MAKRIFAT ITU BUKAN BELAJAR JADI TUHAN

 


MAKRIFAT ITU BUKAN BELAJAR JADI TUHAN

BELAJAR (TALQIN) BUNUH DIRI
& CARA PRAKTIK HAKEKAT FANA'
---------------------------------------------------
DASAR-DASAR TAUHID MENGENAL ALLAH (1)
SYIRIK adalah dosa besar yang tidak diampuni Allah:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (Al Quran surat An Nisa ayat 48)
Ungkapan kata hikmah:
"Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat" (ini bukan Hadist Nabi).
TALQIN = belajar memahami.
Belajar ilmu itu wajib saat kita masih hidup sehat.
Jangan nunggu modar baru minta ditalqin di atas kubur oleh sang ustadz yang memberitahu bocoran soal-soal pertanyaan alam kubur lengkap dengan kunci jawabannya.
Talqin di kubur sebagian mazhab ada yang mensunnahkan, tapi ada pula yang memakruhkan.
Sampai di sini masih membingungkan.
Bagaimana kalo yang wafat itu Tuan Guru kita? Saya aja gak berani mentalqin beliau. Takut kualat.
Tapi yang pasti ruh si mayyit gembira karena dapat bocoran soal + kunci jawabannya. Dan yang bingung sendiri sudah pasti Malaikat Munkar Nakir karena beliau petugas yang lebih berhak menginterogasi ruh si mayyit.
ilmu yang wajib ditalqin saat kita hidup sehat adalah ilmu agama yang bermanfaat, yaitu ilmu Tauhid, Hakekat, Makrifatullah. Penting, belajarlah kepada seorang guru Mursyid agar hati tenang & tenteram, faham jalan pulang ke hadirat Allah sementara menunggu giliran mati.
CARA BELAJAR (TALQIN) BUNUH DIRI
Jangan takut, ini bukan mati beneran, bukan pula tutorial belajar bunuh diri, bukan mati-matian alias mati boongan, tapi mati maknawi alias "mematikan pengakuan" untuk tujuan Tauhid, memurnikan ibadah supaya fitrah / bersih dari dosa syirik (menyekutukan Allah).
"Antal mautu qoblal maut"
Matikan dirimu sebelum datang kematian yang sebenarnya.
Yang wajib dibunuh itu adalah "ego nafsu diri kita".
Nafsu = Jiwa yang egois, condong menyimpang kepada selera yang disukainya saja sehingga cenderung melampaui batas.
Tujuan mematikan diri:
(1) Memurnikan keyakinan Tauhid agar ibadah kita bersih (fitrah) dari syirik (menyekutukan Allah), bersih dari pengakuan daya upaya makhluk.
(2) Menyempurnakan iman dan taqwa dengan jalan mengenal Allah (Makrifatullah). Mustahil sempurna iman dan taqwa jika tidak kenal Allah.
IMAN itu amanah = kesadaran akal percaya wujud Allah itu ada dan berkuasa mengatur semua sendi-sendi kehidupan makhluk-Nya, dan mengakui secara jujur bahwa makhluk itu fana' dan fakir, tidak ada daya dan upaya.
TAQWA = hakekat kesadaran ruhani taat tidak menyerupai Tuhan, konsekwen tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa jua pun termasuk dengan diri kita.
Ego nafsu adalah jiwa yang sombong:
Sifat yang condong "menyerupai Tuhan" bahkan lebih parah lagi jika sudah kelewat sombong nafsu akan berani "mengaku Tuhan". Inilah yang harus kita matikan supaya terhindar dari dosa syirik.
Ego nafsu diri kita yang tidak kita sadari telah menyerupai Tuhan itu adalah:
(1) gerak & diam itu karena kita
(2) bisa berkehendak itu karena nafsu kita
(3) Pintar karena berilmu pengetahuan, pandai berfikir itu karena kepintaran akal pikiran kita
(4) manusia bisa hidup karena sifat biologis bisa bernapas, bergerak, makan & minum, tumbuh besar, berkembang biak, dll
(5) bisa mendengar itu karena ada telinga
(6) bisa melihat itu karena ada mata
(7) bisa bertutur kata karena ada mulut dan lidah.
inilah i'tikat salah yang akhirnya menjerumuskan seseorang itu berubah faham sebagai ATHEIS (tidak percaya Tuhan) yang banyak dianut kaum Komunis dan anak-anak muda milenial zaman sekarang, meskipun ia sudah menganut agama.
Sejatinya, jika Anda belum ngerti cara mematikan sifat-sifat syirik itu, tanpa disadari Anda telah lancang menyerupai TUHAN alias FIR'AUN. Kualatnya Fir'aun itu karena ia mengaku Tuhan.
Supaya tidak menyerupai Tuhan, tak ada jalan lain selain mematikan ego nafsu yang syirik itu.
BAGAIMANA CARA MEMATIKAN DIRI?
Caranya melalui pengenalan diri.
ungkapan dari ulama Shufi, Yahya bin Muadz Ar-Razi:
"Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.” (ini bukan hadist Nabi).
Sebenar-benarnya diri kita bukanlah Jasad jasmani tubuh kita. Jasad tubuh kita itu benda mati terbuat dari tanah. Tak bisa berperan apa-apa. itulah sebabnya ADAM itu artinya "tiada".
Sebenar-benarnya diri kita adalah RUH.
Ruh adalah Sifat Allah yang bernama MUHAMMAD, sifat Allah yang terpuji.
Ruh itu bukanlah Tuhan.
Ruh itu hanyalah sifat Allah yang tajalli sebagai nyawa kita.
Sifat kebesaran-Nya tak terhitung banyaknya meliputi seluruh makhluk-Nya. Berubah bentuk, berubah pula sebutan sifatnya.
Ruh kita itulah yang membuat jasmani Adam bisa aktif / hidup. Karena Ruh, daging dan organ tubuh kita tidak busuk.
Sebenar-benarnya Ruh adalah NUR ILAHI Al Ahad yang bernama ALLAH, inilah Dia Tuhan Yang bersifat Esa, Yang Maha Hidup dan Menghidupkan.
Inilah Maqam Tuhan, Tiada Tuhan selain Dia, Tak ada Sekutu Bagi-Nya.
Inilah Maqam Tuhan, dihadirat inilah kita wajib menghamba / beribadah / mengabdi karena-Nya.
Memurnikan ibadah Tauhid dengan-Nya.
Dia-lah yang wujud (ada), qidam (sedia), baqa (kekal) , mukhalafatuhu lil hawadits (tidak ada yang serupa dengan-Nya) , qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri), dan wahdaniyah (esa).
Analoginya, lebih mudah dipahami dengan ibarat seperti ini:
JASAD = casing Handphone
RUH = Baterai-nya
NUR ILAHI = Sumber Energi Listrik-nya.
Hakekat Ruh adalah Sifat Allah yang terpuji bernama Muhammad terdiri dari sifat: Qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama', Basyar, Kalam.
QUDRAT = kuasa
Makhluk bisa bergerak bukan karena punya kaki dan tangan. Tapi bisa bergerak itu karena sifat Qudrat Allah.
IRADAT = berkehendak
Makhluk bisa berkeinginan ini dan itu bukan karena ada nafsu. Tapi kehendak itu karena sifat iradat Allah
ILMU = berpengetahuan
Makhluk bisa pintar bukan karena otaknya. Tapi bisa pinter karena sifat ilmu Allah.
HAYAT = hidup
Makhluk hidup bukan karena ada nyawa. Tapi makhluk bisa hidup karena sifat Hayat Allah.
SAMA' = Mendengar
Makhluk bisa mendengar bukan karena ada telinga. Tapi bisa mendengar itu sebab sifat sama' Allah. liatlah mayat tetap ada telinga tapi tetap tak bisa mendengar.
BASYAR = Melihat
Makhluk bisa melihat bukan karena punya mata. Liatlah mayat, ada lengkap matanya tapi tak bisa melihat. Jadi kita bisa melihat itu karena sebab sifat Basyar Allah
KALAM = berbicara
Makhluk bisa bicara bukan karena punya mulut. Lihatlah mayat ada mulut dan lidahnya tapi ia tak bisa bicara. Jadi kita bisa bertutur kata itu karena sebab Kalamullah. Jagalah lisanmu, bukankah perkataan yang baik itu Al Qur'an (Kalamullah).
Dengan 7 sifat Allah itu akuilah dengan jujur (amanah / iman) nyatalah bahwa kita itu sebenarnya FANA' (tiada) artinya tak punya apa-apa, tak punya daya dan upaya karena semua milik Allah lahir dan batin.
SETELAH FANA' APAKAH KITA JADI TUHAN...?
Tentu saja tidak. Mustahil jadi Tuhan.
Mana mungkin makhluk yang fana' tak punya daya upaya ini bisa jadi Tuhan?
Yang jadi Tuhan, tetaplah Tuhan Yang Maha Besar.
Makhluk itu tiada. Tak punya daya upaya kecuali daya upaya Allah.
APA BUKTINYA MANUSIA ITU FANA'..?
Orangnya ada kok dibilang tiada?
اِقْرَاْ كِتٰبَك َ ۗ ڪَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا ۗ
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghisab atas dirimu."
(Al Qur'an : Surah Al-Isra' : ayat 14)
Cobalah cek secara logika akal, tanpa dalil.
Sekarang kita "hisab" (hitung) kitab diri kita, bacalah / sebutkan yang mana saja punya Allah dan yang mana saja punya kita...?
Baca dari ujung rambut sampai ujung kaki itu milik siapa..?
Tak ada satupun milik kita.
Ternyata semua milik Allah 100%.
Jika anda mengaku ini tanganku, ini mataku, ini bacotku.
Emang kapan Anda pernah membikinnya?
Sejak kapan Anda pernah menciptakannya?
Itu berarti tangan, kaki, mata, mulut dll itu milik Allah. Ternyata kita adalah "FAKIR" alias tak punya apa-apa dan tak memiliki apa-apa. FANA' (tiada),
Tiada daya dan upaya kecuali daya upaya Allah.
BAGAIMANA PRAKTIKNYA... ?
Sekarang Anda sudah tau rahasia hakekat Fana'.
Saatnya praktikkan ilmu ini dalam setiap ibadah dan kehidupan sehari-hari. Tumbuhkan kesadaran ruhani, jangan lagi beranggapan Atheis bahwa hidup itu karena jasmani.
Saatnya menghilangkan pengakuan yang syirik.
Bertafakkurlah sebentar sesudah wiridan sholat, saksikan (syahadah) melalui rasa / kesadaran ruhani bahwa dalam setiap hembusan nafas, detak jantung, gerak & diam anda saat ini adalah ruh bukan jasad. Ruh adalah kenyataan diri Anda yang sebenarnya.
Diri anda adalah kenyataan dari Sifat Allah yang bernama Muhammad. Hakekatnya Anda adalah Muhammad yang wujud sebagai Insan Kamil.
Rasakan saat niat berdiri sholat, berdirilah dengan benar bahwa yang berdiri itu Sifat Allah (Muhammad), bukan kita. Karena sholat itu adalah Sholawat, ibadahnya Muhammad, zikir nya Muhammad.
Gerakan-gerakan Sholat itupun dari rekam huruf AHMAD (berdiri = Alif, ruku' = kha, sujud = mim, duduk = dal). Rasakan kehadiran Allah supaya Anda merasakan sensasi nikmatnya "sholat di Hadratullah".
Praktikkan juga di luar ibadah sholat, agar tetap dalam satu pandangan (syuhudiah), satu wujud (Muhammad Wujudullah), satu rasa (rasa hadir Allah), satu rahasia (lenyap dalam heningnya keesaan Allah).
Jika Anda sudah faham praktik di maqam Fana' ini, jangan berlama-lama di maqam itu, kami sarankan belajarlah ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu maqam Baqa'. Belajarlah melalui bimbingan guru Mursyid.

SEMUA YANG ADA DI BUMI ITU FANA' (TIADA).
Yang tetap kekal adalah Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Al Qur'an : Surah Ar-Rahman : ayat 26-28)

( Sumber dari Grup Ilmu Tasawuf - Hakikat )


Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan