Ketahuilah Anda bahwa sumber ilmu tasawwuf itu ada tiga macam yakni :
طصوف عند الأخلاق
طصوف عند الفقاه
طصوف عند الأهل المعرفة
طصوف عند الفقاه
طصوف عند الأهل المعرفة
TASAWWUF 'INDAL AKHLAQ WAL ADAB.
TASAWWUF 'INDAL FUQAHA.
TASAWWUF 'INDAL AHLIL MA'RIFAT.
TASAWWUF 'INDAL FUQAHA.
TASAWWUF 'INDAL AHLIL MA'RIFAT.
Ketiga ini sangat perlu Anda ketahui...
-Tasawwuf 'indal akhlaq wal adab itu bisa kita terapkan sendiri, mungkin untuk-anak kita terutama makan dengan tangan kanan, masuk kamar mandi didahulukan kaki sebelah kiri, mau keluar kamar mandi tentunya dengan kaki sebelah kanan.
Sebab - Tashawuf itu berakhlaq dan beradab. Karena sumbernya ilmu ini adalah :
" MIN AKHLAQI WAL ADAB "
Dari prilaku dan tata kerama ●
-Tasawwuf 'indal akhlaq wal adab itu bisa kita terapkan sendiri, mungkin untuk-anak kita terutama makan dengan tangan kanan, masuk kamar mandi didahulukan kaki sebelah kiri, mau keluar kamar mandi tentunya dengan kaki sebelah kanan.
Sebab - Tashawuf itu berakhlaq dan beradab. Karena sumbernya ilmu ini adalah :
" MIN AKHLAQI WAL ADAB "
Dari prilaku dan tata kerama ●
- Yang kedua :
Tasawwuf indal Fuqaha...
Adalah bagaimana ilmu fiqih ini tidak berhenti hanya fiqih saja. Contoh :
" Orang kalau sudah berwudhu' hendak shalat, sesudah dipake shalat wudhu'nya kemana ?
Selesaikan ???
Nah.... kalau orang tasawwuf tak begitu....
Tetapi tashawuf dituntut, sejauh mana ia membawa wudhu'nya itu terlepas dari kewajiban di dalam shalat, hanya terikat dengan syarat- syarat dan hukum hukum syari'at...
Anda itu dituntut oleh ulama tashawuf supaya wudhu' Anda itu dapat mewudhu' kan batin Anda atau tidak dan seterusnya....
Disinilah hebatnya ilmu tashawuf...... ●
Tasawwuf indal Fuqaha...
Adalah bagaimana ilmu fiqih ini tidak berhenti hanya fiqih saja. Contoh :
" Orang kalau sudah berwudhu' hendak shalat, sesudah dipake shalat wudhu'nya kemana ?
Selesaikan ???
Nah.... kalau orang tasawwuf tak begitu....
Tetapi tashawuf dituntut, sejauh mana ia membawa wudhu'nya itu terlepas dari kewajiban di dalam shalat, hanya terikat dengan syarat- syarat dan hukum hukum syari'at...
Anda itu dituntut oleh ulama tashawuf supaya wudhu' Anda itu dapat mewudhu' kan batin Anda atau tidak dan seterusnya....
Disinilah hebatnya ilmu tashawuf...... ●
Tashawuf dan ahli ma'rifat.
Nah saudaraku sekalian.....
Nah saudaraku sekalian.....
Disnii banyak orang terjebak dalam dunia tashawuf, dalam ilmu ma'rifat mereka yang perbendarahannya belum mumpuni, belum mencukupi seringkali terjebak..
Akhirnya memunculkan analisis-analisis, seolah-olah tashawuf berbaur Budha tashawuf.
Karena apa ???
Karena mereka itu belum memahami dan mengetahuinya..
Ilmu ma'rifatnya saja mereka tidak ngerti, apa sebetulnya ma'rifat itu. Dari kekosongan itu, mereka belajar menganalisis tashawuf.
" Orang- orang yang sudah ahli ma'rifat , tinggi sekali dengan bahasanya yang luar biasa
Orang dalam tashawuf Fuqaha saja, mereka sudah tak bisa memahami. Contoh :
" Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al- Ghazali menjawab dunia falsafah, menjawab dunia tauhid aliran Kalam pada waktu berkembang macam-macam faham."
Dijawab dengan tashawuf Fuqaha yaitu :
" Dengan munculnya Ihya' Umuluddin."
Mengapa dalam kitab Ihya' Umuluddin, banyak hadits- hadist maudhu' disamping dha'if.
Karena apa ???
Karena pendapatnya ahli falsafah dijawab oleh Imam al- Ghazali dengan hadits yang maudhu' saja, masih lebih baik hadits maudhu' daripada pendapat-pendapat kaum falasifah.
Masih tepat karena apa ????
Karena, walaupun maudhu', tapi yang menggunakannya adalah orang-orang yang mengerti ma'rifat kepada Allah.
Makanya disini digunakan oleh Imam Abu Muhammad bin Muhammad al- Ghazali ●
Akhirnya memunculkan analisis-analisis, seolah-olah tashawuf berbaur Budha tashawuf.
Karena apa ???
Karena mereka itu belum memahami dan mengetahuinya..
Ilmu ma'rifatnya saja mereka tidak ngerti, apa sebetulnya ma'rifat itu. Dari kekosongan itu, mereka belajar menganalisis tashawuf.
" Orang- orang yang sudah ahli ma'rifat , tinggi sekali dengan bahasanya yang luar biasa
Orang dalam tashawuf Fuqaha saja, mereka sudah tak bisa memahami. Contoh :
" Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al- Ghazali menjawab dunia falsafah, menjawab dunia tauhid aliran Kalam pada waktu berkembang macam-macam faham."
Dijawab dengan tashawuf Fuqaha yaitu :
" Dengan munculnya Ihya' Umuluddin."
Mengapa dalam kitab Ihya' Umuluddin, banyak hadits- hadist maudhu' disamping dha'if.
Karena apa ???
Karena pendapatnya ahli falsafah dijawab oleh Imam al- Ghazali dengan hadits yang maudhu' saja, masih lebih baik hadits maudhu' daripada pendapat-pendapat kaum falasifah.
Masih tepat karena apa ????
Karena, walaupun maudhu', tapi yang menggunakannya adalah orang-orang yang mengerti ma'rifat kepada Allah.
Makanya disini digunakan oleh Imam Abu Muhammad bin Muhammad al- Ghazali ●
SHALAT YANG SESUAI AJARAN TASAWWUF
Saudara- saudariku sekalian.....
Menurut ilmu tashawuf, jika orang itu shalat , walau dengan syarat rukunnya, tapi dia makan barang haram, dan melakukan semua perbuatan yang tercela seperti sombong, zina, membunuh, membicarakan kejelekan orang, mengadu domba, melakukan riba, minum khamar, atau dosa-dosa lainnya, maka shalatnya itu " Tidak sah "
Dalam artian : Tidak menerima pahala atau makin shalat, makin menjadi-jadi dosanya ●
Menurut ilmu tashawuf, jika orang itu shalat , walau dengan syarat rukunnya, tapi dia makan barang haram, dan melakukan semua perbuatan yang tercela seperti sombong, zina, membunuh, membicarakan kejelekan orang, mengadu domba, melakukan riba, minum khamar, atau dosa-dosa lainnya, maka shalatnya itu " Tidak sah "
Dalam artian : Tidak menerima pahala atau makin shalat, makin menjadi-jadi dosanya ●
SHALAT DALAM PANDANGAN AHLI SUFI
- TAKBIRATUL IHRAM -
Maksudnya ialah :
" Berpisah dari alam Mulki dan Fana' lah hamba ketika ia mengucapkan " ALLAAHU AKBAR "
Hanya sifat yang menyembah saja yang tinggal sebagai penzahiran. Wujud Allah yang ia sembah...
Dia bergerak dengan gerak Allah...
Dia berkata, mengucap dengan kata kata ucapan Allah...
Tunduknya ia dalam rahasia " NUKHTAH bagi ALIF "
Berarti " TIDAK ADA "
Seperti kata Abu Yazid Busthami :
" Berpisah dari alam Mulki dan Fana' lah hamba ketika ia mengucapkan " ALLAAHU AKBAR "
Hanya sifat yang menyembah saja yang tinggal sebagai penzahiran. Wujud Allah yang ia sembah...
Dia bergerak dengan gerak Allah...
Dia berkata, mengucap dengan kata kata ucapan Allah...
Tunduknya ia dalam rahasia " NUKHTAH bagi ALIF "
Berarti " TIDAK ADA "
Seperti kata Abu Yazid Busthami :
ارفت رب برب
- ARIFTU RABBI BI RABBI -
Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku..... ●
Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku..... ●
MEMBACA AL- FATIHAH
Ketika membaca Fatihah, terbukalah pintu alam Malakut bagi sang penyembah.
Dia menyaksikan kalimat Allah melalui penyingkapan (Syuhud) akan Kalam Allah :
" MAALIKI YAUMID DIIN "
Di dalam Malikillah (Kebesaran Allah).
Dari tunduknya " Tidak ada " dia menjadi setitik dari Nur-Nya yakni Nur Muhammad...
Dan dengan Nur inilah lalu dia menyembah dan mengenall dirinya yang disebut ;
" MAN 'ARAFA NAFSAHU " sebagai Ruh-Nya yang pernah di himpunkan di alam Lahut sewaktu Adam baru sempurna kejadiannya yaitu ketika Jibril menepuk tulang sulbinya Adam. Maka keluarlah seluruh ruh anak cucu Adam dari tulang sulbinya itu ●
Adapun Ruh-Nya itu, pada hakikatnta adalah satu jua yaitu dari Rahasi Ilahiah.
" MAALIKI YAUMID DIIN "
Di dalam Malikillah (Kebesaran Allah).
Dari tunduknya " Tidak ada " dia menjadi setitik dari Nur-Nya yakni Nur Muhammad...
Dan dengan Nur inilah lalu dia menyembah dan mengenall dirinya yang disebut ;
" MAN 'ARAFA NAFSAHU " sebagai Ruh-Nya yang pernah di himpunkan di alam Lahut sewaktu Adam baru sempurna kejadiannya yaitu ketika Jibril menepuk tulang sulbinya Adam. Maka keluarlah seluruh ruh anak cucu Adam dari tulang sulbinya itu ●
Adapun Ruh-Nya itu, pada hakikatnta adalah satu jua yaitu dari Rahasi Ilahiah.
Ruh anak cucu Adam itu hanyalah suatu gambaran yang menumpang pada lahiriah pada jasmani yang merupakan bayangan dari Ruh-Nya.
Tanpa adanya Nur Muhammad itu, maka yang bersangkutan tuk menyembah, mustahil dapat berhadapan Sang Maha di Sembah .
Dengan adanya perwujudan Nur Muhammad inilah maka si penyembah itu " ....."
" Kepada Engkau- lah kami menyembah...
Dan kepada Engkau- lah kami meminta pertolongan..
Tunjukkan kami kejalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau-berikan kenikmatan. Bukan jalan mereka yang Engkau- murkai. Dan bukan pula jalan yang sesat."
Tanpa adanya Nur Muhammad itu, maka yang bersangkutan tuk menyembah, mustahil dapat berhadapan Sang Maha di Sembah .
Dengan adanya perwujudan Nur Muhammad inilah maka si penyembah itu " ....."
" Kepada Engkau- lah kami menyembah...
Dan kepada Engkau- lah kami meminta pertolongan..
Tunjukkan kami kejalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau-berikan kenikmatan. Bukan jalan mereka yang Engkau- murkai. Dan bukan pula jalan yang sesat."
Maka.. di amin kan akhir Fatihah itu oleh para malaikat dari setiap 7 lapis langit yaitu :
Alam Mulki.
Alam Malakut.
Alam Jabarut.
Alam Bahut.
Alam Lahut.
Alam Ahud.
Dan yang tertinggi adalah alam Al-Insani yang di sinilah kemuncaknya shalat itu.
Adapun maksud " Jalan yang lurus " ialah " Mi'raj " sebagaimana sabda Nabi saw :
" Shalat adalah mi'raj bagi mukmin "
Tujuan mi'raj itu adalah Penyatuan yaitu kembalinya yang menyembah kepada yang dia sembah ●
Alam Mulki.
Alam Malakut.
Alam Jabarut.
Alam Bahut.
Alam Lahut.
Alam Ahud.
Dan yang tertinggi adalah alam Al-Insani yang di sinilah kemuncaknya shalat itu.
Adapun maksud " Jalan yang lurus " ialah " Mi'raj " sebagaimana sabda Nabi saw :
" Shalat adalah mi'raj bagi mukmin "
Tujuan mi'raj itu adalah Penyatuan yaitu kembalinya yang menyembah kepada yang dia sembah ●
RUKUK
Tunduknya kepada huruf " Lam " yang terlahir daripada " Alif " yang menyembah menampakkan kepada yang disembah.
Alif adalah Kanzun Mahfiah yakni yang tersembunyi. Yang tersembunyi ingin dikenali, maka di lahirkanlah Lam sebagai tabirnya.
Nabi saw. bersabda :
" Dirikanlah shalat, seakan-akan engkau melihat Allah."
Nabi saw. bersabda :
" Dirikanlah shalat, seakan-akan engkau melihat Allah."
Para arif billah berkata bahwa siapa- siapa yang mengenal akan dirinya itu, maka rahasia-Nya akan menampakkan dan mengenalkan ke-Tuhanan-Nya. Yang menyembah di natijahkan seperti :
Angin, manakala ketika yang menyembah pada posisi berdiri tadi.
Natijahnya adalah Api... fana' dalam wujud .
Api itu sifatnya membakar yaitu melenyapkan keakuan, ke egoan dan kedirian...
Pada tahap berdiri ini, yang menyembah berada dalam suatu tarikan yang teramat kuat dari Nur Muhammad.
Justru itulah ia di natijahkan kepada Angin yang tunduk dan menderu.
Yang menyembah ditarik masuk kedalam alam Jabarut dan berpisah dari alam Malakut.
Justru itulah para arif billah mengatakan bahwa siapa- siapa yang yang mencari Tuhan diluar dirinya, dipastikam akan tersesat...
Pada tahap inilah si penyembah melepaskan qalbunya. Hanya tinggal padanya ialah Ruh-Nya yang hendak naik kelapisan yang lebih tinggi untuk bertemu Tuhan.
Alam Jabarut yang menghubungkan perbendarahaan wujud yakni batas larangan yang tak bisa ditembus kecuali hanya Nur Muhammad saja yang di antara maujud yakni yang menyembah.
Angin, manakala ketika yang menyembah pada posisi berdiri tadi.
Natijahnya adalah Api... fana' dalam wujud .
Api itu sifatnya membakar yaitu melenyapkan keakuan, ke egoan dan kedirian...
Pada tahap berdiri ini, yang menyembah berada dalam suatu tarikan yang teramat kuat dari Nur Muhammad.
Justru itulah ia di natijahkan kepada Angin yang tunduk dan menderu.
Yang menyembah ditarik masuk kedalam alam Jabarut dan berpisah dari alam Malakut.
Justru itulah para arif billah mengatakan bahwa siapa- siapa yang yang mencari Tuhan diluar dirinya, dipastikam akan tersesat...
Pada tahap inilah si penyembah melepaskan qalbunya. Hanya tinggal padanya ialah Ruh-Nya yang hendak naik kelapisan yang lebih tinggi untuk bertemu Tuhan.
Alam Jabarut yang menghubungkan perbendarahaan wujud yakni batas larangan yang tak bisa ditembus kecuali hanya Nur Muhammad saja yang di antara maujud yakni yang menyembah.
Yang menyembah mengenal dirinya di alam Jabarut, maka tersingkaplah kepadanya seluas-luas nya wujud Allah tanpa ada tabir penghalang.
Bahwa, yang menyembah telah bersatu dengan yang disembah sebagaimana adanya didalam misykat itu adalah " Nur- Nya.
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah adalah :
" Seperti satu lubang yang tidak bisa ditembuskan. Yang ada didalamnya itu satu pelita yang sangat besar. Dan pelita itu didalam kaca...
Kaca itu seakan seperti sebuah bintang yang bercahaya terang laksana mutiara. Yang dihidupkan atau di nyalakan dengan minyak dari pohon yang barakahnya yakni pohon zaitun yang tumbuh tidak sebelah timur (sesuatu). Dan tidal juga sebelah baratnya. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tak disentuh api.
Itulah disebut cahaya diatas cahaya yang berlapis- lapis . Lalu Allah membimbing Cahaya-Nya itu kepada siapa- siapa yang Dia- inginkan.
Semua itu, Allah yang membuat perumpamaan- perumpamaan itu untuk manusia.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu apapun itu.. maka bertasbihlah si penyembah :
" Maha Suci Allah yang Maha Agung dengan segala sifat kepujian-Nya."
Bahwa, yang menyembah telah bersatu dengan yang disembah sebagaimana adanya didalam misykat itu adalah " Nur- Nya.
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah adalah :
" Seperti satu lubang yang tidak bisa ditembuskan. Yang ada didalamnya itu satu pelita yang sangat besar. Dan pelita itu didalam kaca...
Kaca itu seakan seperti sebuah bintang yang bercahaya terang laksana mutiara. Yang dihidupkan atau di nyalakan dengan minyak dari pohon yang barakahnya yakni pohon zaitun yang tumbuh tidak sebelah timur (sesuatu). Dan tidal juga sebelah baratnya. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tak disentuh api.
Itulah disebut cahaya diatas cahaya yang berlapis- lapis . Lalu Allah membimbing Cahaya-Nya itu kepada siapa- siapa yang Dia- inginkan.
Semua itu, Allah yang membuat perumpamaan- perumpamaan itu untuk manusia.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu apapun itu.. maka bertasbihlah si penyembah :
" Maha Suci Allah yang Maha Agung dengan segala sifat kepujian-Nya."
Jika kita fahami ayat surah Nur ayat 35 ini saudara- saudariku.... maka mengertilah kita makna satu yang disembah yaitu Allah sebenar yang kita sembah. Bukan pemahaman makna bersatu dengan yang disembah, Tidak !!!
Tetapi satu yang disembah. Ini bukan mengambil pemahaman " Hulul " sebagaimana yang diyakini oleh Mansyur Al- Hallaj.
Yang lebih saya tekankan disini adakah :
" WAHDATUSY SYAHADAH yakni Kesaksian Penyatuan."
Tetapi satu yang disembah. Ini bukan mengambil pemahaman " Hulul " sebagaimana yang diyakini oleh Mansyur Al- Hallaj.
Yang lebih saya tekankan disini adakah :
" WAHDATUSY SYAHADAH yakni Kesaksian Penyatuan."
I'TIDAL
Si penyembah adalah yang dibangkitkan...
Si penyembah masuk kedalam pintu kematian.
Dan masuk didalamnya itu bukan mati benaran tapi matinya kesadaran seluruh prilaku lahiriah kecuali dalam kesadaran kekuasaan Allah.
Mati tapi sadar dan memiliki hidupnya Allah semata. Namun tidak seterusnya, si penyembah nanti akan disadarkan dari kematian sementara. Artinya
Si penyembah tak menyadari bahwa dia di lenyapkan oleh Nur Allah..
Ini juga disebut " Waqaf " yaitu sementara didalam shalat ●
Dan masuk didalamnya itu bukan mati benaran tapi matinya kesadaran seluruh prilaku lahiriah kecuali dalam kesadaran kekuasaan Allah.
Mati tapi sadar dan memiliki hidupnya Allah semata. Namun tidak seterusnya, si penyembah nanti akan disadarkan dari kematian sementara. Artinya
Si penyembah tak menyadari bahwa dia di lenyapkan oleh Nur Allah..
Ini juga disebut " Waqaf " yaitu sementara didalam shalat ●
SUJUD AWAL
Tunduknya kepada huruf Lam dan juga Mim.
Nabi saw. bersabda :
" Aku di lahirkan kedunia dalam keadaan sujud."
Nabi saw. bersabda :
" Aku di lahirkan kedunia dalam keadaan sujud."
Yang menyembah di natijahkan kepada Air.
Dan air adalah sumber kejadian alam Mulki.
Arsy Allah berada diatas Air, maka yang menyembah di natijahkan kepada Air. Karena :
Disinilah yang menyembah sampai di alam Bahut.
Dan alam Bahut adalah pembatasan terakhir segala penzahiran.
Ungkapan syaikh Akbar Ibnu Arabi bahwa :
" Syajaratul Kaun (pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut dengan Sidratul Muntaha.
Pada tahap ini, yang menyembah adalah Ruh-Nya yang didalam " Sir "
Sabda Nabi saw. Beliau menceritakan bahwa ketika ia di mi'rajkan, ia melihat wajah Allah :
" Aku tidak tahu dimana aku berada."
Pada tahap ini juga yang menyembah menyerap kepada yang di Sembah.
Yang Disembah itulah yang menyembah...
Yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana' fil sifat dan lebur dalam fana' fil dzat yaitu :
" Melihat Allah dengan Allah, maka yang menyembah diberi pengetahuan-Nya - ANA AL-HAQ (Aku-lah Yang Benar) ●
Dan air adalah sumber kejadian alam Mulki.
Arsy Allah berada diatas Air, maka yang menyembah di natijahkan kepada Air. Karena :
Disinilah yang menyembah sampai di alam Bahut.
Dan alam Bahut adalah pembatasan terakhir segala penzahiran.
Ungkapan syaikh Akbar Ibnu Arabi bahwa :
" Syajaratul Kaun (pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut dengan Sidratul Muntaha.
Pada tahap ini, yang menyembah adalah Ruh-Nya yang didalam " Sir "
Sabda Nabi saw. Beliau menceritakan bahwa ketika ia di mi'rajkan, ia melihat wajah Allah :
" Aku tidak tahu dimana aku berada."
Pada tahap ini juga yang menyembah menyerap kepada yang di Sembah.
Yang Disembah itulah yang menyembah...
Yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana' fil sifat dan lebur dalam fana' fil dzat yaitu :
" Melihat Allah dengan Allah, maka yang menyembah diberi pengetahuan-Nya - ANA AL-HAQ (Aku-lah Yang Benar) ●
Dari sisi tahap ini saudaraku sekalian....
Lihatlah kepada BISMILLAH, hanya BA dalam BISMILLAH saja yang tercantum dengan ALIF.
Nabi saw. bersabda :
" Seluruh isi kitab Al-Qur'an itu terkandung dalam Al-fatihah, dan seluruh Al-Fatihah itu terkandung dalam Bismillah. Dan Bismillah terkandung dalam Ba, dan rahasia Ba itu adalah Titik di bawahnya." Inilah yang dimaksud oleh Syaikh Ibnu Arabi Wujud kesatuan- Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah yang menyembah :
" Maha SuciTuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya."
Lihatlah kepada BISMILLAH, hanya BA dalam BISMILLAH saja yang tercantum dengan ALIF.
Nabi saw. bersabda :
" Seluruh isi kitab Al-Qur'an itu terkandung dalam Al-fatihah, dan seluruh Al-Fatihah itu terkandung dalam Bismillah. Dan Bismillah terkandung dalam Ba, dan rahasia Ba itu adalah Titik di bawahnya." Inilah yang dimaksud oleh Syaikh Ibnu Arabi Wujud kesatuan- Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah yang menyembah :
" Maha SuciTuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya."
DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD
Tunduk pada huruf " Ha besar " dan juga " Ha kecil " maksudnya setelah huruf Jim.
Yang menyembah (hamba) sudah dikaruniai " Baqa ".setelah ia fana' fil sifat dan fana fil dzat.
Dengan dikaruniai ke baqa'an, barulah yang menyembah bisa masuk perbendaharaan rahasia Ilahiah.
Jadi, pada sujud terakhir nanti, sebagaimana yang di istilahkan oleh para Arif billah melalui 3 tahapan yaitu :
" Ahadiah- Wahdah- dan Wahidiah "
-
Pada tahap ini, yang menyembah berada di alam Lahut - alam tidak ada yakni yang tidak ada satupun yang tercipta. Tiada awal dan tiada akhir.
Yang menyembah menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan. Dan di sinilah awal " Diri " yang kemudian di lahirkan sebagai Adam
Di kalangan sufi, ia juga di istilahkan " Negeri Adami ". Diri (Sang Penyembah), di nisbatkan kepada Air yakni " AIR MUTLAQ "
Inilah asal- usul manusia dari alam tidak ada (LAA)●
Yang menyembah (hamba) sudah dikaruniai " Baqa ".setelah ia fana' fil sifat dan fana fil dzat.
Dengan dikaruniai ke baqa'an, barulah yang menyembah bisa masuk perbendaharaan rahasia Ilahiah.
Jadi, pada sujud terakhir nanti, sebagaimana yang di istilahkan oleh para Arif billah melalui 3 tahapan yaitu :
" Ahadiah- Wahdah- dan Wahidiah "
-
Pada tahap ini, yang menyembah berada di alam Lahut - alam tidak ada yakni yang tidak ada satupun yang tercipta. Tiada awal dan tiada akhir.
Yang menyembah menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan. Dan di sinilah awal " Diri " yang kemudian di lahirkan sebagai Adam
Di kalangan sufi, ia juga di istilahkan " Negeri Adami ". Diri (Sang Penyembah), di nisbatkan kepada Air yakni " AIR MUTLAQ "
Inilah asal- usul manusia dari alam tidak ada (LAA)●
Pada tahap ini juga, yang menyembah adalah di dalam rahasia-Nya.
Ruh-Nya dalam ke ghaiban Nur Muhammad.
Dan hakikat Ruh-Nya adalah Nur Muhammad..
Disinilah ia bermunajah :
" Ilahii... ampunilah hamba, rahmatilah hamba, cukupilah hamba, angkatlah derajat hamba, berilah hamba rezaki, berilah hamba Hidayah, sehatkanlah hamba dan maafkanlah hamba."
Ruh-Nya dalam ke ghaiban Nur Muhammad.
Dan hakikat Ruh-Nya adalah Nur Muhammad..
Disinilah ia bermunajah :
" Ilahii... ampunilah hamba, rahmatilah hamba, cukupilah hamba, angkatlah derajat hamba, berilah hamba rezaki, berilah hamba Hidayah, sehatkanlah hamba dan maafkanlah hamba."
SUJUD AKHIR
Tunduknya pada rahasia huruf " Ha " yang tak kelihatan atau bunyi ujungnya " Hu " dan juga huruf " Mim "
Pada tahap ini, yang menyembah berada di alam Ahud pada nisbahnya air yang dibawah 'Arsy Ilahi.
Jadi, yang tinggal pada si penyembah adalah Rahasia Ilahiah.
Nah.... di dalam Rahasia-Nya itulah " ANA (Aku).
Para sufi berkata :
" Air di dalam gelas, tidak dapat dibedakan lagi.
Air itulah gelas, dan gelas itulah air.
Yang menyembah itulah yang Disembah dalam istana ma'rifat, bukan dalam gudang syari'at, bukan gudang thariqat dan bukan gudang hakikat. Ini hanya pada ma'rifar semata-mata.
Ingatlah !! Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ombak-ombak, hanya pada nama yang diberikan, padahal itu air yang beriak dan menggelora ●
Pada tahap ini, yang menyembah berada di alam Ahud pada nisbahnya air yang dibawah 'Arsy Ilahi.
Jadi, yang tinggal pada si penyembah adalah Rahasia Ilahiah.
Nah.... di dalam Rahasia-Nya itulah " ANA (Aku).
Para sufi berkata :
" Air di dalam gelas, tidak dapat dibedakan lagi.
Air itulah gelas, dan gelas itulah air.
Yang menyembah itulah yang Disembah dalam istana ma'rifat, bukan dalam gudang syari'at, bukan gudang thariqat dan bukan gudang hakikat. Ini hanya pada ma'rifar semata-mata.
Ingatlah !! Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ombak-ombak, hanya pada nama yang diberikan, padahal itu air yang beriak dan menggelora ●
Pada sujud akhir inilah yang menyembah memasuki wilayah Ilahiah yaitu :
- Ahadiah = Dzat Mutlaq atau Dzat Wajibul Wujud.
- Wahdah = Dzat Yang Maha Esa.
- Wahidiah- ILAH = Dzat yang Maha Kaya dari segala sesuatu apapun dan sesuatu yang selain-Nya memerlukan pada Allah ●
- Ahadiah = Dzat Mutlaq atau Dzat Wajibul Wujud.
- Wahdah = Dzat Yang Maha Esa.
- Wahidiah- ILAH = Dzat yang Maha Kaya dari segala sesuatu apapun dan sesuatu yang selain-Nya memerlukan pada Allah ●
Dzat ingin dikenal sebagai " KANZUN MAHFIAN "
Disinilah terbitnya " KUN ILAHI "
" Jadilah .... maka jadilah ia
Disinilah terbitnya " KUN ILAHI "
" Jadilah .... maka jadilah ia
DUDUK TAHIYYAT UL AKHIR
Tunduknya pada huruf " Dal "
Pada tahap ini, yang menyembah berada pada Alam Al-Insan, di nisbatkan pada tanah ketika ia duduk- dalam kesempurnaan.
Dia yang mengenal dan Dia-lah yang dikenal pada akhirnya. Dia yang turun dan naik dalam mi'raj :
" Rahasia Insan Rahasia-Ku, Rahasia- Ku rahasia Insan."
Di alam insan , sang penyembah diliputi dengan wujud, ilmu, nur dan syuhud. Maka Dzat adalah " Rahasianya "- Sifat adalah " Ruhnya "- Asma adalah " Qalbunya "- Dan Af'al adalah " Tubuhnya "
Pada tahap ini, yang menyembah berada pada Alam Al-Insan, di nisbatkan pada tanah ketika ia duduk- dalam kesempurnaan.
Dia yang mengenal dan Dia-lah yang dikenal pada akhirnya. Dia yang turun dan naik dalam mi'raj :
" Rahasia Insan Rahasia-Ku, Rahasia- Ku rahasia Insan."
Di alam insan , sang penyembah diliputi dengan wujud, ilmu, nur dan syuhud. Maka Dzat adalah " Rahasianya "- Sifat adalah " Ruhnya "- Asma adalah " Qalbunya "- Dan Af'al adalah " Tubuhnya "
Disinilah ia mengucap " Salam terakhir (Tahiyyat akhir) kepada Nabi saw. dan rahmat Allah beserta ke barakahan- Nya, juga kepada hamba- hamba yang shalihin sekalian.
Dialah yang menyaksi.....
Dan dialah yang bersaksi....
" ASYHADU AN LAA ILAAHA ILAALLAAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADUR RASUULULLAHI "
Dialah yang menyaksi.....
Dan dialah yang bersaksi....
" ASYHADU AN LAA ILAAHA ILAALLAAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADUR RASUULULLAHI "
SALAAM
سلاما قول رب الرحيم
" SALAAMUN QAULAN MIN RABBIR RAHIIM "
Inilah salam ahli Syurga .
Syurga inilah yang di nikmati oleh ahli sang penyembah yaitu Syurga yang di dalamnya tak ada bidadari, sungai, buah- buaham dan pepohonan. Didalam syurga inilah , yang menyembah terlena memandang Wajah Rabb semesta alam ●
Inilah salam ahli Syurga .
Syurga inilah yang di nikmati oleh ahli sang penyembah yaitu Syurga yang di dalamnya tak ada bidadari, sungai, buah- buaham dan pepohonan. Didalam syurga inilah , yang menyembah terlena memandang Wajah Rabb semesta alam ●
Di sini Anda perlu ketahui bahwa :
Suatu konsep atau pandangan dari para Arif Billah yang memahaminya, mereka itu sudah jauh dari manusia awam..
Yang perlu saya tekanlah adalah :
Shalat (Sujud) adalah suatu rahasia diri kita...
Jadi tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata bagaimana aku shalat (Sujud)....
Cukuplah untuk diri kita pribadi, (semuanya jadi kosong), tapi bila kita berkhalwat, Silahkan berbicara sebebas-bebasnya ●
Suatu konsep atau pandangan dari para Arif Billah yang memahaminya, mereka itu sudah jauh dari manusia awam..
Yang perlu saya tekanlah adalah :
Shalat (Sujud) adalah suatu rahasia diri kita...
Jadi tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata bagaimana aku shalat (Sujud)....
Cukuplah untuk diri kita pribadi, (semuanya jadi kosong), tapi bila kita berkhalwat, Silahkan berbicara sebebas-bebasnya ●
PERBANDINGAN SHALAT DALAM PERSEPEKTIF FIQIH DAN TASAWWUF
(1) - Shalat dalam persepektif Fiqih (Shalat formal)
.
Adalah sebagai ibadah pokok utama dalam Islam.
Shalat menjadi trade mark bagi siapapun yang mengaku beragama Islam. Artinya :
Ke Islaman seseorang secara lahiriah dapat dilihat dari shalatnya.
Jika shalatnya baik, maka orang tersebut dikenal sebagai Islam santri atau Islam hijau, terkadang disebut Islam putih.
Sebaliknya, jika shalatnya jelek atau justru tidak shalat, maka orang tersebut akan dikatakan sebagai Islam KTP atau Islam abal- abal.
Lebih dari sekedar trade mark.....
Adalah sebagai ibadah pokok utama dalam Islam.
Shalat menjadi trade mark bagi siapapun yang mengaku beragama Islam. Artinya :
Ke Islaman seseorang secara lahiriah dapat dilihat dari shalatnya.
Jika shalatnya baik, maka orang tersebut dikenal sebagai Islam santri atau Islam hijau, terkadang disebut Islam putih.
Sebaliknya, jika shalatnya jelek atau justru tidak shalat, maka orang tersebut akan dikatakan sebagai Islam KTP atau Islam abal- abal.
Lebih dari sekedar trade mark.....
Ada sebuah hadits shahih yang di riwayatkan oleh At-Turmudzi dll, bahwa ;
Nabi saw.menegaskan betapa pentingnya shalat :
" Sungguh amal seorang hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat.
Jika shalatnya baik, maka dia benar- benar beruntung. Tetapi bila shalatnya jelek, maka dia benar- benar merugi.."
Nabi saw.menegaskan betapa pentingnya shalat :
" Sungguh amal seorang hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat.
Jika shalatnya baik, maka dia benar- benar beruntung. Tetapi bila shalatnya jelek, maka dia benar- benar merugi.."
Dalam tataran fiqih, shalat dikatakan baik manakala sudah memenuhi syaratntya yaitu sesuatu yang mesti dipenuhi sebelum melakukan shalat. Dan rukun yaitu sesuatu yang harus dipenuhi ketika mengerjakan shalat.nya. sebagaimana bisa dfahami didalam kitab- kitab fiqih.
SYARAT SHALAT ADA DUA MACAM
Yakni syarat wajib shalat dan syarat sahnya shalat.
Syarat wajib shalat adalah :
(1) - Islam.
(2) - Baligh yaitu bagi laki-laki bila telah mimpi keluar mani. Dan perempuan bila datang mentsruasi atau haid atas dirinya.
(2) - Berakal sehat, tidak gila.
(1) - Islam.
(2) - Baligh yaitu bagi laki-laki bila telah mimpi keluar mani. Dan perempuan bila datang mentsruasi atau haid atas dirinya.
(2) - Berakal sehat, tidak gila.
Sedangkan syarat sahnya shalat ialah :
(1) - Mengetahui masuknya waktu shalat.
(2) - Suci dari hadats, baik hadats besar maupun hadats kecil. Dan najis.
(3) - Menutup aurat yaitu bagi laki- laki bagiannya adalah antara pusat dan lututnya. Bagi perempuan ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan dua telapak tangannya.
(4) - Menghadap Qiblat bagi yang memungkinkan.
(1) - Mengetahui masuknya waktu shalat.
(2) - Suci dari hadats, baik hadats besar maupun hadats kecil. Dan najis.
(3) - Menutup aurat yaitu bagi laki- laki bagiannya adalah antara pusat dan lututnya. Bagi perempuan ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan dua telapak tangannya.
(4) - Menghadap Qiblat bagi yang memungkinkan.
Sementara rukun shalat adalah :
(1) - Berdiri bagi yang mampu, kalau tak mampu berdiri, duduk, kalau ia tak sanggup duduk, berbaring dalam keadaan terlentang dengan posisi kaki ke arah qiblat.
(2) - Niat shalat
(3)- Takbiratul ihram membaca Allahu Akbar.
(4) - Membaca Al- fatihah dalam keadaan berdiri bagi yang mampu.
(5) - Ruku', membungkuk 90 derajat.
(6) - I'tidal yakni setelah bangkit dari ruku'.
(7) - Sujud. 7 anggota badan harus menyentuh tempat shalat yaitu Dahi, 2 tapak tangan bagian dalam 2 lutut dan jari- jari 2 kaki dengan posisi pantat diangkat lebih tinggi dari kepala.
(8) - Duduk diantara dua sujud.
(9) - Duduk Tahiyyat awal yakni tasyahud awal membaca Attahiyyah.. dan membaca syahadatain pertama.
(10) - DudukTahiyyat akhir yakni tasyahud akhir membaca Attahiyyah.... dan membaca syahadatain kedua.
(11) - Shalawatun 'alan Nabi saw.
(12) - Salam yakni salam kekanan dan kekiri
(13) - Tertib (thu'maninah), teratur, tidak terburu- buru dilakukan secara berurut ●
(1) - Berdiri bagi yang mampu, kalau tak mampu berdiri, duduk, kalau ia tak sanggup duduk, berbaring dalam keadaan terlentang dengan posisi kaki ke arah qiblat.
(2) - Niat shalat
(3)- Takbiratul ihram membaca Allahu Akbar.
(4) - Membaca Al- fatihah dalam keadaan berdiri bagi yang mampu.
(5) - Ruku', membungkuk 90 derajat.
(6) - I'tidal yakni setelah bangkit dari ruku'.
(7) - Sujud. 7 anggota badan harus menyentuh tempat shalat yaitu Dahi, 2 tapak tangan bagian dalam 2 lutut dan jari- jari 2 kaki dengan posisi pantat diangkat lebih tinggi dari kepala.
(8) - Duduk diantara dua sujud.
(9) - Duduk Tahiyyat awal yakni tasyahud awal membaca Attahiyyah.. dan membaca syahadatain pertama.
(10) - DudukTahiyyat akhir yakni tasyahud akhir membaca Attahiyyah.... dan membaca syahadatain kedua.
(11) - Shalawatun 'alan Nabi saw.
(12) - Salam yakni salam kekanan dan kekiri
(13) - Tertib (thu'maninah), teratur, tidak terburu- buru dilakukan secara berurut ●
Seorang muslim dan muslimah yang melakukan shalat dengan memenuhi syarat dan rukunnya, berarti dia sudah menunaikan kewajibannya.
Mengenai bacaan ayat selain Al-Fatihah dan membaca doa selain rukun diatas yang megiringi semua gerakan dalam shalat, hukumnya sunnah kecuali membaca tasbih hukumnya wajib 1x saja , 3x sunnah. Sebaiknya dibaca saja, tetapi kalau tak dibacakan 3x, shalatnya tetap sah ●
Akhirul kalam :
Akhirul kalam :
امين اللهم امين
والسلام ........
والسلام ........
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
جعفررالدين الجيلان الصدق
Dikutip oleh :
جعفررالدين الجيلان الصدق
جعفررالدين الجيلان الصدق
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
بسم ربك الأعلى
- Di sini saya sedikit akan menjelaskan mengenai maksud tujuan hakIkat shalat, tetapi yang saya tuliskan hanyalah i'tibar atau tamsilannya saja, sedangkan pemahaman tuk mendalaminya haruslah Anda bertanya pada Guru di sekitar Anda, karena dia akan menjelaskan dan membimbing Anda bagaimana melaksanakan shalat hakikat tersebut. Dan shalat hakikat ini sama shalatnya dengan shalatnya orang syari'at yang sebanyak lima waktu dan sama seperti apa yang dianjurkan Rasilullah saw. sebagaimana beliau shalat. Namun didalam shalat ini, ada satu anugerah yang diperlihatkan kepada sang pelaku shalat itu, jika hatinya sudah sampai pada pengenalan shalat.
Mari menyimak bersama- sama apa yang saya tulis dibawah ini dan semoga pelajaran ini ada manfaat besar untuk kita semua ●Aamiin Allaahumma aamiin ●●●
بسم ربك الأعلى
- Di sini saya sedikit akan menjelaskan mengenai maksud tujuan hakIkat shalat, tetapi yang saya tuliskan hanyalah i'tibar atau tamsilannya saja, sedangkan pemahaman tuk mendalaminya haruslah Anda bertanya pada Guru di sekitar Anda, karena dia akan menjelaskan dan membimbing Anda bagaimana melaksanakan shalat hakikat tersebut. Dan shalat hakikat ini sama shalatnya dengan shalatnya orang syari'at yang sebanyak lima waktu dan sama seperti apa yang dianjurkan Rasilullah saw. sebagaimana beliau shalat. Namun didalam shalat ini, ada satu anugerah yang diperlihatkan kepada sang pelaku shalat itu, jika hatinya sudah sampai pada pengenalan shalat.
Mari menyimak bersama- sama apa yang saya tulis dibawah ini dan semoga pelajaran ini ada manfaat besar untuk kita semua ●Aamiin Allaahumma aamiin ●●●
0 comments:
Catat Ulasan