Pendapat Imam Malik mengenai Tasawuf !
Imam Malik merupakan bagian dari ulama besar di antara empat pendiri mazhab terkenal yang masih banyak diamalkan sampai saat ini, beliau hidup di masa tabiin hingga banyak meriwayatkan hadist dari para sahabat nabi.
.
Ketekunannya dalam mempelajari agama membawanya pada kemuliaan ilmu, imam malik tidak hanya mempelajari satu bidang ilmu saja tetapi beliau memadukan berbagai ilmu termasuk ilmu tasawuf ke tengah-tengah pemahamannya, sehingga melalui pandangannya yang begitu populer, telah banyak hati dan pikiran umat yang tersentuh untuk tidak memisah-misahkan ilmu agama.
.
Pendapat iman Malik adalah ketika orang bertasawuf namun tidak mempunyai pengetahuan tentang fiqih maka ia akan menjadi orang yang zindiq. Ia akan seenaknya meninggalkan sholat karena tidak faham akan pentingnya syariat agama dan merasa sudah dekat dengan Allah. Begitupula orang yang berfiqih namun tidak bertasawuf, dia akan menjadi orang yang memudah-mudahkan dalam menjalankan syariat agama sehingga ia akan menjadi fasik, shalat asal-asalan yang penting sah tanpa menghadirkan Allah didalam hati, sehingga lupa esensi dari shalat itu harus sampai pada ketersambungan hati kepada Allah.
.
Sempurnakanlah amalan agama dengan menggabungkan keduanya untuk berjalan beriringan agar tidak berkurang nilai ibadah di sisi Allah. Semoga kita termasuk hamba yang dimampukan. Aminn ya rabbal alamin
(Syekh Muhammad Fathurahman, M. Ag, Risalah Muhimmah, hal. 20)
.
Ketekunannya dalam mempelajari agama membawanya pada kemuliaan ilmu, imam malik tidak hanya mempelajari satu bidang ilmu saja tetapi beliau memadukan berbagai ilmu termasuk ilmu tasawuf ke tengah-tengah pemahamannya, sehingga melalui pandangannya yang begitu populer, telah banyak hati dan pikiran umat yang tersentuh untuk tidak memisah-misahkan ilmu agama.
.
Pendapat iman Malik adalah ketika orang bertasawuf namun tidak mempunyai pengetahuan tentang fiqih maka ia akan menjadi orang yang zindiq. Ia akan seenaknya meninggalkan sholat karena tidak faham akan pentingnya syariat agama dan merasa sudah dekat dengan Allah. Begitupula orang yang berfiqih namun tidak bertasawuf, dia akan menjadi orang yang memudah-mudahkan dalam menjalankan syariat agama sehingga ia akan menjadi fasik, shalat asal-asalan yang penting sah tanpa menghadirkan Allah didalam hati, sehingga lupa esensi dari shalat itu harus sampai pada ketersambungan hati kepada Allah.
.
Sempurnakanlah amalan agama dengan menggabungkan keduanya untuk berjalan beriringan agar tidak berkurang nilai ibadah di sisi Allah. Semoga kita termasuk hamba yang dimampukan. Aminn ya rabbal alamin
(Syekh Muhammad Fathurahman, M. Ag, Risalah Muhimmah, hal. 20)
Tarekat Idrisiyyah
0 comments:
Catat Ulasan