Maulana Jalaluddin Rumi (604-671H).


Maulana Jalaluddin Rumi (604-671H).
.
Bernama lengkap Maulana Jalaludin Rumi Muhammad bin Hasin al-Khattabi al-Bakri atau Jalaludin Muhammad Balkhi. Penyair dan sufi besar ini lahir di Balkh (Afghanistan) pada tanggal 6 Rabi’ul Awal 604 Hijriah atau 30 September 1207 Masehi dan meninggal tahun 17 Desember 1273 Masehi di Konya. Sekarang, makam Jalaludin Rumi banyak dikunjungi peziarah untuk menghormati karya-karyanya di bidang tasawuf.
.
Kisah kehidupan:
.
Jalaludin Rumi diketahui berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya yang seorang cendekiawan berasal dari keturunan Abu Bakar Ra., sedangkan ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Keluarga Jalaludin Rumi pindah dan menetap di Konya setelah merasa terancam oleh serbuan Mongol. Sebelum sampai di Konya, Jalaludin Rumi kecil sempat bertemu Fariduddin al-Attar yang meramalnya kelak akan menjadi sumber penerangan gairah ketuhanan. Dan, ramalan Fariduddin al-Attar pada kemudian hari menjadi nyata. Jalaludin Rumi banyak menghasilkan karya sastra sufi. Guru gurunya seperti Syamsuddin dari Tabriz dan Husamuddin Hasan bin Muhammad al-Ghalabi memengaruhi cara pandangnya tentang ketuhanan.
.
Jalan kesufian:
.
• Mencintai Cinta
.
Karya monumental Jalaludin Rumi yang berjudul Matsnawi disebut-sebut terinspirasi dari kedekatannya dengan Husamuddin Hasan. Keduanya kemudian mengembangkan Tarekat Maulawiyah atau Jalaliyah. Dari sinilah kemudian tercipta the whirling dervishes atau para darwis yang berputar putar. Penyebutan tersebut diperuntukkan untuk lelaku Tarekat Maulawiyah karena para penganutnya melakukan tarian berputar-putar yang diiringi oleh gendang dan suling. Hal ini dilakukan mereka untuk mencapai ekstase dan menyatu dengan Sang Kekasih. Ribuan karya Jalaludin Rumi membahas cinta. Syair syairnya yang menyentuh jiwa telah mengantarkan banyak orang “mabuk” kepada-Nya. Syair Jalaludin Rumi tentang cinta tidak hanya digunakan oleh ahli tarekat atau salik yang selalu cenderung kepada Allah Swt., tetapi juga oleh orang yang senang dengan senandung cinta. Kehalusan Bahasa Jalaludin Rumi tampak dari caranya “merayu” Sang Maha Kekasih. Jalaludin Rumi bersyair:
.
Sebaik pun kucoba papakan cinta, selalu kumalu dengan paparanku. Hanya cinta sendiri yang dapat paparkan rahasia-rahasia cinta dan pencinta. Bahasa persembahkan paparan yang terang tentang cinta, tetapi cinta yang melampaui semua bahasalah yang paling terang.
.
Jalaludin Rumi tak dapat membahasakan seperti apa cinta. Ia pun tak dapat menerangkan keindahan cinta dari Dzat Yang Maha Cinta. Cinta bagi Jalaludin Rumi ialah merasakan. Cinta berbicara sendiri dari hati ke hati. Tak salah jika ia hanya mencintai tanpa kepentingan dan pengharapan. Kurang lebih seratus ribuan syair Jalaludin Rumi berbicara perihal cinta dan kebenaran Sang Maha Cinta. Bagi Jalaludin Rumi, tak ada yang lebih indah dari cinta. Tanpa hadirnya cinta, tak bakal ada kehidupan. Inilah fakta bahwa kehidupan Jalaludin Rumi tak lain ialah atas “jerih payah” dari kebijaksanaan cinta. Ada kebahagiaan, ada kesedihan. Ada luka, ada penyembuhan. Ada kerikil tajam, ada jalan mulus. Ada kesusahan, ada kebijaksanaan. Semua itu berkat cinta.
.
Jika kita tidak merasakan hadirnya cinta dari Sang Maha Cinta, kita tak dapat merasakan indahnya kesedihan. Tak bakal riang dengan hadirnya kesusahan. Menurut Jalaludin Rumi, dalam jiwa seorang pencinta, yang ada hanyalah kesenangan dan keindahan. Inilah cinta yang ditekankan Rumi.
.
Jalaludin Rumi berkata:
Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis
Lewat cintalah semua tembaga akan menjadi emas
Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni;
Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat
Lewat cintalah si mati akan jadi hidup
Lewat cintalah raja jadi budak.
.
• Dalam Genggaman yang Tercinta
.
Begitu cinta menguasai manusia, ia tak dapat lepas dari genggamannya. Begitu pula yang dirasakan Jalaludin Rumi. Ia tak dapat lepas dari dekapan cinta. Ke mana pun Jalaludin Rumi pergi, cinta selalu menyertainya. Cinta begitu dominan dalam hidup sufi ini. Atas jeratan cinta, Jalaludin Rumi bersenandung:
.
Karena cinta telah menangkap ujung (baju)-ku lalu menyeretnya seperti orang lapar memegangi ujung taplak meja....
.
Maka, bergembiralah kita yang digenggam oleh cinta. Jalaludin Rumi mewartakan kegembiraan atas jeratan cinta. Ia tidak tersiksa. Sebaliknya, begitu senang dan rianggembira merasakan cinta dengan menghadirkan Sang Cinta Hakiki dalam setiap shalat, thawaf, dan amalan sehari-hari. Secara tidak langsung, Jalaludin Rumi memberi tahu bahwa orang
orang yang tak pernah merasakan cinta bagaikan burung tanpa sayap atau bunga yang tak wangi. Jika kita berada di lautan cinta, maka segalanya begitu tak berharga, seperti buih yang terbuang sia-sia. Jangan pernah risau jika kita sudah berada di jalan cinta. Bahkan, kata Jalaludin Rumi, manusia yang tenggelam dalam lautan cinta akan menjadi mutiara berkilau yang harganya tak ada bandingannya.
.
Cinta itu samudra yang gelombangnya tak terlihat: Air samudra itu api, sedangkan ombaknya mutiara.
.
Cinta yang hakiki berasal dari esensi terdalam Tuhan. Tak mengherankan kemudian bila Jalaludin Rumi merasa senang terus berada dalam dekapan cinta. Sambil bersenandung, ia mabuk dengan nama-Nya. Cinta yang seperti itu bagaikan samudra yang tak bertepi meskipun gelombangnya adalah darah dan api. Pencinta, jika tidak tenggelam di sana, berenang-renang seperti ikan yang bersuka ria. Betapa banyak pun ikan itu meminum airnya, samudra itu tak pernah berkurang airnya sebab samudra merupakan itu awal dan sekaligus akhir segalanya. Mencintai Allah Swt. tak bakal mencekik kehidupan kita. Lihatlah Jalaludin Rumi, dengan begitu gagahnya ia mengumandangkan cinta dalam hidupnya. Ia menyenandung kan cinta melalui syair-syair yang begitu menawan dan meng gugah hati. Jalaludin Rumi kemudian menjelma sebagai sosok pengagum cinta dan penggugah hati para pencinta. “Sekali cinta Tuhan telah merengkuhmu, cinta itu takkan lepas,” begitulah yang dikatakan Jalaludin Rumi. Marilah kita berbondong bondong menuju jalan cinta-Nya yang kekal. Sebab, sekali lagi, dengan cinta-Nya, segala kehendak-Nya ialah kehendak kita.
.
Antara guru-gurunya:
1. Bahauddin Walad Muhammad bin Husein
2. Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi,
3. Syamsi Tabriz
4. Hasamuddin Khalabi
5. Shalahuddin Fardu Zarkub ( yang sekaligus sahabatnya sendiri ).
.
Karya-karyanya:
.
1. Diwan-i Kabir,
2. Fihi Ma Fihi,
3. Matsnawi-yi Ma’nawi,
.
Wafat:
.
meninggal tahun 17 Desember 1273 Masehi di Konya
.
sumber:
1. Surat Cinta Para Sufi – Mohammad Fathollah
2. https://www.jalansufi.com/jalaluddin-rumi/
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan