MEMULAI SYAIR MENGENAL DIRI

 


MEMULAI SYAIR MENGENAL DIRI

DIRI MANUSIA
Jin Setan Iblis Siluman
Atau Ruh suci
Dari Mana MEMULIA SYAIR MENGENAL DIRI
SATU-SATU MEMBACA DIRI
DIRI JASMANI atau RUHANI
DARI SIFAT MULIA ATAU HEWANI
Dari JASAD BERSIFAT HEWANI
DARI JASAD BERSIFAT ANGKUH
DARI JASAD BERSIFAT SOMBONG dan Takabur
Dari JASAD bersifat Kasih Dan Sayang
.
Dari Mana Datangnya Diri Di Situlah Kan Kembali
Dari ADAM SAMPAI KAMI
DARI TIMUR HINGGA BARAT
SEMUA SAMA BERBADAN MANUSIA-WI yang BERBEDA HANYALAH SIFAT YANG MENSIFATI
.
UNTUK APA MENGENAL DIRI
BILA TAK MAU MENJADI SANG PENGASIH
UNTUK APA MENGENAL DIRI
NAMUN LUPA EMPUNYA DIRI
WAHAI MANUSIA SIAPA PEMILIK DIRI YANG SEJATI
JANGAN ENGKAU MENGAKU-WI...
SEHELAI RAMBUT PUN TAK KAU MILIKI...
INI SYAIR PEMBUKA DIRI
Dengan WUJUD menCoba Mengali ?
tiga perkara yang HAQ dan Pasti :
- tau "TUBUH" . "QOLBI ". " NYAWA" INIiii
JANGAN LAH LUPA
JALAN YANG SATU walau Terdapat EMPAT PINTU
- SYARIAT.
- TARIKAT.
- HAKIKAT.
- MAKRIFAT.
HARUSLAH TENTUuu
Maksud Jalan ITU SATU
haruslah Tau AKAN AKU
AKU itu Di Kandung TUBUH Kasar. Halus. Batin. Hissi.
SUDAHLAH TENTU AKU
AKU ITU BERWUJUD SATU
"JADI TUBUH".
"JADI HATI".
"JADI NYAWA".
"JADI RAHASIA".
BILA INGIN MENGENAL AKU
HARUs Tau Jalan Tubuh
Harus Tau Jalan Hati
Harus Tau Jalan Nyawa
Harus Tau Jalan Rahasi
Itulah JALAN YANG SATU
JALAN PULANG KEPADA AKU
SYARIAT: Adalah jalan tubuh, Tahu ketiadaan tubuh kita lahir dan bathin, zahirnya tubuh batinnya anggota.
TARIKAT: Adalah jalan hati, Tempat bergantung baik dan jahat, lahir dan batin. Zahirnya akal, bathinnya ingat kepada Allah.
HAKIKAT: Adalah jalan nyawa. Pencari jalan kepada Allah, lahir dan batin. Zahirnya angin bathinnya Muhammad.
MAKRIFAT: Adalah jalan rahasia Allah yang punya kendali...
.
.
.
“Ijinkan aku mencinta yang ingin KUucinta
Restui aku merindu yang ingin
KUurindu
Walau bibir tak lagi mampu mengeja kata cinta
Hati ini lebih terang dari yang di ucapkan melalui kata-kata
Biarlah hati ini yang belajar mengeja kata-kata cinta
Biarkan ANGAN ini menghafal rindu dalam sanubari
Seperti burung yang terbang jauh menembus awan,
namun ia kan kembali lagi ke sarang tempat ia bersemayam dalam Samudra cinta..
Wahai Sang pemahat jiwa terangkan apa yang sedang ku alami ini di manapun engkau berada….!
.
.Biarkan ANGAN ini menghafal rindu dalam sanubari
Seperti burung yang terbang jauh menembus awan,
namun ia kan kembali lagi ke sarang tempat ia bersemayam dalam Samudra cinta..
Wahai Sang pemahat jiwa terangkan apa yang sedang ku alami ini di manapun engkau berada….!
Nafas semakin sesak,
wajah rembulan tak jua
me-nampak
Aku tak ingin lagi pulang ke bumi,
biarkan aku bersemayam dalam pelukMu”
sesekali aku sapa kembali getar-getar batin…
“Aku melihat wajah malam yang kelam,
Awan yang hitam di bawah kelipan sederet bintang.
Seperti ada sebuah hati yang perih menjerit,
suaranya menembus langit mengusik Nirwana.
Rintihan yang tak kuasa dibendung dalam Qalbu yang rapuh.
Wahai rembulan kemana kiranya kau sembunyi”
“Wajah malam yang tadinya cerah,
perlahan hilang memudar seiring datangnya mentari pagi yang merubah lukisan malam
Hatipun kian luluh
waktu demi waktu menahan rasa rindu dalam ruang Qalbu
yang bergemuruh.
jangan palingkan lagi
pandangan dari-AKU
ENGKAU adalah mata Hatiku”
“Aku bukan Pujangga,
apalagi mengajarkan
hakikat cinta
Biarkan pikiran dan hati
masing-masing yang mentafsirkannya
Cinta begitu misteri
Tuhaan berbisik pada setiap insan tuk dapat menyimak hakikat cinta
Namun mata dan telinga kadang tertipu dalam pandangan fatamorgana
Pena mungkin menari
mengukir syair,
pecinta adalah perindu yang menatap kekasih
dilubuk hati
Tanyakan saja dalam
setiap hati yang
hening niscaya tersimpan cahaya cinta yang tulus nan mulia”
Dan
akhirnya aku terus termenung dalam tafakur yang amat
Dangkalnya
dalam bisikan kata-kata yang tak bisa lagi ku mengerti
Aku tahu bahwa sesungguh nya Dia dekat.
“Kini Sang murid merintih
lirih
tak ada lagi sapa Sang guru di gapura Qalbu
Jiwa pun remuk, mabuk, terpesona asmara
Harapannya bagai menggantung di ranting yang kering”
“Andai dalam panas api tak terlihat Dia...
Maka Ibrahim Sang Nabi
Takkan suka melihatnya
Terbakarlah Ibrahim as dalam pandangan mata
Padahal Ibrahim as lebur dalam hakikat cintaNya
Dimanakah menemukan cinta…”
“Ketika seruling Cinta mengalun,
semua jiwa merintih,
Semerbak bunga
menebarkan asmara para pencinta,
Jiwa pun mendaki pilu,
terpesona lambaian seruling yang menggoda
Wahai ‘ QOLBI ‘
terangi jiwa yang kosong…!”
Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan