SIAPAKAH KITA? DARI MANA DAN AKAN KE MANA? APAKAH DIA ROH DAN KALBU?

SIAPAKAH KITA? DARI MANA DAN AKAN KE MANA? APAKAH DIA ROH DAN KALBU?

Sabda Rasulullah s.a.w. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
"Sesungguhnya dalam tubuh jasad anak Adam itu ada seketul daging bila ia baik nescaya baiklah seluruh anggota tubuhnya dan bila jahat ia nescaya jahatlah seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah! Iaitulah kalbu (hati)."
Dari keterangan hadis itu dapatlah kita faham bahawa perbicaraan kemuncak asal usul manusia ialah hati (kalbu). Hati dalam diri manusia laksana raja pemerintah yang sangat ditaati oleh rakyat. Manakala anggota-anggota lahir umpama kaki, tangan, mata, hidung, mulut, telinga, perut, faraj, zakar dan sebagainya laksana rakyat jelata yang sentiasa patuh kepada perintah raja. Bila ia memerintah tangan supaya menampar nescaya menampar ia, bila ia memerintah kaki supaya menendang nescaya menendang ia, begitulah seterusnya.
Hati itu juga dipanggil "hakikat keakuan" - aku itu aku ini, aku pergi ke sana, aku datang ke sini, rumah itu kepunyaan aku, kereta itu aku punya, aku ........ aku aku. "Aku" itulah yang sebenarnya hakikat insan kerana ia ganti nama bagi ruh atau kalbu dan dia laksana Tok Dalang wayang kulit sedangkan tubuh badan atau anggota-anggota kasar yang lahir laksana belulang kering. Apabila ia bercerai dari tubuh badan kasar nescaya jadi tubuh badan itu sebatang karah umpama tunggul kayu yang menunggu hancur reput.
Dialah yang akan menerima hukum pembalasan samada baik atau jahat di negeri akhirat, dialah yang memerintah negara-negara besar di dunia ini. Dialah yang menakluki makhluk-makhluk ini menjadi hamba abdi kepadanya, dialah yang menundukkan benda-benda jamadat, nabatat dan hayawanat taat di bawah perintahnya, dialah juga punca hikmat dijadinya alam ini, kalau tidak kerananya sudah tentu segala makhluk dan syurga neraka tidak dijadi.
Dia datangnya dari alam ghaib atau alam al amr, oleh itu dia akan kembali ke alam ghaib. Ia wujud sebelum alam kasar atau alam syahadah (kenyataan) ini wujud. Ia ditumpangkan ke alam dunia tempat sementara ini kerana ada tujuan untuk menerima ujian. Ia datang dari alam kejadian Tuhan yang aneh (ruhaniah) yang tidak menerima binasa dan fana selama-lamanya.
Dialah yang menanggung rasa bahagia atau celaka di akhirat, dialah yang akan menerima suka duka dunia akhirat Dialah yang sudah mengenali Tuhan di alam aruah sebelum benda-benda atau apa-apa ini dijadikan. Dialah yang mengetahui segala hakikat suatu dengan tanggapan ilmunya. Dialah yang sudah
hidup, melihat, mendengar, bercakap dan seterusnya bersifat dengan sifat-sifat ma'ani sebelum ia bercantum dengan tubuh badan kasar.
Dialah yang digelarkan fitrah Allah yang sudah mengenali dan mengetahui agamaNya dengan tidak payah belajar atau mentelaah kitab di alam aruah yakni ia sudah mengenali segala-galanya sebelum ia dihantar atau dicantum dengan alam kasar (syahadah) ini. Malah ia pernah mengakui dan menyaksi di alam aruah bahawa Tuhan yang Esa itu ialah Allah bagaimana diceritakan dalam Quran dengan firmanNya:
"Tidakkah Aku ini Tuhan kamu? Mereka menjawab bahkan."
Dialah juga dijadikan sebab diutusnya rasul-rasul ke alam dunia ini untuk mengawasi dan mengingati kembali mengenai perkara-perkara agama yang sudah manusia mengenali di zaman aruah dahulu, mudah-mudahan supaya manusia tidak mengotor fitrahNya malah hendaklah sentiasa bersih dari awal sampai akhir.
Firman Tuhan:
"Dialah fitrah yang Allah jadikan sesuai pada manusia, tidak dapat diubah-ubah lagi pada kejadian Allah, itulah agama Allah yang betul".
Adapun orang-orang yang tiada menerima dan tiada mempercayai agama Allah yang disampaikan oleh rasul-rasul di dunia ini maka itulah tandanya mereka sudah mengotor fitrah bersih mereka yang asli dan sudah terpesong dari kebersihannya, dengan sebab itu mereka berhak mendapat gelaran "kufur" di sisi
Allah dan sewajarnya mereka akan kekal di dalam neraka Na'uzubillahimin zalik.
*Fitrah Allah ialah tabiat semulajadi penerimaan agama dan makrifat pada Allah.
Dialah juga tidak dijadikan atau dihantarkan ke alam syahadah ini melainkan dengan ada hikmat ubudiyyah iaitu beribadat dan berbakti kepada Allah, firman Tuhan:
"Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya beribadat kepada Aku".
Dari huraian-huraian tersebut dapatlah kita mengerti dan faham seksyen-seksyennya:
Siapakah kita?

Dari mana kita datang?

Di mana kita sekarang?

Dan akan ke manakah kita?

LIHATLAH ALAM DAN PENCIPTANYA
انت من الاكوان مالم تشهد المكون فاذا شهدته كانت الاكوان معك
Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu. --Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam
Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa engkau hanya akan terpaku pada alam dan bersandar kepadanya selama engkau tidak melihat siapa pencipta alam itu. Namun, jika engkau sudah melihat Sang Maha Pencipta di dalamnya, maka alam akan bersamamu. Dengan kata lain, engkau tidak membutuhkannya, namun kau akan memilikinya. Alamlah yang akan membutuhkan dan melayanimu.
Jika engkau melihat sesuatu dari alam permintaanmu akan cepat terwujud. Jika kau katakan kepada suatu benda alam "Jadilah!" niscaya ia akan menjadi dengan izin Allah. Karena itu, tak heran jika sebagian ahli ada yang berkata kepada langit, "Turunkan hujan!" atau berkata kepada angin, "Bertiuplah", maka angin itu pun bertiup dan awan menurunkan hujannya. Sebabnya adalah karena para wali merasa gaib dari alam dengan menyaksikan Penciptaannya. Dalam kondisi syuhud ini seorang wali akan kehilangan indranya dan kehilangan kemanusiaannya, tetapi tidak mesti ia harus mengalami kefanaan.
Oleh sebab itu, Syekh Ibnu Athaillah berkata: "Adanya keistimewaan tidak berarti lenyapnya sifat-sifat manusia. Keistimewaan tersebut ibarat sinar mentari di siang hari. Ia tampak di cakrawala, padahal bukan bersumber dari cakrawala. Kadangkala mentari sifatnya terang di malam wujudnya. Kadangkala pula Dia mencabutnya kembali darimu dan mengembalikan pada batas semula. Siang tersebut bukan berasal darimu dan bukan pula menuju padamu, namun ia datang dari Allah untukmu."
--Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam, syarah Syekh Abdullah Asy-Syarqawi.
Sumber dari catatan Kitab Mengenal Diri Dan Wali Allah ) 
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan