Nasehat Imam Syafi'i untuk Pencari Ilmu
Anjuran menulis dan membaca itu bagian dari tradisi dan Sunnah yang akan selalu relevan sepanjang zaman. Seiring dengan pesatnya teknologi digital sekarang ini mewarnai generasi gadget, maka tradisi ini bertambah relevan.
Anjuran menulis dan membaca itu bagian dari tradisi dan Sunnah yang akan selalu relevan sepanjang zaman. Seiring dengan pesatnya teknologi digital sekarang ini mewarnai generasi gadget, maka tradisi ini bertambah relevan.
Amat disayangkan jika anak-anak zaman NOW hanya puas dengan membaca dua sampai tiga paragraf, lalu mengingatnya hanya di minda (pikiran) semata. Miskin catatan. Tradisi baca dan menulis mereka lemah. Mereka lebih suka membuat rayuan, komentar, kritik, dan cemooh. Semua menjadi tampak instan. Sangat miskin literasi dan gagasan, karena minimnya waktu untuk membaca dan mengkaji karya-karya besar buku ataupun kitab. Jika di zaman ini Mbah Google telah menyediakan semua informasi secara instan, maka jangan abaikan koleksinya yang memuat ribuan koleksi karya besar.
Ulama-ulama besar telah menuliskan ilmunya hingga karyanya menjadi abadi. Menjadi bahan rujukan, penelitian dan bahan riset yang mengagumkan. Semua itu tak lepas dari hebatnya tradisi baca dan menulis. Akankah tradisi ini menggoda generasi kita dengan kecanggihan teknologinya?
Imam Syafi'i pernah memberi nasehat dalam Diwan-nya:
العلم صيد و الكتابة قيده قيّد صيو دك با لحبال الواثقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة , وتتركها بين الخلائق طالقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة , وتتركها بين الخلائق طالقة
"Ilmu itu seperti hewan buruan dan tulisan adalah ikatannya. Maka, ikatlah hasil buruanmu dengan tali yang kuat.
Adalah suatu kebodohan jika kau berburu rusa, tapi setelah kaudapat malah kau lepas di alam liar."
Adalah suatu kebodohan jika kau berburu rusa, tapi setelah kaudapat malah kau lepas di alam liar."
--Imam Syafi'i
0 comments:
Catat Ulasan