sekali baik sebelum menjadi nabi maupun sesudahnya).” [Ali Imran/67]
Beliau Alaihissallam tegak di atas tauhid dan bersikap tegas terhadap kesyirikan dan para pendukungnya, siapapun mereka, meskipun jika termasuk keluarga dekatnya.
( Sumber dari HAKIKAT INSAN (Mengenal Diri )
0 comments:
Catat Ulasan