BURUNG TERBANG SANGKARAN IKUT
Apabila lafaz Kalimah Tauhid sudah dapat diterjemahkan dan direalisasikan dengan meraih pengisian Nurullah dalam diri, maka tiliklah / perhatikanlah jasad ini
Jasad inilah SIFAT KEBESARAN bagi DZAT ALLAH.
Sekalipun jasad ini dzahirnya berkulit, berdaging, berurat, bertulang dan berdarah, namun apabila DIUSUL akan ASAL nya, maka yang dikatakan KULIT, DAGING, TULANG dan URAT ini adalah kejadian daripada DZAT ALLAH yang disebut atau digelar NURULLAH...
Apabila tau Asal Manusia ini NURULLAH,
Maka menjadi SEJIWA Jasad terhadap NUR mu...
Menafikan jasad ini sangatlah susah, berhati hatilah, tetapi nyatakanlah Hakikat bahwa jasad inilah NURULLAH, atau Jasad inilah DZAT ALLAH...
Oleh karena itu, hapuslah anggapan bahwa jasad ini sesuatu yang baharu, tetapi jasad inilah DIRI YANG AWAL SEKALI sebelum wujudnya Langit dan Bumi...
Jasad SEDIA BERDIRI DENGAN SENDIRINYA...
Jasad inilah yg dinamakan HUWA pada ketika ia keseorangan...
Jasad ini adalah NUR BERGEMELAPAN yang memancar sehingga tiada dikatakan MALAM...
Jasad inilah ALAM SAGHIR bagi yang mengetahuinya...
Jasad inilah HUWA...
Jasad ALAM SAGHIR adalah SifatNya jua yang bernama MUHAMMAD.
BAQA TUJUAN HIDUP KITA
"Jangan lupa diri dengan urusan dunia"
Sejak di alam ruh semua manusia sudah diberikan gambaran kehidupan masa lalunya dan masa depannya, sehingga setiap ruh manusia selalu bersujud syukur kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan karunia yang dilimpahkan kepadanya. Kodrat manusia sesungguhnya sebagai ahli syukur karena itulah dalam surat Ar-rahman berkali-kali kita ditegur dengan sangat jelas oleh Allah SWT sebagai makhluk pendusta akan segala Rahmat dan karunia yang sudah kita terima sejak kita diturunkan ke muka bumi. Betapa indah kalimat yang Allah SWT firmankan dan membuat kita malu semalu-malunya dihadapan Allah SWT karena kita semua hanyalah pribadi-pribadi pendusta semata.
'Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?!' betapa ibadah yang kita lakukan belum mampu menjawab pertanyaan Allah SWT, betapa amal kebaikan yang kita perbuat belum mampu menjawab pertanyaan Allah SWT, betapa semua harta benda yang kita milikipun juga belum mampu menjawab pertanyaan Allah SWT, begitu juga betapa keilmuan serta pengetahuan yang kita raihpun belum mampu menjawab pertanyaan Allah SWT. Hanya air mata penyesalan semata dan ratapan do'a di tengah malam saja yang bisa kita sampaikan sebagai makhluk terhukum yang telah dilupakan akan aturan main hidup di dunia yang sesungguhnya hanyalah bangkai yang bersifat fana yang kelak akan kita tinggalkan tanpa sedikitpun bisa kita bawa menemani kita di alam kubur sekali pun.
Dunia yang kita tempati saat ini sesungguhnya hanyalah ajang permainan semata sekalipun kita lihat wajah-wajah mereka yang penuh dengan amarah, atribut-atribut mereka yang penuh dengan simbol-simbol agama, fasilitas-fasilitas mereka yang penuh dengan pangkat-pangkat kemewahan, rekan-rekan mereka yang penuh dengan kedudukan-kedudukan terhormat, dalil-dalil mereka yang penuh dengan berbagai rujukan-rujukan yang bisa membuat bengong orang-orang yang tidak faham, bahkan semua itu tidak ada bedanya dengan permainannya orang-orang yang dianggap musuh mereka atau pun orang-orang yang terhina dalam sudut pandang mereka, termasuk kita didalamnya.
Akhir dari perjalanan kita sesungguhnya kekekalan yang abadi yang tidak dapat membuat kita kembali ke alam dunia biarpun hanya sesaat saja, putuslah sudah penyesalan kita akan kehidupan dunia yang telah kita lewati tidak ada lagi kesempatan untuk kembali menjadi manusia yang pandai bersyukur yaitu manusia yang tidak mudah menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan takdir kita sendiri yang sudah digariskan Allah SWT. Kefanaan yang saat ini kita jalani janganlah membuat kita terlena akan seisi dunia yang kita miliki, karena akhirnya kita harus menjalani perjalanan yang lebih jauh jaraknya yang lebih lama waktunya yang lebih adil hukumannya yaitu alam kelanggengan yang bersifat baqa kekal abadi.
Kita bagaikan daun-daun yang dulunya segar bugar akhirnya akan lapuk dimakan usia dan jatuh ke bumi menjadi makanan saprovor dan safrofit yang melumatkan otot-otot, lemak-lemak, pembuluh darah, tulang belulang, dan sel-sel tubuh kita beserta isinya. Sosok yang gagah perkasa bersama aksesoris kehidupannya kini teronggok menjadi hara tanah yang diinjak-injak oleh anak keturunan manusia berikutnya, ditempatkan di lokasi yang terpinggirkan bersama suasana alam yang dingin berbau tak sedap bahkan bagi sebagian manusia dianggap tempat yang menyeramkan disanalah nama kita ditulis dengan samar dibatu nisan bernama 'manusia'.
By: MZM, 15112020
0 comments:
Catat Ulasan