taushiyahnya Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani


 ke

 

.Dalam salah satu taushiyahnya Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah membagi 4 macam golongan manusia.

Pertama, Mereka Yang Hati Dan Lisannya Mati.

Kedua, Mereka yang Mati Hatinya tapi Lisannya Bercerita.

Ketiga, Mereka yang Kelu Lidahnya, tetapi Hayat Hatinya.

Dan terakhir (Keempat) Mereka yang Berilmu dan Berkarya sesuai ilmunya.

Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan dunia batiniah kita yang berada di dalam serta mengbungkannya dengan aktifitas keseharian lahiriah?

Dalam nasehatnya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani seolah menumpukan kondisi ini pada tiga hal, yakni hati, lisan dan karya.

Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan kondisi lisan sebaiknya selalu pasif dan mati, lalu badan harus selalu berkarya dan berkreasi.

Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad, Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar.

Pertama, yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati, merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.

Kedua, yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah SWT tapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya.

Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir mewanti-wanti supaya jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang dapat membakarmu, bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu.

Ketiga, yaitu kelompok memiliki hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah SWT dari orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri.

Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti dampak bergumul (terus menerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah SWT yang senantiasa disembunyikan Allah (dari khalayak ramai).

Keempat, yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah.
Oleh karena itulah Allah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan dan Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan tersebut.

Maka kepada kelompok terakhir ini jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya. Bahkan kalau perlu sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yang berguna.

Demikianlah 4 macam golongan manusia hasil pengkelompokan Syiakh Abdul Qadi al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan bathin.

Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun dibenci Allah SWT. Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyi:

Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang (haramkan) Allah SWT, baik yang besar maupun kecil. Kemudian menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yang mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para ahlinya baik itu urusan kecil maupun urusan besar.

Keterangan penutup ini seolah memberikan isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yang berat dan spesial yang hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu.

Sebaliknya, zuhud adalah laku alamiah yang dapat dicapai dengan berlatih dan berlatih memulai dari hal yang kecil. Zuhud tidak semata bersifat penghindaran, tetapi juga bersifat pelaksanaan.

Dengan melaksanakan berbagai kewajiban syariah sama artinya dengan melatih diri membisakan zuhud.

Dari keterangan di atas marilah kita meraba diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri ini.

Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan sendiri

( HAKIKAT INSAN / Mengenal Diri )

Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan