ALAM MUKASYAFAH.
Alam muksyafah adalah keadaan di mana diri salik mulai tersingkapnya hijab keakuan diri mahluk.
Alam MUKASYAFAH terbagi menjadi 2.
1. KASYAF SWARI, Adalah suatu keadaan di mana diri salik dalam suluknya di bawa kedalam alam ghoibnya mahluk,
Maaf, siapa saja yg terjebak pada KASYAF SWARI di mana terbuai dengan suatu keajaiban yg di lihatnya dan dia berhenti di situ saja karena merasa enak dan betah biasanya ini akan menghasilkan.
Julukan wali, ustadz, paranaormal, dukun yg mempunyai kelebihan.
1. Ngobatin sihir.
2. Ngobatin penyakit.
3. Nerawang.
4. Baca pikiran orang.
5. Mengetahui kondisi sukma/jiwa orang yg telah meninggal di alam antara.
6. Bisa komunikasi dg khodam.
7. Dll.
Julukan wali, ustadz, paranaormal, dukun yg mempunyai kelebihan.
1. Ngobatin sihir.
2. Ngobatin penyakit.
3. Nerawang.
4. Baca pikiran orang.
5. Mengetahui kondisi sukma/jiwa orang yg telah meninggal di alam antara.
6. Bisa komunikasi dg khodam.
7. Dll.
Kenapa dia bisa melakukan itu semua? Karena sewaktu dalam suluknya dia sering melakukan DZIKIR JAHRI ( terucap di mulut), dan DZIKIR SIRRI, ( terucap di hati) yg berbilang 100x ,1000x, dan seterusnya, jika tidak percaya silakan di coba, dg mengistiqomah dzikir jahri maupun sirri kita akan di bawa terbang melayang di perlihatkan cahaya2, sosok2, bahkan bisa jadi di perlihatkan para nabi, para wali, syurga, neraka bahkan malaikat.
Energi yg di hasilkannya tergantung tingkat keistiqomahan menjalankan kedua dzikir tersebut, jika dia hanya sekedarnya saja dalam arti tidak rutin menjalankan kedua dzikir tersebut tentunya energi yg di hasilkanya kecil, karena khodam yg mengikutinya kelasnya prajurit, kasarnya kelas pocong sama kuntilanak saja..hehehe..
Tetapi jika dia selalu istiqomah dalam arti rutin menjalankan dzikir tersebut tentunya energi yg di hasilkannya sangatlah besar, karena khodam yg masuk kelasnya sudah jendral, kasarnya kelas iblis.
Siapa mau? Silahkan coba sendiri..!!!😁😁🙏
Tetapi perlu di ketahui, ketika kita terjebak dalam KASYAF SWARI yg di mana dalam perjalanan hanya di pertemukan mahluk saja karena tidak mengetahui zdat yg meliputi diri mahluk tersebut, ini akan sangat sulit keluar dan akan semakin jauh tidak bisa bertemu Allah lewat MUSYAHADAH dan tidak akan pernah mengalami KEWUSHULAN.
Upzzzz...gimana jadi tidak mengistiqomahkan kedua dzikir itu...??? Heheee.
2. KASYAF MAKNAWI, adalah keadaan di mana salik dalam suluknya tidak di lewatkan melalui alam ghoibnya mahluk, karena lewat bimbingan mursyid yg kamil mukamil, si salik di arahkan untuk mengistiqomahan dzikir RASA atau DZIKIR SIRRI FISIRRI atau SIRRUR ASROR, dzikir ini sudah tidak ada ucapan lagi baik di mulut atau di hati, melainkan di minta untuk merasakan yg hidup di dalam diri melalui nafas, detak jantung, aliran darah.
Jika di istiqomahkan terus menerus besar kemungkinan hidayah ALLAH akan di turunkan, karena di dalam dzikir ini sifat2 keakuan mahluk sedikit demi sedikit akan sirna atau lenyap sehingga puncaknya dia tidak merasakan lagi hidup sebagai mahluk, ini yg di namakan QOBLA MUTTU ANTA MUTTU, " matilah sebelum mati" artinya segala sifat kemahlukan sudah di matikan karena mahluk tidak mempunyai sifat hidup sehingga sudah merasakan yg hidup di dalam dirinya bukan hidupnya mahluk melainkan hidupnya Allah sendiri.
Di sinilah dia akan merasakan KEWUSHULAN atau MUSYAHADAH bertemu ALLAH.
Jika sudah di maqom ini atau maqom MUSYAHADAH segalanya sudah LA HAULA WALA QUWWATA ILLAH BILLAH, sudah KUN FAYAKUNnya ALLAH, yang energinya sangatlah luar biasa, segalanya ada super kumplit di area ini, dan bahkan jika bertemu dg seoarang yg masih terjebak pada area KASYAF SWARI dia akan cenderung menundukan kepala karena kalah enargi, tak ada kekauatan yg dpt menembus kekuatan ALLAH sendiri.
Semua kembali pada diri kita masing2, dan kita tdk bisa meminta, tinggal terima dan jalani dg ihklas mau di posisikan di area mana itu hak prerogatif Allah.
Demikian.
Semoga bermanfaat dan mendapat kefahaman
( Sumber dari FB Ilmu Jati Diri )
alhamdulillah,menambah ilmu pengetahuan🙏😊
BalasPadam