Apabila kita beribadah kepada Allah SWT, kemudian didalam ibadah itu kita merasakan kenikmatan Rohaniah (Hati), maka itulah tanda bahwa ibadah kita diterimah oleh Allah SWT.
(Oleh KH. MUHAMMAD BAKHIT)
Saudara yang Insya Allah dirahmati
Allah SWT.
Tanda orang yang dapat merasakan
nikmat dalam beribadah adalah rajin bangkit dan melaksanakan ibadahnya kepada
Allah SWT. Kenikmatan itu terbagi atas dua macam yaitu kemikmatan Rohani dan
jasmani. Kenikmatan Rohani dapat dirasakan apabila seseorang itu beribadah
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Sedangkan kenikmat Jasmani dapat
dirasakan apabila seseorang itu menyantap makanan, minuman dan banyak yang lain
yang dapat ia rasakan selagi yang berkaitan dengan jasmaninya.
Apabila kita sudah tidak lagi
merasakan kenikmatan keduanya, berarti seseorang itu mengalami gangguan atau
berpenyakit. Sebagai satu contoh, suatu hari kita disuguhkan oleh orang lain
minuman Tea yang manis, tetapi kita tidak bisa sama sekali merasakan manisnya
Tea tersebut. Maka kita keheranan, ketika orang lain merasakan manisnya Tea
tersebut tetapi malahan kita tidak merasakan sama sekali. Maka dalam hal ini kita
mencoba untuk pergi kedokter untuk memeriksakan penyakit apa sebanarnya yang
sedang dialami. Ternyata kita terkena penyakit Malaria yang merasakan pahit
ketika mengkonsumsi apapun yang kita makan.
Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT,
inilah suatu contoh apabila kita beribadah kepada Allah SWT, tetapi tidak sama
sekali merasakan manisnya ibadah tersebut. Berarti kita yang memiliki hati
sedang berpenyakit.
Dalam hal ini akan dipaparkan, ada beberapa
macam menyebabkan ibadah kita terasa pahit yaitu:
- Hubbuddunya (cinta kepada dunia). Kecintaan seseorang yang berlebihan kepada dunia menjadikan ia sebagai hamba dunia yang diperbudak oleh hawa nafsunya. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al-Hadiid [57]:20)
2.
Al-kibru ( Sombong). Sombong atau
dalam istilah Arabnya Al-Bathar,
dalam kamus lisan Al-Arab disebutkan bahwa arti kata bathar sinonim dengan takabur yang berarti sombong. Sebagaimana
firman Allah SWT: “dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini
dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi
dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.(
QS. Al-Isra’: 37)
3.
Al-Ujub (kagum dengan diri). Ia menganggap bahwa dirinya lebih baik dan lebih sempurna daripada
selainnya, lalu iapun terpesona kepada dirinya sendiri lantaran keshalihan dan
kelebihan-kelebihan lainnya yang ada pada dirinya. Maka perasaan itu disebut
dengan ujub, yaitu
kagum akan dirinya sendiri, yakni kagum akan keshalihan, kedermawanan, keluasan
ilmu dan kebaikan-kebaikan lainnya. Atau kagum akan ketampanan, kelimpahan
harta, kecerdasan, ketinggian derajat, kemasyhuran dan selainnya dari berbagai
keutamaan dunia. “Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di banyak medan pertempuran
dan juga di peperangan Hunain, yaitu tatkala kalian menjadi kagum/ ujub karena
banyaknya jumlah kalian. Maka jumlah yang banyak itu tidak bermanfaat bagi
kalian sedikitpun. Dan bumi yang luas itu telah terasa sempit oleh
kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan tercerai berai”. [QS.
Al-Baro’ah/ 9: 25].
4.
Warriya (pamer). Riya Ialah melakukan sesuatu amal
tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di
masyarakat. Maksudnya, mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yaitu
bila mereka berada di hadapan orang. “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya (dengan Wal’ujub (Kagum dengan diri).shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (Q.s An-Nahl : 142)
5. Hikdu
(dendam). Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling dibenci Allah
ialah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).” (HR. Muslim)
ialah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).” (HR. Muslim)
6. Akul haram
(memakan yang haram). Allah SWT berfirman : “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyatabagimu”[al-Baqarah/2:168]
Saudarku yang dirahmati Allah SWT, dari paparan yang diatas, semoga kita bisa jadikan pembelajaran untuk senantiasa menjaga hati kita, dari penyakit-penyakit yang dapat merusakkannya. Sehingga dikala kita beribadah akan merasakan manis dan indahnya ibadah itu sendiri.
Saudarku yang dirahmati Allah SWT, dari paparan yang diatas, semoga kita bisa jadikan pembelajaran untuk senantiasa menjaga hati kita, dari penyakit-penyakit yang dapat merusakkannya. Sehingga dikala kita beribadah akan merasakan manis dan indahnya ibadah itu sendiri.
(Kitab
Al-Hikam Ibn ‘Athaillah As-Sakandari Rhm).
0 comments:
Catat Ulasan