Kita tahu bahwa Imam Syafi'i, Imam Maliki, Imam Hambali adalah 'Ulama Ahlussunnah wal jama'ah, tapi semua Imam ini MENCELA KAUM SUFI.
Artinya apa?
KAUM SUFI BUKANLAH TERMASUK AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
.
Artinya apa?
KAUM SUFI BUKANLAH TERMASUK AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
.
PERKATAAN ULAMA TENTANG SUFI
.
Nov 19, 2011 | Asy Syariah Edisi 055 |
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)
.
Nov 19, 2011 | Asy Syariah Edisi 055 |
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)
‼Celaan Al-Imam ASY-SYAFI'I t terhadap shufiyah
Shufiyah bukanlah pengikut Al-Imam Asy-Syafi’i t. Di antara buktinya adalah banyaknya celaan dari Al-Imam Asy-Syafi’i dan lainnya terhadap mereka.
Al-Imam Al-Baihaqi t meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i t: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”
Al-Imam Asy-Syafi’i t juga mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.”
Beliau juga berkata, “Azas (dasar shufiyah) adalah malas.” (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i t hal. 13-15)
Beliau menamai shufiyah dengan kaum zindiq. Kata beliau t, “Kami tinggalkan Baghdad dalam keadaan orang-orang zindiq telah membuat-buat bid’ah yang mereka namakan sama’ (nyanyian sufi, red.).”
Asy-Syaikh Jamil Zainu berkata, “Orang-orang zindiq yang dimaksud Al-Imam Asy-Syafi’i t adalah kaum shufiyah.” (Lihat Shufiyah fi Mizan Al-Kitabi was Sunnah)
Shufiyah bukanlah pengikut Al-Imam Asy-Syafi’i t. Di antara buktinya adalah banyaknya celaan dari Al-Imam Asy-Syafi’i dan lainnya terhadap mereka.
Al-Imam Al-Baihaqi t meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i t: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”
Al-Imam Asy-Syafi’i t juga mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.”
Beliau juga berkata, “Azas (dasar shufiyah) adalah malas.” (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i t hal. 13-15)
Beliau menamai shufiyah dengan kaum zindiq. Kata beliau t, “Kami tinggalkan Baghdad dalam keadaan orang-orang zindiq telah membuat-buat bid’ah yang mereka namakan sama’ (nyanyian sufi, red.).”
Asy-Syaikh Jamil Zainu berkata, “Orang-orang zindiq yang dimaksud Al-Imam Asy-Syafi’i t adalah kaum shufiyah.” (Lihat Shufiyah fi Mizan Al-Kitabi was Sunnah)
‼Celaan Al-Imam MALIK t (IMAM MALIKI) terhadap shufiyah
At-Tunisi mengatakan: Kami berada di sisi Al-Imam Malik, sedangkan murid-murid beliau di sekelilingnya. Seorang dari Nashibiyin berkata: “Di tempat kami ada satu kelompok disebut shufiyah. Mereka banyak makan, kemudian membaca qashidah dan berjoget.”
Al-Imam Malik berkata, “Apakah mereka anak-anak?”
Orang tadi menjawab, “Bukan.”
Beliau berkata, “Apakah mereka adalah orang-orang gila?”
Orang tadi berkata, “Bukan, mereka adalah orang-orang tua yang berakal.”
Al-Imam Malik berkata, “Aku tidak pernah mendengar seorang pemeluk Islam melakukan demikian.”
At-Tunisi mengatakan: Kami berada di sisi Al-Imam Malik, sedangkan murid-murid beliau di sekelilingnya. Seorang dari Nashibiyin berkata: “Di tempat kami ada satu kelompok disebut shufiyah. Mereka banyak makan, kemudian membaca qashidah dan berjoget.”
Al-Imam Malik berkata, “Apakah mereka anak-anak?”
Orang tadi menjawab, “Bukan.”
Beliau berkata, “Apakah mereka adalah orang-orang gila?”
Orang tadi berkata, “Bukan, mereka adalah orang-orang tua yang berakal.”
Al-Imam Malik berkata, “Aku tidak pernah mendengar seorang pemeluk Islam melakukan demikian.”
‼Celaan Al-Imam AHMAD t (IMAM HAMBALI) terhadap shufiyah
Beliau ditanya tentang apa yang dilakukan shufiyah berupa nasyid-nasyid dan qashidah yang mereka namakan sama’. Beliau berkata, “Itu adalah muhdats (perkara baru yang diada-adakan dalam Islam).” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah boleh kami duduk bersama mereka?” Beliau menjawab, “Janganlah kalian duduk bersama mereka.”
Beliau berkata tentang Harits Al-Muhasibi –dia adalah tokoh shufiyah–, “Aku tidak pernah mendengar pembicaraan tentang masalah hakikat sesuatu seperti yang diucapkannya. Namun aku tidak membolehkan engkau berteman dengannya.”
Beliau ditanya tentang apa yang dilakukan shufiyah berupa nasyid-nasyid dan qashidah yang mereka namakan sama’. Beliau berkata, “Itu adalah muhdats (perkara baru yang diada-adakan dalam Islam).” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah boleh kami duduk bersama mereka?” Beliau menjawab, “Janganlah kalian duduk bersama mereka.”
Beliau berkata tentang Harits Al-Muhasibi –dia adalah tokoh shufiyah–, “Aku tidak pernah mendengar pembicaraan tentang masalah hakikat sesuatu seperti yang diucapkannya. Namun aku tidak membolehkan engkau berteman dengannya.”
‼Celaan Al-Imam ABU ZUR'AH t terhadap shufiyah
Al-Hafizh berkata dalam Tahdzib: Al-Bardza’i berkata, “Abu Zur’ah ditanya tentang Harits Al-Muhasibi dan kitab-kitabnya. Beliau berkata kepada penanya, ‘Hati-hati kamu dari kitab-kitab ini, karena isinya kebid’ahan dan kesesatan. Engkau wajib berpegang dengan atsar, akan engkau dapati yang membuatmu tidak membutuhkan apapun dari kitab-kitabnya’.”
Al-Hafizh berkata dalam Tahdzib: Al-Bardza’i berkata, “Abu Zur’ah ditanya tentang Harits Al-Muhasibi dan kitab-kitabnya. Beliau berkata kepada penanya, ‘Hati-hati kamu dari kitab-kitab ini, karena isinya kebid’ahan dan kesesatan. Engkau wajib berpegang dengan atsar, akan engkau dapati yang membuatmu tidak membutuhkan apapun dari kitab-kitabnya’.”
‼Celaan Al-Imam IBNUL JAUZI t terhadap shufiyah
Beliau berkata, “Aku telah menelaah keadaan shufiyah dan aku dapati kebanyakannya menyimpang dari syariat. Antara bodoh tentang syariat atau kebid’ahan dengan akal pikiran.”
Marwan bin Muhammad t berkata:
“Tiga golongan manusia yang tidak bisa dipercaya dalam masalah agama: shufi, qashash (tukang kisah), dan ahlul bid’ah yang membantah ahlul bid’ah lainnya.”
(Lihat Mukhalafatush Shufiyah, hal.16-18)
Beliau berkata, “Aku telah menelaah keadaan shufiyah dan aku dapati kebanyakannya menyimpang dari syariat. Antara bodoh tentang syariat atau kebid’ahan dengan akal pikiran.”
Marwan bin Muhammad t berkata:
“Tiga golongan manusia yang tidak bisa dipercaya dalam masalah agama: shufi, qashash (tukang kisah), dan ahlul bid’ah yang membantah ahlul bid’ah lainnya.”
(Lihat Mukhalafatush Shufiyah, hal.16-18)
0 comments:
Catat Ulasan