- MATA ZAHIR DAN MATA BATHIN

 



- MATA ZAHIR DAN MATA BATHIN -

Allah SWT meng anugerah kan dua mata kepada Manusia dalam melihat sesuatu.
Dua alat penglihatan, yaitu البصر (mata lahir) dan البصيرة (mata bathin).
1 Mata zahir yaitu kedua mata yang nampak sebagai panca indera yaitu yang dapat digunakan untuk melihat sesuatu yang bersifat inderawi (الحسية), yang hanya dapat melihat sesuatu benda yang tampak di dunia ini.
Contoh melihat dengan mata zahir misalnya: saya melihat gunung, rumah, laut dan benda lain sebagainya.
2 Sedangkan mata yang kedua yaitu mata bathin. Mata bathin yaitu sesuatu alat penglihatan yang tidak nampak yang berada di dalam bathin seseorang yang dapat digunakan untuk melihat sesuatu yang bersifat abstrak ( المعنوية).
( رايت الجبل، رابت البيت، رايت البحر وغير ذلك).
Tetapi ketika manusia melihat sesuatu yang bersifat maknawi, ia menggunakan bashiroh, tidak lagi menggunakan al’ain.
Mata Bathin ( Ainul bashiroh ) sebenarnya ada pada setiap manusia , namun Mata Bathin setiap manusia itu ada yang berfungsi dan ada juga yang tidak berfungsi.
Namun pada keterangan ini saya akan terpokus mengupas tentang masalah Mata Bathin. Sebab mata bathin inilah yang masih misteri bagi seorang.
Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam, pasal 45, menjelaskan:
شُعَاعُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ قـُرْبَهُ مِنْكَ وَعَيْنُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ عَدَمكَ لِوُجُودهِ وَحَق ُّ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ وُجُودَهُ لاَ عدَمكَ وَلاَ وُجُودَكَ
Cahaya mata hati itu dapat memperlihatkan dekatnya Allah kepadamu. Dan matahati itu sendiri dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud [adanya] Allah dan hakikat matahati itulah yang menunjukkan kepadamu, hanya adanya Allah, bukan ketiadaanmu dan bukan pula keberadaanmu.
Penjelasan (Syarah) adalah sebagai berikut :
Para penempuh jalan kepada Allah (Salik) dalam perjalanan ruhaninya menuju Allah akan menapaki 3 tingkatan Nur (mata hati) dari Allah, yaitu:
Pertama,
Syu'aa 'ul-bashirah, ( yaitu cahaya akal )
Kedua,
Ainul-bashirah, ( yaitu cahaya ilmu )
Ketiga,
Haqqul-bashirah, ( yaitu cahaya Ilahi )
Dan semua nur tersebut akan memancarkan macam-macam kemuliaan (karomah) dan faidah yang sangat berguna bagi sebagian itu.
- Seseorang yang selalu menggunakan Cahaya Akalnya (Syu'aaul Bashirah), maka akan terus merasakan adanya eksistensi dirinya dan kedekatan kepada Allah.
- Dan orang-orang yang menggunakan Cahaya Ilmu ('Ainul Bashirah)nya maka akan merasakan eksistensi dirinya sudah tidak ada, dan dalam pandangan nya yang ada hanya Allah saja yang wujud.
- Sedangkan seseorang yang sudah mencapai tingkatan Cahaya Ilahi (Haqqul Bashirah), sesungguhnya ia hanya melihat kepada Allah dan tidak melihat apapun di samping-Nya. Bukannya mereka tidak melihat adanya alam sekitarnya, akan tetapi karena alam sekitarnya itu hakikatnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu tunduk dan butuh kepada Allah, maka adanya alam ini tidak menarik perhatian mereka yang sudah level Haqqul Bashirah, karena itu mereka menganggap alam semesta dan kekayaan di dalamnya bagaikan tidak ada.
Mereka sudah mengetahui bahwa yang wujud sebenar benarnya / wujud haqiqi itu hanya Allah , sedangkan wujud yang lain selain Allah itu disebut juga dengan wujud mazasi.
Di antara Ulama Mursyid Ahli Thoriqat berkata:
“Seorang hamba tidak akan mencapai hakikatnya tawadhu’ kecuali setelah hatinya bersinar dengan cahaya penyaksian dan melihat Allah (nur syahadah). dan ketika hati sudah bersinar dan menyaksikan Allah maka nafsunya akan hancur lebur, sehingga ia akan konsisten (istiqamah) dalam menetapi Kebenaran Haqiqi dan berakhlak dengan akhlak yang baik dan mulia (Akhlakul Karimah).
Jadi sebenarnya Anugerah yang terindah dari Allah kepada seorang hamba-Nya yaitu takkala Menyaksikan keindahan Nur Allah (Musyahadah).
Syeikh Ibnu ‘Athoillah As Sakandary juga membagi tentang penglihatan mata bathin (البصيرة) menjadi 5 bahagian , yaitu:
Pertama:
البصيرة للعمياء وهي للكافرين
Mata batin orang-orang buta, yaitu orang-orang kafir. Orang-orang kafir selamanya tidak akan dapat melihat kebenaran.
لأن قلوبهم قد كُفرت
“Karena sesungguhnya hati mereka benar-benar telah tertutup”.
Kedua:
البصيرة للمحجوبين وهي للعوام المسلمين
Mata batin orang-orang yang terhijab (tertutup hatinya dari cahaya Allah), karena banyak melakukan dosa dan maksiat. Mata batin ini bagi orang-orang awam atau kebanyakan.Yaitu ibarat seperti seekor kelelawar yang tidak melihat sinar matahari. Bukan ia tidak bisa melihat sinar matahari, akan tetapi ia tidak melihat sinar matahari karena tertutup oleh penglihatannya sendiri.
Ketiga:
نور البصيرة لأهل العلم والبرهان
Mata batin bagi orang-orang yang memiliki ilmu dan dalil. Dengan ilmunya ia meyakini adanya Allah, alam kubur, surga neraka dll. Meskipun ia baru mendengar, ia sudah yakin tentang adanya Hakekat. Alat untuk mengetahui tentang hakekat itu disebut cahaya mata batin (نور البصيرة), sedangkan ilmu keyakinan yang ia rasakan di dalam hatinya adalah نور اليقين (cahaya keyakinan) atau علم اليقين (ilmu keyakinan), mata batinnya tersinari oleh cahaya Allah, sehingga tersingkaplah hijab yang menutupi mata batinnya.
Keempat:
عين البصيرة وهي للمكاشفين
Mata batin yang telah benar-benar melihat hakekat, yaitu hatinya orang-orang yang telah mukasyafah. Hatinya telah mampu melihat alam malakut, meskipun raganya berada di alamul mulki (عَالم الملك) atau alam dunia, tetapi mata batinnya mampu menembus alam malaikat.
Kelima:
حق البصيرة وهي لأهل الفناء
Mata batin yang telah benar-benar melihat Al-Haqq, dan mampu berada di alam Jabarut, dan telah mampu berkomunikasi dengan Allah. Mata batin yang terakhir ini merupakan tingkatan tertinggi yang hanya dimiliki orang-orang ahli fana’ yaitu orang-orang yang sudah tidak sadar terhadap eksistensi dirinya dan alam sekitarnya, yang ia rasakan adalah rasa cinta dan rindu karena telah bertemu dengan Al-Haqq. Ia telah merasakan kebahagiaan sejati, karena mata batinnya telah mampu berada (التمكن) di alam Hakekat. Ia telah merasakan apa yang disebut dengan
حق اليقين
“Yakin senyata-nyatanya”.
Demikian penjelasan tentang tingkatan penglihatan mata Zahir dan mata bathin seseorang dalam memandang sesuatu yang nyata dan yang abstrak.

( Sumber dari Haris Haris / THORIQAT NAQSYABANDIYAH )



Share on Google Plus

About roslanTv Tarekat

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

0 comments:

Catat Ulasan