TAUHID DAN MAKRIFAT. Sambungan dari 4 serangkai ERTI TAUHID.
Tauhid boleh diertikan sebagai suatu keyakinan yang mutlak terhadap Allah s.w.t. tanpa disekutukan dengan yang lain. Bila kita tauhid dengan Allah s.w.t. berarti kita benar-benar bergantung kepada-Nya, tanpa sedikit pun ragu, syakwasangka dan was-was terhadapNya.
Tauhid kita kepada Allah adalah meliputi :
– Zat Allah
– Sifat Allah
– Asma Allah
– Apa’al Allah .
– Zat Allah
– Sifat Allah
– Asma Allah
– Apa’al Allah .
Firman Allah di dalam Al-Quran
Surah : Al-Fatihah ayat 3-4
Artinya :
"Engkaulah Tuhan yang memiliki hari kemudian. Kepada engkau kami menyembah dan kepada engkau kami minta pertolongan",
Artinya :
"Engkaulah Tuhan yang memiliki hari kemudian. Kepada engkau kami menyembah dan kepada engkau kami minta pertolongan",
1. Tauhid pada Zat Allah maknanya adalah kita bergantung mutlak bahwa Zat Allah saja yang memerintah di alam semesta ini, dan Dialah tuhan semesta alam dan tidak pula kita menyekutukanNya dengan yang lain, seperti firman Allah s.w.t di atas.
2. Tauhid pada Sifat Allah berarti kita bergantung sepenuhnya kepada Allah dan kita tidak berhak atas sesuatu apapun kecuali dengan izinNya.
Sebagaimana dalam ayat ini :
Ertinya :
Tidak hidup aku, hanya Allah yang hidup, tidak mengetahui aku hanya Allah saja yang mengetahui, tidak mendengar aku hanya Allah yang mendengar, tidak melihat aku hanya Allah yang melihat, tidak berkuasa aku hanya Allah yang berkuasa, tidak berkehendak aku hanya Allah yang berkehendak Tidak berkata-kata aku hanya Allah saja yang berkata-kata. Dialah sebenar-benarnya bagi segala-galanya.
Ertinya :
Tidak hidup aku, hanya Allah yang hidup, tidak mengetahui aku hanya Allah saja yang mengetahui, tidak mendengar aku hanya Allah yang mendengar, tidak melihat aku hanya Allah yang melihat, tidak berkuasa aku hanya Allah yang berkuasa, tidak berkehendak aku hanya Allah yang berkehendak Tidak berkata-kata aku hanya Allah saja yang berkata-kata. Dialah sebenar-benarnya bagi segala-galanya.
Caranya adalah dengan kita menafikan diri zahir kita dan mengisbabkan kepada Allah s.w.t saja.
1. Tauhid pada Asma Allah berarti kita memandang bahwa setiap yang ada dan yang wujud itu adalah membawa nama Allah.
Seperti firmanNya didalam Al-Quran
Surah : Al-Baqarah ayat 115
Artinya :
Di mana saja kamu menghadap di situlah kamu lihat wajah Allah
Firman Allah di dalam al-Quran lagi
Artinya :
Dialah pencipta yang mengadakan bentuk rupa dan mempunyai nama yang paling banyak.
1. Tauhid pada Apa’al yaitu kelakuan Allah s.w.t. dimana kita menafikan kelakuan diri zahir kita kemudian mengisbabkan kepada diri batin kita yaitu kelakuan Zat Allah s.w.t semata-mata.
Dengan dalil :
Artinya :
Saksikan yang banyak pada yang satu
Dan
Artinya :
Saksikan yang satu pada yang banyak .
– Adapun makna kita saksikan yang banyak kepada yang satu adalah dengan kita melihat dan menyakini bahwa semua perbuatan dan perlakuan diatas alam semesta ini adalah datang dari pada yang satu yaitu perbuatan Zat Allah taala semata-mata.
– Dan adapun makna kita saksikan yang satu pada yang banyak adalah dengan kita melihat dan meyakini bahwasanya perlakuan Zat Alllah lah yang menghasilkan atau menimbulkan perlakuan serba beraneka ragam diatas alam dunia ini.
2. Tauhid yang benar menghancurkan keegoan keakuan dirimu, maka lahirlah ibadah yang benar yang membuahkan adab-adab orang-orang yang faqir.
3. Ibadah yang tiada mendahului menghancurkan kesombongan keakuan diri, ia akan membawa dirimu semakin subur rasa kemuliaan diri, memandang hina akan orang lain dan dirimu semakin jauh dengan Allah.
4. Menghancurkan pohon keakuan diri adalah kewajiban kerana ia membawa dirimu bertemankan iblis. Ia akan menyuburkan pohon keakuan diri dengan buah sifat ujub, riak, takabbur, dengki, tamak dan segala sifat-sifat tercela.
5. Selagi ada pohon keakuan, maka selagi itulah iblis mendatangimu dan menyuburkan nafsu-nafsu yang jahat pada dirimu.
”Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.“
(Imam Syafi’i)
" Jangan sampai terlihat adanya diri "
" Leburlah aku nyatalah wajahmu "
( KARAM DIRI DI SAMUDRA MA'RIFAT )
Artinya :
Dialah pencipta yang mengadakan bentuk rupa dan mempunyai nama yang paling banyak.
1. Tauhid pada Apa’al yaitu kelakuan Allah s.w.t. dimana kita menafikan kelakuan diri zahir kita kemudian mengisbabkan kepada diri batin kita yaitu kelakuan Zat Allah s.w.t semata-mata.
Dengan dalil :
Artinya :
Saksikan yang banyak pada yang satu
Dan
Artinya :
Saksikan yang satu pada yang banyak .
– Adapun makna kita saksikan yang banyak kepada yang satu adalah dengan kita melihat dan menyakini bahwa semua perbuatan dan perlakuan diatas alam semesta ini adalah datang dari pada yang satu yaitu perbuatan Zat Allah taala semata-mata.
– Dan adapun makna kita saksikan yang satu pada yang banyak adalah dengan kita melihat dan meyakini bahwasanya perlakuan Zat Alllah lah yang menghasilkan atau menimbulkan perlakuan serba beraneka ragam diatas alam dunia ini.
PERBENDAHARAAN MAKRIFAT
1. Kesempurnaan Tauhid adalah apabila engkau menyedari, merasai dan memandang bahawa dirimu adalah faqir di sisiNya. Selagi diri merasai pemilikan walau sehelai bulu romamu, maka engkau belum benar bertauhid.2. Tauhid yang benar menghancurkan keegoan keakuan dirimu, maka lahirlah ibadah yang benar yang membuahkan adab-adab orang-orang yang faqir.
3. Ibadah yang tiada mendahului menghancurkan kesombongan keakuan diri, ia akan membawa dirimu semakin subur rasa kemuliaan diri, memandang hina akan orang lain dan dirimu semakin jauh dengan Allah.
4. Menghancurkan pohon keakuan diri adalah kewajiban kerana ia membawa dirimu bertemankan iblis. Ia akan menyuburkan pohon keakuan diri dengan buah sifat ujub, riak, takabbur, dengki, tamak dan segala sifat-sifat tercela.
5. Selagi ada pohon keakuan, maka selagi itulah iblis mendatangimu dan menyuburkan nafsu-nafsu yang jahat pada dirimu.
”Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.“
(Imam Syafi’i)
" Jangan sampai terlihat adanya diri "
" Leburlah aku nyatalah wajahmu "
( KARAM DIRI DI SAMUDRA MA'RIFAT )
0 comments:
Catat Ulasan