MENGHIDUPKAN KALBU




Jika Hati bersulam kelembutan
Hiasilah dgn ke Taqwaan....
Jika Hati berselimut kekerasan..
Singkapilah ia dengan keinsyafan
Jika Hati bertabur Cinta hiaskan sinar Nya dgn keimanan....
Semoga kita di karuniakan keindahan Hati....
Sehingga indah dalam sikap Tutur kata dan prilaku...

MENGHIDUPKAN KALBU

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
"Wahai kalian yang kalbunya mati, kalian harus senantiasa mengingat Tuhan kalian, membaca Kitab-Nya, mengikuti sunnah rasul-Nya, dan menghadiri majelis-majelis dzikir. Dengan demikian kalbu kalian akan hidup kembali, sebagaimana bumi yang mati dihidupkan kembali dengan hujan yang menyegarkan.
Dzikir yang terus-menerus adalah penyebab kebaikan yang terus-menerus di dunia ini dan di akhirat nanti. Apabila kalbu seseorang sehat, maka dzikir akan menjadi hal yang terus-menerus terjadi di dalamnya. Dzikir terukir di seputarnya dan di seluruh ruangnya, sehingga matanya boleh saja tertidur, tetapi kalbunya akan selalu mengingat Tuhannya. Dia mewarisi ini dari Nabinya Saw., yang biasa mengingat Allah di setiap saat.
Hamba-hamba Tuhan secara normal akan tidur hanya jika kantuk menguasai mereka secara tak tertahankan lagi, meskipun ada sebagian orang di antara mereka yang dengan sengaja tidur satu jam di malam hari, sebagai cara untuk membantu diri mereka agar bisa bangun sepenuhnya sepanjang sisa malamnya. Dengan memberikan sedikit kelonggaran ini kepada kepada kebutuhan diri rendahnya (nafs), mereka akan menenangkannya dan mencegahnya dari mendatangkan kesulitan serius kepada mereka.
Alkisah, diceritakan bagaiman seorang yang saleh—semoga Allah Yang Mahatinggi melimpahkan rahmat-Nya kepadanya—sedang memegang seuntai tasbih dan menggunakannya untuk menghitung puji-pujiannya kepada Tuhan, sampai suatu saat dia tertidur. Kemudian dia terbangun dan melihat bahwa biji-biji tasbihnya masih berputar di tangnnya, sementara lidahnya masih mengucapkan dzikir kepada Tuhannya.
Seorang saleh yang lain biasa memaksa dirinya untuk tidur di sebagian malam, dan akan mendapati dirinya siap untuk itu tanpa betul-betul membutuhkan istirahat. Ketika ditanya tentang hal itu, dia berkata: “Kalbuku melihat Tuhanku.” Dia mengatakan kebenaran dalam apa yang dikatakannya, sebab mimpi yang benar (manâm shâdiq) adalah wahyu dari Allah. Apa yang dia sukai ada di dalam tidurnya. Jika seseorang dekat kepada Allah, maka malaikat-malaikat-Nya akan diberi tugas mengawasinya setiap saat.
-Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, kitab Jala Al-Khathi
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan