Masih banyak kita
dapati bahwa oleh banyak orang, anak kecil dianggap tidak layak untuk diberi
penjelasan mengenai Al Quran dan maknanya, dianggap tidak berhak untuk diberi
perhatian terhadap mentalitasnya.
(Dimurojaah oleh
Ustadz Subhan Khadafi)
Fase kanak-kanak merupakan
tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini cukup
lama, dimana seorang pendidik bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk
menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini
dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, dengan izin Allah
subhanahu wata’ala maka kelak akan tumbuh menjadi kokoh. Seorang pendidik
hendaknya memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya. Jangan ada yang meremehkan
bahwa anak itu kecil.
Mengingat masa ini adalah masa emas
bagi pertumbuhan, maka hendaknya masalah penanaman aqidah menjadi perhatian
pokok bagi setiap orang tua yang peduli dengan nasib anaknya.
Ø Penanaman Aqidah
Adalah bagian dari karunia Allah
subhanahu wata’ala pada hati manusia bahwa Dia melapangkan hati untuk menerima
iman di awal pertumbuhannya tanpa perlu kepada argumentasi dan bukti yang
nyata. Dengan demikian, menanamkan keyakinan bukan dengan mengajarkan
ketrampilan berdebat dan berargumentasi, akan tetapi caranya adalah menyibukkan
diri dengan Al-Qur’an dan Tafsirnya, Hadits dan maknanya serta sibuk dengan
ibadah-ibadah. Kita perlu membuat suasana lingkungan yang mendukung, memberi
teladan pada anak, banyak berdoa untuk anak, dan hendaknya kita tidak
melewatkan kejadian sehari-hari melainkan kita menjadikannya sebagai sarana
penanaman pendidikan baik itu pendidikan aqidah maupun pendidikan lainnya.
Ø Teladan Kita
Jika kita perhatikan para rasul dan
nabi, mereka selalu memberikan perhatian yang besar terhadap keselamatan aqidah
putera-putera mereka. Perhatian Nabi Ibrahim, diantaranya adalah sebagaimana
terdapat dalam firman Allah subhanahu wata’ala yang artinya:
“Dan
Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub.
(Ibrahim berkata): Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam.” (QS. Al-Baqoroh: 132)
Demikian juga Lukman mempunyai
perhatian yang besar pada puteranya sebagaimana wasiatnya yang disebutkan dalam
firman Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya:
“(Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16)
Ø Sejak Masih Kecil
Kita juga bisa melihat bagaimana
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam mengajarkan permasalahan aqidah pada
Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhu yang pada saat itu dia masih kecil. Imam Tirmidzi
meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Pada
suatu hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah lalu beliau bersabda,
“Wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.
Jagalah Allah, niscaya Ia juga akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau
akan mendapati-Nya ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah
kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk
memberikan kemanfaatan kepadamu mereka tidak akan bisa memberikan manfaat
kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaikan
saja mereka bersatu untuk menimpakan kemudharatan terhadapmu, mereka tidak akan
bisa memberikan kemudharatan itu terhadapmu kecuali dengan sesuatu yang telah
Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembar catatan telah kering.”
Jika para teladan kita begitu perhatian
dengan anak-anak sejak mereka masih kecil, maka sangat mengherankan jika kita
membiarkan anak-anak kita tumbuh dengan kita biarkan begitu saja terdidik oleh
lingkungan dan televisi.
Masih banyak kita dapati bahwa oleh
banyak orang, anak kecil dianggap tidak layak untuk diberi penjelasan mengenai
Al Quran dan maknanya, dianggap tidak berhak untuk diberi perhatian terhadap
mentalitasnya. Terkadang dengan berdalih “Kemampuan berfikir anak kecil masih
sederhana, maka tidak baik membebani mereka dengan hal-hal yang rumit dan
berat. Tidak baik membebani anak di luar kesanggupan mereka.” Atau kita juga
banyak mendapati ketika anak terjatuh pada kesalahan-kesalahan, mereka
membiarkan begitu saja dengan berdalih “Ah… tidak apa-apa, mereka kan masih
kecil.”
Dalih yang disampaikan
memang tidak sepenuhnya salah, namun sayangnya tidak diletakkan pada tempatnya.
Wallahu a’lam.
(Ilmu
Aqidah - Penulis : “Ummu Ayyub”
/ Dimurojaah
oleh Ustadz Subhan Khadafi)
0 comments:
Catat Ulasan