Tv Tarekat | MAKNA ISTILAH SYIAH - "BELAJARLAH SEJARAH ISLAM, DEMI KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT"


"BELAJAR SEJARAH ISLAM, DEMI KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT".


Jika mazhab-mazhab yang empat dalam Ahlusunnah wal Jama'ah menyulut kontroversi tentang keabsahannya, lantas kelompok mana sesungguhnya yang lurus dan berada di jalan Rasulullah saw ?.
Tentulah golongan itu adalah golongan yang dengan taat dan patuh mengikuti semua yang diajarkan Rasulullah saw yang secara berkesinambungan diwariskan kepada penerus beliau yaitu para Imam Ahlulbait Rasulullah saw, yang disebut "Syiah" Ahlulbait Rasulullah saw.

Istilah Syiah artinya "pengikut" bukan nama mazhab atau agama.

Di zaman Nabi saw, para sahabat Nabi yang menjadi pengikut setia Ali bin Abi Thalib as adalah sahabat yang taat kepada wasiat Nabi saw, untuk mengikuti Ali as dan keturunannya, yaitu para Imam Ahlulbait as sepeninggal beliau saw, karena itu mereka disebut pengikut (Syiah) Ali.
 
Orang yang pertama memberikan nama "Syi’ah" kepada para pengikut Amirul Mukminin ‘Ali as adalah Rasulullah Saw dan ia pula sebagai peletak dasar batu fondasinya serta penanam benihnya, sedangkan orang yang mengukuhkannya adalah Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. Semenjak saat itu, para pengikut ‘Ali dikenal sebagai Syi’ah ‘Ali bin Abi Thalib.

Ibn Khaldun berkata di dalam Muqaddimah-nya, “Ketahuilah! Sesungguhnya Syi’ah secara bahasa artinya adalah sahabat dan pengikut. Dan di dalam istilah para fuqaha dan ahli kalam, dari kalangan salaf dan khalaf, sebutan Syi’ah ditujukan kepada para pengikut ‘Ali dan anak keturunan nya.”

Dan di dalam Khuthathu Syâm, karya Muhammad Kurd ‘Ali, cukuplah sebagai hujjah tentang penamaan istilah Syi’ah. Ia secara tegas berkata bahwa Syi’ah adalah sekelompok dari golongan sahabat Rasulullah Saw yang dikenal sebagai Syi’ah ‘Ali.
 
Muhammad Kurd’ Ali berkata, “Adapun sebagian penulis yang berpandangan bahwa mazhab Tasyayyu’ (Syi’ah) adalah ciptaan ‘Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan Ibn As-Sauda’, maka itu merupakan khayalan belaka dan sedikitnya pengetahuan mereka tentang mazhab Syi’ah.”
Sesungguhnya hadis-hadis Nabi Saw. menguatkan apa yang telah kami sebutkan, baik yang diriwayat kan melalui jalur ulama-ulama kenamaan Ahlus Sunnah apalagi yang diriwayatkan melalui jalur Syi’ah. Hadis-hadis yang ada mencapai batas mutawatir.

Berikut ini kami sampaikan beberapa hadis tersebut yang diriwayatkan melalui jalur riwayat Ahlus Sunnah, sebagai penjelasan dan penyempurnaan di dalam hujjah kami.

Ibn Hajar al-Haitsami meriwayatkan di dalam kitabnya ash­-Shawâ’iqul Muhriqah dari Ibn ‘Abbas sesungguhnya ia berkata, ketika Allah Ta’ala menurunkan ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7)
Rasulullah Saw bersabda kepada ‘Ali, “Mereka itu adalah engkau dan Syi ‘ahmu. Engkau dan Syi’ahmu akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan ridha kepada Allah dan Allah pun ridha kepada mereka. Adapun musuhmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan dimurkai (oleh Allah) dan tertengadah (tangan mereka diangkat ke dagu).”

‘Ali berkata, ‘Siapakah musuhku?’

Rasulullah Saw. bersabda, “Yaitu orang yang berlepas diri darimu dan melaknatmu.”

Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitabnya dengan sanadnya dari ‘Ali bahwa ia berkata; “Rasulullah Saw. bersabda kepadaku, “Wahai ‘Ali, bukankah engkau mendengar firman Allah Swt, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.”
(Qs. al-Bayyinah [98]:7).
Mereka itu adalah Syi’ahmu.

Al-Hamuyini asy-Syafi’i meriwayat kan dalam “Farâ’idus Simthain” dengan sanadnya dari Jabir, ia berkata,
“Kami pemah berkumpul di rumah Nabi Saw, lalu ‘Ali datang, kemudian ia bersabda,
“Telah datang kepada kalian saudaraku.” kemudian ia bersabda, “Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (‘Ali) dan Syi’ahnya adalah orang-orang yang beruntung kelak pada hari kiamat".
 
"Sesungguhnya ia (‘Ali) adalah orang yang pertama kali di antara kalian yang beriman kepadaku, orang yang paling menepati janji nya dengan Allah, orang yang paling lurus dalam melaksanakan perintah Allah, orang yang paling berlaku adil di dalam memperlaku-kan rakyatnya, orang yang paling adil di dalam pembagian, dan orang yang paling agung di antara kalian di sisi Allah di dalam hal kemuliaan".
Kemudian Jabir berkata, “Dan ayat ini diturunkan berkenaan dengan-nya (yakni dengan ‘Ali),
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7)

Dahulu, kata Jabir lebih lanjut, para sahabat Muhammad Saw jika ‘Ali datang, maka mereka biasa mengucapkan, “Telah datang sebaik-baik makhluk.”

Al-Khawarizmi juga meriwayatkan dalam Manâqib-nya dari al-Manshur ad-Dawaniqi dalam sebuah hadis yang panjang, di antaranya ia bersabda, “Dan sesungguhnya ‘Ali dan Syi’ahnya kelak pada hari kiamat adalah orang-orang yang beruntung dengan masuk ke dalam surga".

Ia juga meriwayatkan dalam kitabnya yang sama dari Nabi Saw bahwa ia bersabda tentang keutamaan ‘Ali :
“Sesungguhnya ia (‘Ali) adalah orang yang paling pandai di antara manusia, orang yang paling dahulu masuk Islam. dan sesungguhnya ia dan Syi’ahnya adalah orang-orang yang beruntung besok pada hari kiamat.”

Ia juga meriwayatkan di dalam Manâqib-nya, ia berkata, ‘an-Nashir lil Haqq meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa ketika ‘Ali maju menghadap Rasulullah Saw untuk menaklukkan benteng Khaibar, Rasulullah Saw bersabda kepadanya,
 
“Sekiranya aku tidak khawatir sekelompok orang dari umatku akan berkata tentang dirimu, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berkata sesuatu tentang al-Masih (‘Isa As), niscaya akan aku katakan tentang dirimu pada hari ini suatu perkataan, yang apabila engkau melewati orang banyak tentu mereka akan mengambil tanah bekas telapak kakimu dan dari bekas air wudhumu untuk mereka jadikan sebagai obat (mengambi keberkahan darinya)".

"Akan tetapi, cukup bagimu bahwa kedudukanmu di sisiku, seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja tidak ada nabi sesudah ku. Sesungguhnya engkau membayarkan utangku dan engkau berperang di atas Sunnahku".

"Sesungguhnya engkau kelak di akhirat adalah orang yang paling dekat denganku, sesungguhnya engkau orang pertama yang menjumpaiku di Haudh dan orang pertama yang diberi pakaian bersamaku serta orang pertama yang masuk surga bersamaku dari kalangan umatku".
 
"Sesungguhnya Syi’ahmu berada di atas mimbar-­mimbar yang terbuat dari cahaya. Dan sesungguhnya kebenaran senantiasa berada di lisanmu, hatimu, dan di hadapan-mu".

Al-Khawarizimi juga meriwayatkan di dalam Manâqib-nya dalam sebuah hadis yang panjang dengan sanadnya dari Ibn ‘Abbas bahwa Jibril telah mengabarkan kepada Nabi Saw bahwa ‘Ali dan Syi’ahnya akan dibawa ke dalam surga berombongan bersama Muhammad Saw.”

Al-Qunduzi al-Hanafi juga meriwayatkan di dalam kitabnya Yanâbi’ul Mawaddah, dalam bab yang sama dan juga dari kitab yang sama dari Anas dari Nabi Saw bahwa ia bersabda, “Jibril telah menceritakan kepadaku, ia berkata. ‘Sesungguhnya Allah mencintai ‘Ali lebih daripada kecintaan-Nya kepada malaikat".

"Dan tidak ada satu tasbih pun yang ditujukan kepada Allah kecuali Allah menciptakan darinya seorang malaikat yang memohonkan ampun kepada pecinta ‘Ali dan Syi’ahnya sampai hari kiamat".

Ibn al-Maghazali asy-Syafi’i meriwayatkan di dalam Manâqib­ nya dengan sanadnya dari ‘Ali, dari Nabi Saw bahwa ia bersabda,
“Tujuh puluh ribu orang dari umatku akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab,” kemudian ia menoleh kepada ‘Ali seraya bersabda, “Mereka adalah Syi’ahmu dan engkau adalah imam mereka".

Al-Kanji asy-Syafi’i meriwayatkan dalam kitabnya Kifâyatu ath-Thâlib” dari Jabir bin’ Abdillah, ia berkata, “Kami pemah berkumpul bersama Nabi Saw, tiba-tiba ‘Ali bin Abi Thalib datang, lalu beliau bersabda,

"Telah datang kepada kalian saudaraku", kemudian beliau bersabda, "Demi jiwaku yang berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (‘Ali) dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung kelak pada hari kiamat".

"Sesungguhnya dia (‘Ali) adalah yang pertama kali di antara kalian yang beriman kepadaku, orang yang paling menepati janjinya dengan Allah, orang yang paling lurus dalam melaksanakan perintah Allah, orang yang paling berlaku adil di dalam memperlakukan rakyatnya. orang yang paling adil di dalam pembagian, dan orang yang paling agung di antara kalian di sisi Allah di dalam hal kemuliaan".

Ibnus Shabiigh al-Maliki meriwayatkan dalam al-Fushûlul Muhimmah” dan asy-Syablanji asy-Syiifi’i di dalam Nurul Abshar’ dari lbnu ‘Abbas, ia berkata,
“Ketika ayat ini turun,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7) Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali, “Engkau dan Syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha kepada Allah dan Allah pun ridha kepada mereka, sedangkan musuh-musuhmu datang dalam keadaan dimurkai dan tertengadah (tangan mereka diangkat ke dagu).”
Ummu Salamah berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Ali dan Syi ‘ahnya adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.”

Ibnu al-Maghazali asy-Syafi’i meriwayatkan dalam Manâqib-nya dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, “Aku pemah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang firman Allah Swt, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7).

Kemudian, ia bersabda,
“Jibril telah berkata kepadaku bahwa mereka itu adalah ‘Ali dan Syi’ahnya. Mereka adalah orang-­ orang yang paling dahulu memasuki surga, yang didekatkan kepada Allah karena kemuliaan nya.”

Ibn Hajar meriwayatkan dalam Ash-Shawâ’iqul Muhriqah, ia berkata, “Ahmad meriwayatkan di dalam al-Manâqib, halaman 159, bahwa Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali,
"Wahai ‘Ali, apakah engkau tidak ridha bahwa engkau bersamaku di dalam surga, sedangkan al-Hasan, al-Husain, dan kelurunan kita berada di belakang punggung kita, istri-istri kita berada di belakang keturunan kita, dan Syi’ah kita berada di sebelah kanan dan kiri kita,”

Kemudian ia meriwayatkan hadis yang lain dari ad-Dailami bahwa Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali, “Wahai ‘Ali, sesungguhnya Allah telah mengampunimu, keturunan-mu, keluargamu, dan Syi’ahmu.”
Masih banyak lagi hadis-hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh para ulama terkemuka Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam buku­-buku karangan mereka dan musnad-musnad serta kitab-kitab sahih mereka, yang berisikan pujian terhadap Syi’ah ‘Ali dan Ahlulbaitnya.
(Syaikh Muhammad Mar'i al-Amin al-Antaki).

-------------------------------------------
Demikianlah sekelumit ulasan tentang keutamaan "Syiah Ali" oleh Rasulullah saw, sebagai pengantar pembahasan tentang golongan Islam yang mengikuti jalan lurus, jalannya Rasulullah saw, jalannya para Imam Ahlulbait Nabi saw.

Untuk pembahasan selanjutnya, marilah kita buka kembali lembaran hadis yang me"wasiat"kan kepada kita untuk mengetahui jalan siapa kah yang wajib diikuti sepeninggal beliau saw :

1. Hadis "Tsaqalsin" dari Rasulullah saw tentang Ahlulbait beliau yang wajib diikuti sepeninggal beliau saw :

إِنِّی تَارِک فِیکمْ أَمْرَینِ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا- کتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَهْلَ بَیتِی عِتْرَتِی أَیهَا النَّاسُ اسْمَعُوا وَ قَدْ بَلَّغْتُ إِنَّکمْ سَتَرِدُونَ عَلَی الْحَوْضَ فَأَسْأَلُکمْ عَمَّا فَعَلْتُمْ فِی الثَّقَلَینِ وَ الثَّقَلَانِ کتَابُ اللَّهِ جَلَّ ذِکرُهُ وَ أَهْلُ بَیتِی
“Sesungguhnya aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua pusaka yang jika kalian mengambil (mengikuti) keduanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitab Allah swt dan Ahlulbaitku dari keturunanku (itrahku)".
 
"Wahai manusia, dengarlah dan sesungguhnya telah aku sampaikan kepada kalian bahwa sesungguh nya kalian akan menemuiku di tepi telaga (al-Haudh), maka aku akan mempertanyakan kalian, atas apa yang telah kalian perbuat terhadap dua pusaka berharga ini, yaitu Kitab Allah yang sangat agung penyebutannya dan Ahlulbaitku.”

Sunan Nasai, salah satu dari enam kitab sahih Ahlusunah (kutub sittah), meriwayatkan :
کأنی قد دعیت فاجبت، انی قد ترکت فیکم الثقلین احدهما اکبر من الآخر، کتاب الله و عترتی اهل بیتی، فانظروا کیف تخلفونی فیهما، فانهما لن یفترقا حتی یردا علی الحوض
“Seakan-akan ajalku sudah mendekat. Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua hal yang sangat berharga, yang salah satu lebih besar dari yang lainnya, (yaitu) Kitab Allah dan keturunanku (itrahku) Ahlulbaitku. Maka lihat dan perhatikan bagaimana kalian memperlakukan keduanya. Maka sesungguh keduanya tidak akan terpisah sampai kalian menemuiku di tepi telaga (al-Haudh).”

2. Kewajiban Ber"WILAYAH" kepada Imam Ali as, dalam salah satu hadits dari kitab Ahlussunnah.
Rasulullah saw bersabda :
"Barangsiapa menginginkan kehidupan seperti kehidupanku, kematian seperti kematianku, dan menempati syurga yang kekal yang telah Tuhanku janjikan kepadaku, maka berwilayah lah kepada Ali bin Abi Thalib ( 'Alaihissalam), karena dia tidak akan pernah mengeluar kan kalian dari hidayah dan takkan sekali-kali memasukkan kalian dalam kesesatan."

Rujukan :
- Sohih Mustadrak Juz 3 hal. 168.
Hakim : Hadist ini sanadnya Sohih.
- Thabrani dalam kitab nya Alkabir
dan Abu Nu'aim dalam kitab
Fadhailush Shahabah hadist no.
2577 dari hadits-hadits dalam
Kitab Alkanj Juz 6 hal. 348.
- Majm'ul Jawaid Juz 9 hal. 108.
- Tarikh Damsyik, Ibn Asakir Juz 2
hal 99
- Fadhailul Khamsyah juz 2 hal.
213.
- Ahqaqul Haq Juz 5 hal. 108.
- Faraidhus simthain, Humauyini
Juz 1 hal 55.

Berdasarkan hadis-hadis di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa jalan lurus yang wajib diikuti oleh umat Muhammad adalah jalan yang mengikuti "wasiat beliau saw" yaitu mengikuti Ahlulbait Nabi saw sepeninggal beliau.

Wasiat NABI SAW" :
-----------------------------------
Dalam ajaran Syiah Ahlulbait as, ber"wilayah" artinya mengakui dan taat kepada kepemimpinan seseorang.

Berwilayah kepada Ali bin Abi Thalib as artinya mengakui dan taat kepada kepemimpinan Ali as, sepeninggal Rasulullah saw sesuai dengan perintah Allah melalui wasiat Nabi saw melalui hadis-hadis shohih tentang 12 Imam Ahlulbait as.

Berwilayah kepada Ali as dan para Imam penerusnya sama dengan berwilayah kpd Allah Swt dan Rasul-Nya. Jika mengingkari "wilayah Ali" as sama saja dengan mengingkari Allah Swt dan Rasul saw. Dia telah kafir.
----------------------------------------------------------
Nama-nama 12 Imam Ahlulbait as :
----------------------------------------------------------
Dalam banyak hadis shohih dari ulama-ulama muslim seperti Imam Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad bin Hambal, disebutkan tentang khalifah/Imam sepeninggal Rasulullah saw yang berjumlah 12 orang, walaupun tidak disebutkan namanya secara rinci.

Disini kami tukilkan nama-nama lengkap 12 Imam dari beberapa hadis lainnya melalui jalur riwayat yang shahih.

Dari Kitab Madinah al-Balaghah (Kumpulan khotbah, surat dan ucapan Nabi Muhammad saw), dikutip sebuah hadis dari "Kitab Kifaayah al-Atsar" :
"Dari Ali bin Husain bin Muhammad, dari 'Utbah bin Abdullah al-Hamsha, dibacakan kepadanya di Mekah pada tahun 380 H, dari Ali bin Musa al-Ghathfani, dari Ahmad bin Yusuf al-Hamsha, dari Muhammad bin 'Akasyah, dari Husain bin Zaid bin Ali, dari Abdullah bin Hasan bin Hasan, dari bapaknya, dari "Hasan bin Ali as" yang berkata :
 
"Suatu hari Rasulullah saw berpidato dihadapan kami. Setelah memuji Allah Swt, beliau bersabda :
"Wahai manusia, sepertinya telah dekat waktunya aku dipanggil, maka akupun memenuhi panggilan itu. Sesungguhnya aku tinggalkan pada kalian dua benda yang sangat berharga (ats-tsiqlain), yaitu Kitab Allah dan 'itrah Ahlulbaitku".

"Jika kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat. Maka belajar-lah kepada mereka dan jangan kalian mengajari mereka, karena mereka lebih tahu dari kalian".
"Sesungguhnya bumi tidak akan pernah kosong dari mereka, jika bumi kosong dari mereka maka bumi akan terbenam bersama seluruh penghuninya".

Kemudian Rasulullah saw melanjutkan sabdanya, "Ya Allah, aku tahu bahwa ilmu tidak akan tercerai berai dan tidak akan terputus, dan bahwa Engkau tidak akan mengosongkan bumi-Mu dari seorang hujjah-Mu atas para makhluk-Mu, baik yang tampak namun tidak dipatuhi atau yang cemas terliput oleh kezaliman atas dirinya".
"Sehingga, dengan demikian, tidak menjadi sia-sia keberadaan hujjah-Mu dan tidak akan tersesat para pengikut-Mu setelah Engkau beri petunjuk. Jumlah mereka teramat sedikit namun kedudukan mereka teramat agung di sisi Allah".

Ketika Rasulullah saw turun dari mimbar, aku (Hasan bin Ali as) berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau adalah hujjah Allah atas seluruh makhluk ?"

Rasulullah saw menjawab,
"Wahai Hasan, sesungguhnya Allah Swt telah berfirman :
"Sesungguhnya engkau hanya seorang pemberi peringatan, dan bagi setiap kaum ada seorang pemberi petunjuk". Aku adalah pemberi peringatan dan Ali pemberi petunjuk".

Aku (Hasan bin Ali as) bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau mengatakan bahwa bumi tidak akan pernah kosong dari seorang hujjah ?"

Rasulullah saw berkata, "Ya. Ali adalah imam dan hujjah sesudah-ku, dan engkau adalah hujjah dan imam sesudahnya, sementara Husein adalah imam dan hujjah sesudahmu".

"Sungguh, Tuhan Yang Maha Lembut dan Maha Tahu sudah memberitahuku bahwa dari tulang sulbi Husein akan keluar seorang anak yang bernama "Ali", namanya sama dengan nama kakeknya. Setelah Husein tiada, maka yang memegang kendali urusan adalah Ali, putranya sebagai seorang hujjah dan imam".

"Kemudian Allah mengeluarkan dari tulang sulbi Ali, seorang anak yang namanya sama dengan namaku (Muhammad) dan dia orang yang paling mirip denganku. Ilmunya adalah ilmuku dan hukumnya adalah hukumku. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".
"Lalu Allah mengeluarkan dari tulang sulbi Muhammad, seorang anak yang bernama Ja'far, seorang manusia yang paling benar perkataan dan perbuatannya. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".

"Kemudian dari tulang sulbi Ja'far, Allah mengeluarkan seorang anak yang namanya sama dengan nama Musa bin Imran. Dia manusia paling banyak beribadah. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".

"Lalu dari tulang sulbi Musa, Allah mengeluarkan seorang anak bernama Ali. Dia adalah tambang Allah dan tempat Dia meletakkan hukum-Nya. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".

"Lalu dari tulang sulbi Ali, Allah akan mengeluarkan seorang anak bernama Muhammad. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".

"Lalu dari tulang sulbi Muhammad, Allah akan mengeluarkan seorang anak bernama Ali. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".
"Kemudian dari tukang sulbi Ali, Allah akan mengeluarkan seorang anak yang bernama Hasan. Dia adalah imam dan hujjah sepeninggal ayahnya".

"Dari tulang sulbi Hasan, Allah mengeluarkan "al-Hujjah al-Qa'im" (hujjah Allah yang tegak), Imam Zaman-Nya dan Penyelamat para pengikut-Nya".
 
"Dia akan ghaib hingga orang tidak dapat melihatnya, sehingga sekelompok kaum kembali berpaling darinya dan sekelompok lagi tetap berpegang kepadanya. Mereka berkata, "Kapan janji itu datang jika engkau orang-orang yang benar ?"

"Sekiranya tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari, maka Allah akan panjangkan hari itu hingga Dia mengeluarkan al-Qa'im kami, yang akan memenuhi bumi dengan kelurusan dan keadilan sebagai mana bumi telah dipenuhi dengan kezaliman dan kesewenang-wenangan".

"Sungguh, bumi tidak akan pernah kosong dari kalian (para imam). Allah telah memberi kalian ilmu dan pemahamanku. Sungguh, aku telah memohon kepada Allah Swt supaya Dia meletakkan ilmu dan pemaham an pada anak cucuku".
----------------------------------
Dari hadis di atas, nama-nama 12 Imam penerus dan penjaga risalah Allah yang diwasiatkan oleh Nabi saw di atas :
- Ali bin Abi Thalib as (syahid 40 H).
- Hasan bin Ali as (syahid 49 H).
- Husein bin Ali as (syahid 61 H).
- Ali bin Husein Zainal Abidin as-
Sajjad as (syahid 95 H).
- Muhammad bin Ali al-Baqir as
(syahid 114 H ).
- Ja'far bin Muhammad ash-Shodiq
as (syahid 148 H).
- Musa bin Ja'far al-Khazim as
(syahid 183 H ).
- Ali bin Musa ar-Ridho as (syahid
203 H).
- Muhammad bin Ali al-Jawad as
(syahid 230 H ).
- Ali bin Muhammad al-Hadi as
(syahid 254 H).
- Hasan bin Ali al-Asykari as
(syahid 260 H).
- Muhammad bin Hasan al-Mahdi
afs. (Dighaibkan oleh Allah SWT
260 H).

Mengapa Allah Swt meng"ghaib"
kan Imam Ahlulbait ke 12, Imam Muhammad bin Hasan Asykari, AL MAHDI Afs ?
----------------------------------

Tentang ke"ghaib"an Imam Mahdi afs, Imam Ali Bin Husain as-Sajjad as berkata :
"Kemudian keghaiban yang dialami oleh Waliyullah kedua belas dari jajaran Washi para Rasul dan para Imam sesudah beliau terus berlanjut untuk masa yang panjang".

Sesungguhnya orang -orang yang hidup pada zaman ke"ghaib"annya dan dengan penuh keyakinan menyatakan ke"imamah"annya serta menanti kemunculannya adalah sebaik-baiknya penduduk, karena Allah Swt telah memberikan mereka akal, pemahaman dan ma'rifat yang telah menjadikan sesuatu yang Ghaib dalam pandangan mereka menjadi sesuatu yang tampak tersaksikan".
 
"Allah telah menjadikan mereka pada zaman tersebut seperti kedudukan orang-orang yang berjihad dengan pedangnya Rosulullah Saw, itulah orang -orang yang mukhlis sebenarnya dan Syiah Ahlulbait yang sesungguhnya dan penyeru agama Allah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan".
 
Kemudian Imam Ali Bin Husain As berkata lagi :
"Menanti Kemunculan al-Mahdi adalah jalan keluar yang paling Agung ( intizhar al-faraj min afdhali-faraj)"
--------------------------------------

Semoga mencerahkan. Amin ya Robbi, amin.
Bersambung ke Bagian ke 3 . . .
Mengapa.Imam Mahdi afs di"ghaib" kan oleh Allah Swt ?

[ Sumber dari Sucipto Redianto ]
NOTA: BACA DAN SIMPAN DI AKAL DAN FIKIRAN KITA. ELAKKAN BERBAHAS TANPA RUJUKAN DAN PEMAHAMAN. WALLAHUALAM, SEMOGA ALLAH SWT MEMBERIKAN CAHAYA PENGETAHUANNYA KEPADA KITA, MEMBERI ILHAM DAN PETUNJUK ATAS SESUATU YANG TIDAK KITA KETAHUI. INSYAAALLAH!
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan