"BERSANDARLAH PADA ALLAH JANGAN PADA AMAL...”
"Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada Rahmat ALLAH) di sisi alam yang fana..."
Ar-raja adalah istilah khusus dalam terminologi agama,,yang bermakna pengharapan kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala...
Pasal Al-Hikam yang pertama ini bukan ditujukan ketika seseorang berbuat salah,,gagal atau melakukan dosa...
Karena ar-raja lebih menyifati orang-orang yang mengharapkan kedekatan dengan ALLAH,,untuk taqarrub...
Kalimat "wujuudi zalal" artinya segala wujud yang akan hancur,,alam fana...
Menunjukkan seseorang yang hidup di dunia dan masih terikat oleh alam hawa nafsu dan alam syahwat. Itu semua adalah wujud al-zalal,,wujud yang akan musnah...
Seorang mukmin yang kuat Tauhidnya,,sekalipun masih hidup di dunia dan terikat pada semua wujud yang fana,,namun harapannya semata kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala...
Jika kita berharap akan Rahmat-Nya,,maka kita tidak akan menggantungkan harapan kepada amal-amal kita,,baik itu besar atau pun kecil...
Dan hal yang paling mahal dalam suluk adalah hati,,yaitu apa yang dicarinya dalam hidup...
Dunia ini akan menguji sejauh mana kualitas raja (harap) kita kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala...
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam Bersabda:
“Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya...” Ditanyakan,,“Sekalipun engkau wahai Rasulullah?”
Beliau Bersabda,,“Sekalipun saya,,hanya saja ALLAH telah memberikan Rahmat kepadaku...”
(HR.Bukhari dan Muslim)
Orang yang melakukan amal ibadah itu pasti punya pengharapan kepada ALLAH,,meminta kepada ALLAH supaya hasil pengharapannya,,akan tetapi jangan sampai orang beramal itu bergantung pada amalnya,,karena hakikatnya yang menggerakkan amal ibadah itu ALLAH,,sehingga apabila terjadi kesalahan seperti terlanjur melakukan maksiat atau meninggalkan ibadah rutinnya,,ia merasa putus asa dan berkurang pengharapannya kepada ALLAH...
sehingga apabila berkurang pengharapan kepada Rahmat ALLAH,,maka amalnyapuan akan berkurang dan akhirnya berhenti beramal...
seharusnya dalam beramal itu semua dikehendaki dan dijalankan oleh ALLAH...
sedangkan diri kita hanya sebagai media berlakunya Qodrat ALLAH...
Kalimat: Laa ilaha illallah,,Tidak ada Tuhan selain ALLAH,,berarti tidak ada tempat bersandar,,berlindung,,berharap kecuali ALLAH,,tidak ada yang Menghidupkan dan Mematikan,,tidak ada yang memberi dan menolak melainkan ALLAH...
Pada dasarnya syari’at menyuruh kita berusaha dan beramal...
Sedang hakikat syari’at melarang kita menyandarkan diri pada amal dan usaha itu,,supaya tetap bersandar pada Karunia dan Rahmat ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala...
Apabila kita dilarang menyekutukan ALLAH dengan berhala,,batu,,kayu,,pohon,,kuburan,,binatang,,manusia dan apa pun itu,,maka janganlah menyekutukan ALLAH dengan kekuatan diri sendiri,,seakan-akan merasa sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan ALLAH,,tanpa Rahmat,,Taufik,,hidayah dan Karunia ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala...!!!
( Sumber dari MENGGAPAI RIDHO ILAHI )
0 comments:
Catat Ulasan