TAWAJJUH (TUMPUAN HATI KEPADA ALLAH S.W.T.)


TAWAJJUH (TUMPUAN HATI KEPADA ALLAH S.W.T.)

Tawajjuh dari segi bahasa ialah menghadap . Dari segi istilah tasawwuf beerti pentalkinan atau pembacaan zikir oleh mursyid atau syeikh kepada muridnya secara berhadapan . (ms. 66 Istilah Usuluddin dan Falsafah Islam ,DBP)
Tawajjuh dalam solat .
Abu Daud (909) dan lainnya meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Allah Azzawajalla sentiasa mengadap hamba – Nya secara berdepan ketika solat selagi hamba – Nya tidak berpaling. Sekiranya hamba – Nya berpaling maka Allah berpaling daripadanya.”
Menurut hadis ini, ulama’ fiqh mengambil hukum iaitu makruh memalingkan tengkok ketika solat kecuali kerana keperluan.(Fiqhul Manhaji, 166). Dari segi tasawwuf pula , hati seseorang yang menunaikan solat hendaklah sentiasa menghadap kepada Allah s.w.t. dan berpaling dari selain – Nya sepertimana yang dinyatakan oleh Imam al – Ghazali :
“Dan janganlah engkau berkata ‘Wajjahtu wajhi’ iaitu aku hadapkan muka melainkan hati engkau sudah menghadapi dengan semuanya kepada Allah saja dan berpaling terus dari yang lainnya. (Kitab al- Arba’in fi Usul al – Din)
Nabi s.a.w. menjelaskan hakikat berpaling dalam hadis riwayat yang Bukhari (718) yang bermaksud :
“ Ia adalah suatu bentuk kecurian yang dilakukan oleh syaitan terhadap solat seseorang hamba.”
Oleh itu, hikmah solat terhadap seseorang berbeza – beza mengikut sebanyakmana tawajjuh hatinya kepada Allah s.w.t. Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
“ Seseorang yang beransur daripada solatnya, dituliskan baginya pahala daripada persepuluh pahala solatnya, 1/9, 1/8, 1/7, 1/6, 1/5, 1/4, 1/3 atau ½.”
(Riwayat Abu Daud dan al – Nasa’i, Ibn Hibban dan al – Hafiz al – Iraqi menganggapnya sahih).
Fadhilat tawajjuh dalam solat
Imam Muslim meriwayatkan Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud :
“ Sesungguhnya seseorang yang berdiri dan solat serta memuja – muji Allah s.w.t. dengan pujian yang selayak bagi – Nya , serta mengosongkan hatinya bagi Allah s.w.t. kecuali tatkala ia keluar daripada dosa – dosanya seperti anak yang baru dilahirkan.”
Cara untuk tawajjuh dalam solat
Untuk memalingkan hati dari makhluk dan terus kekal menghadap Allah s.w.t. tidaklah semudah yang dikata. Ianya memerlukan mujahadah yang berterusan dan bimbingan dari wakil – wakil Nabi s.a.w. Hadirilah majlis – majlis tawajjuh/zikir yang dianjurkan oleh para ulama’ rabbani (ulama yang mempelajari, menghayati dan mengajar al – Quran) , insyaAllah anda akan berjaya.



SEMBILAN WAJAH

1. Sirrus Sirr,
2. Sirr,
3. Ahdah,
4. Wahdah,
5. Wahdiah,
6. Ahmad,
7. Muhammad,
8. Mustafa,
9. Mahmud.
...
Ada 9 (Sembilan) Tashahud juga yang kita lakukan dalam Sholat 5 waktu dan pada waktu-waktu itulah wajah-wajah ini akan keluar.
"Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina"
Bagi mereka yang belum menjalani Maqam Solahuddaim, maka dia tidak dapat mengeluarkan wajah-wajah ini, karena apabila wajah Ahmad dan Muhammad keluar dan mereka tidak menapaki Maqam Solahuddaim maka itu artinya dia akan mati.
Hanya yang sudah mencapai Maqam Solahuddaim saja yang boleh keluarkan wajah-wajah ini.
...
Misalnya untuk pergi ke 18.000 Alam, untuk beribadah atau menjalankan tugas Allah. Banyaknya alam ini karena Allah RABBUL ALAMIN dan Nabi Muhammad juga RAHMATANLIL ALAMIN dan kita RAHMATAN FIL ALAMIN..
...
Ilmu tentang wajah-wajah akan terbuka ketika telah menguasai Ilmu tentang Nafas, Anfas, Tanafas dan Nufus, setelah melalui beberapa tahapan, misalnya dengan Nafas Ar-Rahman dan Wajah Ar-Rahman.
...
Dalam hal kita menapaki jalan Tasawuf yaitu jalan Hakekat dan Makrifatullah, diperlukan suatu keikhlasan dan kesungguhan, oleh karena itu Guru yang Mursyid dan yang Kasyaf sangat diperlukan untuk memantau dari jarak jauh, maksudnya guru tahu apa yang anak murid mimpikan di malam hari.
...
Kemampuan untuk DUDUK DALAM KALIMAH penting, ini artinya kita harus menguasai Zikir Nafas dan penyucian diri, agar kita mampu menghalau semua yang akan datang mengganggu, mereka yang mencapai tahap suci ini akan dapat berjumpa dengan para Anbiya’ dan para Malaikat, dapat belajar langsung dari mereka, setelah itu akan dapat Bapak dan Ibu, Guru “Keruhanian” kemudian jika maqam meningkat maka akan diberikan nama Rahasia yang dengan nama inilah Penghuni Langit mengenalinya jika saja Roh dapat menembus 7 lapis langit, maka tentu dapat juga menembus 7 lapis bumi, dan pastinya akan dapat mengetahui rahasia-rahasia makhluk yang duduk di semua lapisan ini.
...
Dengan demikian mudahlah bagi mereka untuk menghantar balik makhluk yang asalnya dari lapisan-lapisan ini, pada keadaan ini biasanya gurunya terlebih dahulu sudah membuka Rahsia Huruf-Huruf Muqotat, sebab ini merupakan Kunci-Kunci Perbendaharaan untuk masuk kedalamnya. Bagi mereka yang sudah disahkan Mengenal Diri = Mengenal Allah, maka tidak ada yang dapat menggodanya dengan apapun jua, walau godaan tetap saja ada dan juga bagi yang dapat mengenal Diri akan diberi Anugerah Kasyaf (tembus pandang) oleh Allah Ta’ala.
...
Bukti sudah mengenal Diri ialah ketika dia dapat mengeluarkan 9 wajahnya semua. Dan juga, ketika dia telah ditalqinkan oleh gurunya (kafan-kan) dan ketika pintu langit telah terbuka dan dia melihat semua isi langit : Sidratul Muntaha, Baitul Arsy, Arsyillah.
...
Puncaknya adalah ketika masuknya Al-Quran dari Langit terus ke Dada dan mendapat kesempatan membaca Al-Quran di Sidratul Muntaha.
Allah swt berfirman di dalam Hadis QudsiNya :
"Hai hambaKu, bila engkau ingin masuk ke HaramilKu (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut karena alam Mulki adalah setan bagi orang Alim, Alam Malakut adalah setan bagi orang Arif dan Alam Jabarut adalah setan bagi orang yang akan masuk ke Alam Qudsiyah”.
...
Wajib bagi semua manusia mengetahui tahap mampu dirinya iaitu berada pada alam yang mana dan jangan mengaku-ngaku sesuatu yang bukan haknya.
“Allah menyayangi orang-orang yang mengetahui kadar dirinya dan tidak melampaui batas perjalanannya, menjaga lisannya dan tidak menyia-yiakan umurnya”.
...
Seorang Alim harus mampu mencapai makna Hakikat Manusia yang disebut “Tiflul Ma’ani” (Bayi Ma’nawi). Setelah itu harus mendidiknya dengan tetap melakukan Asma' Tauhid dan keluar dari Alam Jasmani ke Alam Ruhani, iaitu Alam As-Sirri yang di sana tidak ada sesuatu pun selain Allah.
...
Sirr itu seperti lapangan dari cahaya, tidak ada hujungnya. Inilah Maqam Al-Muwahidin. Berusahalah untuk mencapai ke tahap itu melalui ajaran guru atau orang yang ahlinya. Ada di antaranya sengaja tidak diuraikan dengan lebih lanjut karena sebahagiannya adalah rahasia yang perlu dibicarakan secara khusus.
...
MELAHIRKAN SEMULA BAYI MAKNAWI =
MEMULANGKAN AMANAH ALLAH
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani QaddasAllaHuSirrah adalah SULTANUL atau QUTUBUL AULIA’ yakni Penghulu segala Wali-wali Allah, maka wajarlah kita dalam mencari JALAN PULANG menjadikan beliau sebagai salah satu SUMBER rujukan.
Petikan dari kitab “SIRRUL ASRAR”.
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menamakan kandungan itu sebagai TIFLUL MA’ANI atau BAYI MAKNAWI dan menjelaskan bahwa istilah itu merujuk kepada RUHKU ALLAH yang disebutnya sebagai RUH AL-QUDSI.
1. Makhluk pertama yang diciptakan Allah (baca ditajallikan) adalah RUH MUHAMMAD diciptakan dari CAHAYA JAMALULLAH.
2. Ruh Muhammad adalah RUH YANG TERMURNI sebagai Makhluk Pertama dan ASAL seluruh makhluk. Dari Ruh Muhammad itulah Allah menciptakan semua ruh di Alam LAHUT yakni NEGERI ASAL bagi seluruh manusia. maka kita sebut kita ini sebagai UMAT MUHAMMAD.
3. Selanjutnya ruh-ruh (perhatikan bukan ruh tetapi ruh-ruh) diturunkan ke Alam TERENDAH dimasukkan pada makhluk terendah yakni JASAD setelah membuat PENGAKUAN dihari PERJANJIAN dimana Allah bertanya “Alastu birabbikum” = "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Ruh menjawab, "Benar Engkaulah Tuhan kami".
4. Proses turunnya (ruh) adalah setelah ruh diciptakan di Alam LAHUT , maka diturunkan ke Alam JABARUT dan DIBALUT dengan CAHAYA JABARUT sebagai pakaian antara DUA HARAM disebut sebagai RUH SULTHANI. Selanjutnya diturunkan lagi ke Alam MALAKUT dan dibalut dengan CAHAYA MALAKUT dinamakan sebagai RUH RUHANI. Kemudian diturunkan lagi ke Alam MULKI dan dibalut dengan CAHAYA MULKI dinamakan RUH JASMANI.
5. Untuk KEMBALI (Jalan Pulang) ke negeri asalnya (Alam LAHUT) manusia perlu beribadah, maksudnya ibadah disini adalah MAKRIFATULLAH. Makrifat terwujud bila manusia dapat melihat indahnya sesuatu YANG TERPENDAM dan TERTUTUP didalam RASA di LUBUK HATI disebut sebagai KANZUN MAKHFIYYAN = Terpendam dan Tertutup.
Firman Allah swt :
“Kuciptakan makhluk agar mereka MengenalKu”.
6. Alam Makrifat = Alam Lahut = Negeri Asal kita = Tempat Ruh Al-Qudsi = Bayi Yang Perlu Dilahirkan semula = AKU
7. Yang dimaksudkan dengan Ruh Al-Qudsi adalah HAKEKAT MANUSIA yang disimpan di LUBUK HATI, Keberadaannya akan diketahui dengan MENGAMALKAN secara TERUS-MENERUS Kalimah Syahadah “La Ilaha IllAllah”
8. Ahli Tasauf menamakan Ruh Al-Qudsi dengan sebutan TIFLUL MAANI (Bayi Maknawi) kerana ia dari MA’NAWIYAH QUDSIYYAH. Pemberian nama TIFLUL MAANI didasarkan kepada :
1. Ia lahir dari HATI seperti lahirnya bayi dari RAHIM ibu dan ia diurus dan dibesarkan hingga dewasa (dengan gerak rasa)
2. Bayi bersih dari segala kotoran dosa lahiriah. Tiflul Maani juga bersih dari SYIRIK dan GHAFLAH (lupa kepada Allah)
3. Tiflul Ma’ani HALUS dan SUCI
4. Ia BERWUJUD seperti RUPA MANUSIA (itu) juga karena MANISnya bukan karena kecilnya dan dilihat dari AWAL ADA-nya, ia adalah MANUSIA HAKIKI (yang sebenar-benarnya kita atau manusia = A-KU) karena Dialah YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN ALLAH. (jasad tak dapat berhubung dengan Allah secara langsung /terus-menerus)
5. Firman Allah swt melalui Hadith Qudsi :
“AKU punya waktu khusus dengan Allah, Malaikat terdekat , nabi dan rasul tidak akan memilikinya”
“Kamu sekalian akan melihat Tuhanmu saperti kamu melihat sinar bulan purnama”.
Al-Quran :
“Wajah wajah orang MUKMIN pada hari itu BERSERI-SERI”.
Yang dimaksudkan dengan MALAIKAT TERDEKAT = RUH RUHANI yang diciptakan di Alam Jabarut. Bila segala sesuatu SELAIN RUH AL-QUDSI masuk ke Alam LAHUT maka pasti akan TERBAKAR.
Dalil dari Hadist Qudsi yang lainnya :
1. ILMU BATIN adalah RAHSIA diantara RahsiaKu. Aku jadikan didalam HATI hamba-hambaKu dan tidak ada yang MENEMPATINYA kecuali AKU.
2. Aku ini BERADA pada SANGKAAN hambaKu. Aku bersamanya ketika dia MengingatKu. Bila dia mengingatKu pada HATI-nya, Aku pun mengingatnya pada Dzat-Ku.
...
“T A F A K U R“
Yang dimaksudkan dengan Hadits ini adalah manusia pada WUJUD MANUSIA yaitu di Alam TAFAKUR Hadits Baginda Rasul :
“Tafakur sesaat lebih besar pahalanya daripada IBADAH 70 tahun” .
Dan berfikir tentang MAKRIFAT kepada Allah , maka nilai tafakurnya lebih daripada beribadah seribu tahun.
Ini adalah ALAM MAKRIFAT yaitu ALAM TAUHID. Wajhillah = Wajah Allah dalam al-Quran Ayat-ayat berikut yaitu : (2:115), (2:272) , (30:38), (30:39) dan (76:9) mempunyai rahsia yang besar dari segi hirarki manusia, pentabiran Allah swt kepada para Khalifah-khalifahNya yang merupakan Golongan Khawasul Khawas.
Ulasan ringkas : Ayat pertama yang menyebut Wajah Allah ialah Al-Baqarah : 115 Sejak awal menyatakan bahwa kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat yang menekankan bahwa untuk melihat Wajah Allah kita harus meletakkan diri kita sebagai hamba yang tidak punya apa-apa sebab semuanya hak Allah.
Ini diakhiri dengan Surah Al-Insan ayat (76 : 9) Yang menekankan agar manusia wajib melihat Wajah Allah dengan menggunakan 9 wajahnya.
5 ayat di bawah ini menjadi sandaran penting untuk Melihat Wajah Allah :
..
1. Terkait dengan 5X sholat fardhu = waktu yang wajib untuk memandang Wajah Allah
...
2. Terkait dengan 5 Ulul azmi = Muhammad saw, Isa as, Musa as, Ibrahim as dan Nuh as, yang menjadi pemandu kepada “Al Ghauts/Kembali” dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Khalifah
...
3. Terkait dengan 5 Naqib kepada Al-Ghauts = Qutb, Qutb Al-Bilad, Qutb Al-Aqtab , Qutb Al-Irshad , Qutb Al-Mutasarrif.
...
4. Di bawah setiap 5 Naqib itu masing –masing ada =
7Budala (diketuai Qutb),
7Nujuba’ (diketuai Qutb Al-Bilad),
7Nuquba’ (diketuai Qutb Al-Aqtab),
7Awtad (diketuai Qutb Al-Irshad) dan
7Ahyar (diketuai Qutb Al-Mutasarrif).
...
5. Walaupun ini menunjukkan satu hirarki tegak terdapat juga hirarki mendatar yaitu Qutb
lebih tinggi dari Qutb Al-Bilad
lebih tinggi dari Qutb Al-Aqtab
lebih tinggi dari Qutb Al-Irshad
lebih tinggi dari Qutb Al-Mutasarrif.
...
6. Dalam masyarakat kita selalu disebut tentang kewujudan 40 Abdal, maka sebenarnya semua mereka yang di bawah Al-Ghauts ini ada 40 orang. Mereka juga disebut “Rijalul Ghaib” dan maqam mereka adalah As-Siddiqun dan Al-Muqarrabun.
...
7. Mereka semua (1+40 orang) senantiasa melaksanakan Solahud Da’im karena mereka pilihan Allah (Ahlullah) dan senantiasa memandang Wajah Allah.
...
8. Mereka dan para Wali-wali Allah yang lain mengajak dengan ayat (12 : 108) mendapat limpahan Rahmat dari Allah seperti yang disebut dalam surah Yunus (10 : 62)
...
9. Dibawah ini adalah 5 ayat yang di dalamnya terdapat uraian tentang tugas para Khalifah Allah swt, yaitu :
1. Al-Baqarah 2 : 115
”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (RahmatNya) lagi Maha Mengetahui”.
2. Al-Baqarah 2 : 272
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keredhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)”.
3. Ar-Rum 30 : 38
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
4. Ar-Rum 30 : 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keredhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.
5. Al-Insan 76 : 9
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keredhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih"
Sumber dari FB  Rahmat Rahman/ Wan Mohamad Farid )
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan