HAKIKAT SYAHADAT
Adapun kalimah sahadat itu adalah:
"ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH, WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH" dan sesungguh-nya" ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH"adalah dinamakan sahadat tauhid dan"WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH"adalah pula sahadat rasul.
Sebab kalimah "LAA ILAHA ILLALLAH" dinamakan sahadat tauhid adalah didalam kalimah tersebut kita bersaksi dengan penuh rasa bahwa tiada yang lain hanya Allah semata-mata tiada bersekutu bagi-nya dalam segala hal dan tiada sesuatupun yang bercampur aduk denga-nya kecuali DIA sendiri, oleh itu kita bersaksi dengan diri kita sendiri tiada yang nyata pada kita hanya Allah semata-mata, kita nafi tubuh kita dan kita isbatkan-nya kepada Allah semata-mata (diri batin kita)
Adapun kalimah "WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH" itu dinamakan sahadat rasul, sebab pda kalimah ini kita melafazkan bersaksi bahwa yang menyampaikan dan menanggung diri rahasia Allah adalah Muhammad iaitu diri zahir kita, dan dengan melafazkan kalimah tersebut maka berikrar dan bersaksilah kita dengan diri kita sendiri bahwa diri zahir kita tetap akan menanggung rahasia Allah dan akan menjaga-nya buat selama-lamanya.
Adapun hakikat ketuhanan itu adalah diri batin kita (ruhani), dan hakikat kerasulan itu adalah diri zahir kita (jasmani) Diri batin adalah sebenar-benar diri yang menyatakan rahasia Tuhan dan untuk menyatakan diri rahasia Allah tersebut adalah diri zahir kita.
jadi diri zahir kitalah yang menyatakan rahasia ketuhanan Allah Ta'ala, oleh yang demikian diri zahir kita digelar HAKIKAT RASUL.
Apabila kita melafazkan:
"LAA ILAHA ILLAALLAH" TIADA NYATA HANYA ALLAH" MAKNANYA: tiada nyata hanya Allah.
dari sini jelaslah kalimah "LAA ILAHA ILLAALLAH" itu sudah terang diri batin kita.
Bila saja kita melafazkan kalimah tersebut dengan jelas kita memperakui dengan sesungguh-nya bahwasan-nya tiada nyata hanya Dia-lah Allah yang dikandung oleh tubuh zahir kita.
Adapun kalimah:
"MUHAMMADRASULALLAH" yakni menyatakan diri kasar kita kerana hakikat bentuk manusia itu berhakikat dengan huruf MUHAMMAD , justeru itu menakala kita melafazkan kalimah: "ASHHADU ALLA ILAHA ILLALLAH, WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAR-RASULULLAH" Maka kalimah yang telah dilafazkan itu adalah meliputi pada menyatakan diri batin dan diri zahir kita (ruhani dan jasmani)
Yaitu kita menyaksikan bahwa yang dikandung oleh diri kasar ini adalah diri rahasia Allah Taala dan diri kasar inilah merupakan sarung,
seperti firman Allah yang bermakna :
"MANUSIA ITU ADALAH RAHASIAKU DAN AKULAH RAHSIANYA"
Maka berarti kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah semata-mata dan tubuh zahir kita ini adalah penyata rahasia Allah semata-mata.
"DUA KALIMAH SYAHADAT"
SIAPA YANG BERSAKSI?, MENYAKSIKAN APA?, SIAPA YANG MENJADI SAKSI ATAS PENYAKSIANMU?
Tatkala seseorang mengucapkan dua Kalimah Syahadat, tetapi tidak mengetahui Makna yang terkandung didalamnya maka tidak menjadikan suatu jaminan bahwa ia akan merasakan manis dan lezatnya Penyaksian.
Karena bahwasannya Dua Kalimah Syahadat itu adalah Kalimah Penyaksian. Yakni menyaksikan atas Hadirnya Allah yang meliputi pada tiap-tiap segala sesuatu dan Menyaksikan atas Muhammad Rosulullah Saw yang meliputi akan segala Pengetahuan Ilmu.
Tetapi untuk bisa menyaksikan, haruslah sebelumnya di dasari Pengenalan. Karena tanpa mengenal apakah bisa dikatakan ia termasuk orang yang menyaksikan?
Karena itu bila ada orang menyaksikan sesuatu tetapi ia sendiri belum melihat/mengenal akan sesuatu itu maka sudah pasti ia itu termasuk orang-orang yang berdusta/berbohong. Sayahadat nya palsu.
Lisannya bersaksi tetapi hatinya buta daripada penyaksian itu sendiri maka dari segi Hakikat belumlah sempurna Islamnya melainkan Islamnya hanya sebatas Zahir (Indannas) Islam karena di Mata Manusia.
Awwaluddin Ma’rifatullah, Awal mula seseorang itu beragama dia harus terlebih dulu mengenal kepada Allah. Jika tidak mengenal Allah maka seseorang itu belumlah dikatakan ber Agama. Jika sudah demikian maka apabila ia bersyahadat maka hanyalah sebatas di bibir saja sedangkan hatinya di dalam kedustaan.
Syahadat yang diucapkan perlahan-lahan dan dihayati dengan segenap rasa dan penjiwaan, lalu kemudian di Tasdiqan atau dibenarkan oleh Hati serta diketahui Makna yang terkandung didalamnya. Maka akan membuat Jiwa bergetar hebat dan bisa jadi tanpa disadari air mata akan berlinangan membasahi pipi. Perasaan senang dan bahagia akan menghampirinya seolah-olah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga sekali.
Dirasakannya nikmat yang belum pernah dirasakannya yang membuat hilang gairah daripada memandang sesuatu karena bahagianya ia merasakan Allah Hadir pada dirinya melalui Dua Kalimat Syahadat yang di ungkapkannya tidak hanya melalui lisan, tapi juga merasakan karena di dasari dengan Pengetahuan Ilmu dalam memaknainya.
Bukankah kalimah Dua kalimah syahadat itu mengandung Hikmah, Pengakuan.. Pangkat dan Martabat...???
( Sumber dari FB Al-Haqqu minallah )
Terimakasih telah memberikan pencerahan
BalasPadam