Ilmu keTuhanan - Kenapa Harus berTAREKAT ...?
Ilmu keTuhanan kenapa harus beTAREKAT ...?
Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh orang yang belum menekuni tarekat, bukankah Allah dan Rasul telah mewajibkan kita ibadah dalam rukun Islam, kenapa harus ditambah dengan tarekat?. Lebih ekstrem lagi mereka seperti protes, “Kalau kami tidak bertarekat, apa kami tidak masuk surga?”. Bukan hanya itu, orang yang terlanjur membenci tarekat karena ketidaktahuannya kemudian mencari-cari salah. “Orang tarekat tidak bersyariat”, “Pengkultusan kepada manusia”, “amalan mereka bid’ah” dan berbagai tuduhan lain yang tidak pernah bisa dibuktikan, karena memang tidak demikian.
Harukah ber-Tarekat?
Pertanyaan apakah harus ber-Tarekat di dalam menjalankan agama Islam tidak boleh dijawab YA atau TIDAK. Tergantung anda memahami tarekat itu apa. Kalau anda memahami tarekat itu adalah kumpulan orang-orang yang mengamalkan zikir sebagai amalan sunat setelah amalan wajib, maka tarekat menjadi tidak perlu. Tapi kalau anda memahami bahwa tarekat adalah sebuah metodelogi untuk melaksanakan syariat maka tarekat menjadi WAJIB. Karena tanpa tarekat tidak akan mungkin kita bisa melaksanakan syariat dengan benar sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT.
Di tengah konflik perlu atau tidaknya bertarekat, ada wilayah netral yang boleh kita jelaskan agar semua pihak boleh menerima dengan baik. Anda yang sudah sangat ahli dalam menembak, tidak memerlukan teropong untuk menembak sesuatu, karena anda sudah berlatih bertahun-tahun sehingga objek yang jaraknya 100 meter misalnya boleh anda tembak dengan tepat. Tapi bagi orang yang belum ahli, teropong adalah sarana untuk membantu agar menembak lebih tepat sasaran. Memakai teropong itu ibarat ber-tarekat sedangkan tidak memakai teropong itu tidak berterakat. Untuk jarak 100 meter boleh menggunakan kehebatan mata tapi kalau objek berjarak 1000 meter, mata sudah tidak boleh diandalkan lagi, itulah sebabnya seorang sniper WAJIB memakai teropong untuk menembak, walaupun mereka sudah sangat ahli.
Analogi lain seperti kita menyeberang jalan yang sangat ramai ada 2 pilihan, menyeberang langsung atau memakai jembatan penyeberangan. Menyebarang langsung diperlukan konstrasi yang tinggi, kelincahan dan keahlian agar tidak di tabrak kenderaan. Memakai jembatan penyeberangan akan sangat mudah, bahkan anda boleh menyeberang sambil menutup mata dengan jaminan PASTI tidak ditabrak karena anda telah berada di atas jalan. Menyeberang langsung itu ibarat tidak bertarekat sedangkan menyeberang memakai jembatan penyeberangan itu ibarat bertarekat.
Metadologi fiqih, tauhid dan tasawuf
Tarekat adalah sebuah metodologi atau cara untuk melaksanakan syariat dengan benar yang meliputi fiqih, tauhid dan tasawuf sehingga tidak hanya menjadi tulisan dan ucapan tapi boleh direalisasikan. Kita boleh melaksanakan rukun Islam setelah membaca tapi tanpa bimbingan seorang Guru maka ibadah hanya menjadi sebuah formalitas tanpa boleh menghadirkan spiritualitas disana.
0 comments:
Catat Ulasan