AT-TAUHID
1.Tauhid (bahasa Arab: توØيد) merupakan konsep monoteisme Islam yang mempercayai bahawa Tuhan itu hanya Ke Esaan. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala"(syirik/menyekutukan).
Tauhid menurut bahasa ertinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubung dengan perkara-perkara sam’iyat, iaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin.
2.Kata “tauhid” di dalam bahasa Arab berasal dari kata (wahhada – yuwahhidu – tauhidan), dan makna (wahhadasy syai’a) yaitu menjadikan (sesuatu) satu-satunya, dan semuanya berasal dari kata (wahidun) yang berarti satu atau tunggal.
Adapun menurut arti dalam syari’at maka makna tauhid bila dimutlakkan maksudnya adalah menyendirikan/mengesakan Allah dalam beribadah kepadanya.
Adapun menurut arti dalam syari’at maka makna tauhid bila dimutlakkan maksudnya adalah menyendirikan/mengesakan Allah dalam beribadah kepadanya.
3.Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.
Tauhid boleh diartikan sebagai suatu keyakinan yang mutlak terhadap Allah s.w.t. tanpa disekutukan dengan yang lain.
Bila kita tauhid dengan Allah s.w.t. berarti kita benar-benar bergantung kepada-Nya, tanpa sedikit pun ragu, syak wasangka dan was-was terhadapNya.
Sebahagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut:
"Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang i’tiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qat’i (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadis."
"Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang i’tiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qat’i (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadis."
Kita bergantung kepada Allah secara mutlak tanpa ada sedikitpun rasa syak wasangka dan was-was terhadap Allah
Artinya : Kita bertauhid kepada Zat, Pada Sifat, Pada Asma’ dan pada Af’al Allah Semata
Tauhid pada Zat ialah :
Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang memerintah segala alam maya ini dan tidak menyekutukan- Nya dengan yang lain
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109)
Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang memerintah segala alam maya ini dan tidak menyekutukan- Nya dengan yang lain
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109)
Tauhid pada Sifat ialah :
Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala sesuatu kecuali dengan izin Allah
Artinya : kita menafikan diri zahir kita dan mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semata
Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala sesuatu kecuali dengan izin Allah
Artinya : kita menafikan diri zahir kita dan mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semata
Tauhid pada Asma’ ialah :
Kita memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah dimanapun kita berada disitu ada Allah.(ilmu Allah)
Kita memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah dimanapun kita berada disitu ada Allah.(ilmu Allah)
Tauhid pada Af’al ialah :
Kelakuan kita adalah kelakuan Allah SWT semata.
Artinya : kita menafikan kelakuan diri zahir kita dengan mengisbatkan diri batin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata.
Kelakuan kita adalah kelakuan Allah SWT semata.
Artinya : kita menafikan kelakuan diri zahir kita dengan mengisbatkan diri batin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata.
1. Suhudul Kasra fil wahdah
Artinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang satu
Artinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang satu
2. Suhudul wahdah fil Kasra
Artinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang banyak
Artinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang banyak
Ma’rifatullah ialah
Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada Asma’-Nya dan pada Af’al-Nya.
Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada Asma’-Nya dan pada Af’al-Nya.
1.AWALUDIN MA’RIFATULLAH
AWAL AGAMA MENGENAL ALLAH
AWAL AGAMA MENGENAL ALLAH
2.LAYASUL SALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH
TIDAK SAH SOLAT TANPA MENGENAL ALLAH
TIDAK SAH SOLAT TANPA MENGENAL ALLAH
3.MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU
BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA
BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA
4.ALASTUBIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHIDENA
BUKANKAH AKU INI TUHANMU ? BETUL ENGKAU TUHAN KAMI, KAMI MENJADI SAKSI (Q.S AL-‘ARAF 172)
BUKANKAH AKU INI TUHANMU ? BETUL ENGKAU TUHAN KAMI, KAMI MENJADI SAKSI (Q.S AL-‘ARAF 172)
5.AL INSAANU SIRRI WA ANNA SIRRUHU
MANUSIA ITU RAHASIAKU DAN AKULAH RAHASIANYA
MANUSIA ITU RAHASIAKU DAN AKULAH RAHASIANYA
6.WAFI AMFUSIKUM AFALA TUB SIRUUN
AKU ADA DI DALAM JIWAMU MENGAPA KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN
AKU ADA DI DALAM JIWAMU MENGAPA KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN
7.WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ
AKU LEBIH DEKAT DARI URAT NADI LEHERMU
AKU LEBIH DEKAT DARI URAT NADI LEHERMU
8.LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH
AKU TIDAK AKAN MENYEMBAH ALLAH BILA AKU TIDAK MELIHATNYA LEBIH DAHULU
AKU TIDAK AKAN MENYEMBAH ALLAH BILA AKU TIDAK MELIHATNYA LEBIH DAHULU
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada alam Ghaibul Ghuyub yaitu dalam keadaan antah berantah pada zat semata-mata yaitu padabelum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya
Lantas ditajali-Nya-lah Nur Allah dan kemudian ditajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada peringkat ini dinamakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya kepada Nur Muhammaddan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.
Lantas ditanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu? Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Araf 172.
Pada alam Ghaibul Ghuyub yaitu dalam keadaan antah berantah pada zat semata-mata yaitu padabelum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya
Lantas ditajali-Nya-lah Nur Allah dan kemudian ditajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada peringkat ini dinamakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya kepada Nur Muhammaddan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.
Lantas ditanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu? Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Araf 172.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini dilaksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya: “Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada mereka lalu merekapun mengenal diriku.
Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini dilaksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya: “Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada mereka lalu merekapun mengenal diriku.
Apa yang dimaksud dengan makhluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan dari pada Nur Muhammad. Tuhan yang empunya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri, maka diri rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama :
Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri batin itulah diri manusia atau rohani.
Firman Allah dalam hadits qudsi :
Al-Insaanu Sirri wa Ana Sirruhu
Artinya : Manusia itu adalah Rahasiku dan akulah yang menjadi rahasianya .
Jadi yang dinamakan manusia itu ialah : karena Ia mengandungRahasia
Dengan perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Yaitu Tatkala berpisah Roh dengan jasad.
Firman Allah dalam hadits qudsi :
Al-Insaanu Sirri wa Ana Sirruhu
Artinya : Manusia itu adalah Rahasiku dan akulah yang menjadi rahasianya .
Jadi yang dinamakan manusia itu ialah : karena Ia mengandungRahasia
Dengan perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Yaitu Tatkala berpisah Roh dengan jasad.
Firman Allah dalam surat An-Nisaayat 58 sbb:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah MahaMendengar lagi Maha Melihat.
Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam hadits qudsi :
Man arafa nafsahu, paqat arafa rabbahu.
Artinya : barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah MahaMendengar lagi Maha Melihat.
Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam hadits qudsi :
Man arafa nafsahu, paqat arafa rabbahu.
Artinya : barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya
Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan rahasia-Nya itu kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.
Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72.
Inna ‘araf nal amanata, alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah milnaha wa as fakna minha, wahama lahal insannu.
Artinya : sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan memikulnya dan mereasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.
Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang empunya Rahasia
Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri batin/Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri, diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekad kesatu dekad, dari satu generasi ke generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia dikumpulkan kembali.
Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun .
Artinya : kita berasal dari Allah , kembali kepada Allah.
Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72.
Inna ‘araf nal amanata, alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah milnaha wa as fakna minha, wahama lahal insannu.
Artinya : sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan memikulnya dan mereasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.
Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang empunya Rahasia
Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri batin/Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri, diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekad kesatu dekad, dari satu generasi ke generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia dikumpulkan kembali.
Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun .
Artinya : kita berasal dari Allah , kembali kepada Allah.
……..Man Arafa Nafsahu, Fakat Arafa Rabbahu……
(“Barang Siapa Mengenal Dirinya Maka IA akan Mengenal Tuhan-nya”)
Nyawa :
1.Nafas
Berada dimulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia
2.Ampas
Berada dihidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia
3.Tanapas
Berada ditengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri
4.Nupus
Berada dijantung yaitu keadaan kedalam jua, tidak keluar tidak kekanan, maupun kekiri, keatas maupun kebawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.
Hidup Nafas Karena Ampas
Hidup Ampas Karena Tanapas
Hidup Tanapas Karena Nupus
Hidup Nupus Dengan Rahasia Dan Rahasia Itu Adalah Diri Rahasia Allah SWT, Yaitu Diri Batin Manusia
(“Barang Siapa Mengenal Dirinya Maka IA akan Mengenal Tuhan-nya”)
Nyawa :
1.Nafas
Berada dimulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia
2.Ampas
Berada dihidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia
3.Tanapas
Berada ditengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri
4.Nupus
Berada dijantung yaitu keadaan kedalam jua, tidak keluar tidak kekanan, maupun kekiri, keatas maupun kebawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.
Hidup Nafas Karena Ampas
Hidup Ampas Karena Tanapas
Hidup Tanapas Karena Nupus
Hidup Nupus Dengan Rahasia Dan Rahasia Itu Adalah Diri Rahasia Allah SWT, Yaitu Diri Batin Manusia
KIBLAT.
*
Pertama : Kiblat kearah tenggelamnya arah matahari,masuk pada Syariat.
Kedua : Kiblat I’tiqat hati berbetulan dengan Baitullah,masuk kepada Thariqat.
Ketiga : Kiblat I’tiqat hati berbetulan dengan Baitul Ma’mur,masuk kepada Haqiqat.
Keempat : Kiblat I’tiqat hati seakan-akan menghadap muka (wajah) kita kepada Allah Ta’ala masuk kepada Ma’rifat Kamalul Yaqin
Adapun keterangan yang lebih jelas yang menentuka bahwasanya Muhammad itu tiada mempunyai sesuatu hanya sekedar nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
*
Pertama : Kiblat kearah tenggelamnya arah matahari,masuk pada Syariat.
Kedua : Kiblat I’tiqat hati berbetulan dengan Baitullah,masuk kepada Thariqat.
Ketiga : Kiblat I’tiqat hati berbetulan dengan Baitul Ma’mur,masuk kepada Haqiqat.
Keempat : Kiblat I’tiqat hati seakan-akan menghadap muka (wajah) kita kepada Allah Ta’ala masuk kepada Ma’rifat Kamalul Yaqin
Adapun keterangan yang lebih jelas yang menentuka bahwasanya Muhammad itu tiada mempunyai sesuatu hanya sekedar nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
1. Adapun yang dikatakan Rahasia Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 5 (lima) Sifat Allah yang dinamakan : Ujud – Qidam – Baqa – Mukhalafatuhu Lil Hawadits – dan Qiamuhu Ta’ala Binafsihi : yaitu kalimah:La.
2. Adapun yang dikatakan Nyawa Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 6 (enam) sifat Allah dinamakan kalimah : Ilaha yaitu: Sama’- Bashar – Kalam – Sami’un – Basirun – dan Mutakalimun.yaitu kalimah : Ilaha
3. Adapun yang dikatakan Hati Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 4 (empat) sifat Allah yang dinamakan Illa yaitu : Qudrat – Iradat – Ilmu – dan Hayat,yaitu kaliamah Illa.
4. Adapun yang dikatakan Tubuh Muhammad itu,sebenarnya tiada lain dari pada kezahiran 5 (lima) sifat Allah yang dinamakan kalimah Allah yaitu : Qadirun – Muridun – Alimun – Hayyun – dan wahdaniyat,yaitu kalimah: Allah.
Jadi jelas bahwa Muhammad itu adalah sifat Allah jua.yaitu sifat kebesaran,keelokan,dan kesempurnaan yaitu yang dinamakan dengan kalimah tauhid artinya Esa.
Kalimah yang mulia yaitu : “ LA ILAHA ILLA ALLAH “ artinya tiada yang terdahlu hai Muhammaad dan tiada yang terkemudian ya Muhammad malainkan tiap-tiap sesuatu itu beserta Allah.
Kalimah yang mulia yaitu : “ LA ILAHA ILLA ALLAH “ artinya tiada yang terdahlu hai Muhammaad dan tiada yang terkemudian ya Muhammad malainkan tiap-tiap sesuatu itu beserta Allah.
Maka wajiblah diketahui maksudnya kalimah yang itu,supaya menjadi tauhid dan Ma’rifat.
¨ Adapun kalimah “ La Ilaha Illa Allah “ itu terbagi dua: pertama La Ilaha-dan kedua Illa Allah.
¨ Adapun La Ilaha itu,sifat kekayaan yang tiada ada kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad.
¨ Kemudian hendaklah kita ketahui,yang bernama Muhammad itu,apa oleh Allah Ta’ala – dan yang bernama Alllah Ta’ala itu,apa oleh Muhammad….supaya benar-benar dapat menjadi tauhid pada kalimah yang mulia itu adanya.
¨ Adapun kalimah “ La Ilaha Illa Allah “ itu terbagi dua: pertama La Ilaha-dan kedua Illa Allah.
¨ Adapun La Ilaha itu,sifat kekayaan yang tiada ada kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad.
¨ Kemudian hendaklah kita ketahui,yang bernama Muhammad itu,apa oleh Allah Ta’ala – dan yang bernama Alllah Ta’ala itu,apa oleh Muhammad….supaya benar-benar dapat menjadi tauhid pada kalimah yang mulia itu adanya.
Adapun itu,hamba artinya hamba itu,Ilmu-nya Rahasia-nya oleh Allah Ta’ala: karena Allah itu nama bagi zat yangWajibal Wujud dan mutlak,yakni batin Muhammad dan Ta’ala itu adalah nama bagi sifat,yakni zahir Muhammad.
Jadi jelaslah – zahir dan batin Muhammad itulah yang bernamaAllah Ta’ala.dengan demikian,maka patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan kalimah tauhid artinya kalimah Esa yaitu: La Ilaha Illa Allah,maka kalimah yang mulia ini pertemuan hamba dengan Tuhan-nya.
Jadi jelaslah – zahir dan batin Muhammad itulah yang bernamaAllah Ta’ala.dengan demikian,maka patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan kalimah tauhid artinya kalimah Esa yaitu: La Ilaha Illa Allah,maka kalimah yang mulia ini pertemuan hamba dengan Tuhan-nya.
Lagi pula,kalimah yang mulia ini – diumpamakan sebesar-besar dan selebar-lebar gedung perhimpunan segala Rahasia,segala Ruh,segala Nyawa,segala Ilmu,serta isinya Islam dan Iman,segala tauhid dan ma’rifat,yang kesemuanya itu adalah terhimpun didalam kalimah yang mulia itu adanya.
“La Ilaha Illa Allah” pada Ma’rifat artinya Tiada ada Ujud sesuatu pun melainkan Allah jualah yang Maujud.
Berjalan Dengan Tersuluh Zahir Batin Fiddin Dunia Akhirat
Carilah Penyuluh.
Carilah Penyuluh.
0 comments:
Catat Ulasan